Ada apa dengan Michael Bay ?.
Pertanyaan tersebut pastilah terlintas
di pikiran Anda tatkala membaca judul tulisan ini. Ataukah Anda sedang berpikir
bahwa saya pengagum berat Michael Bay ?. Emm....tidak juga. Bukan berarti juga
saya membencinya. Tidak, untuk apa pula saya membencinya. Toh film-film
karyanya sangatlah menghibur, jadi itu tidak mungkin. Lantas, apa maksud dari
tulisan mengenai Michael Bay ini ?. Yah, hanya sekedar tertarik saja sebenarnya
dengan salah satu sutradara terkenal Hollywood satu ini. Di saat mungkin blogger lainnya tengah menuliskan
opininya mengenai sutradara-sutradara ternama lainnya macam Christoper Nolan, Quentin
Tarantino, Martin Scorsese, dan lainnya, saya justru menulis mengenai sutradara
yang selalu panen kritik negatif atas karya-karyanya ini.
Michael Bay yang lahir pada 17
Februari 1965 ini memang dikenal dengan franchise
Transformer-nya yang telah mendapatkan pendapatan jutaan dolar di seluruh
dunia. Film-film kelas blockbuster
yang pernah ia buat selalu sukses di pasaran. Semua itu tidak lain merupakan
keahliannya dalam membuat film yang banyak mengundang aksi, ledakan, teknologi
canggih, dan wanita seksi yang tentunya dengan mudahnya menarik khalayak ramai
untuk selalui menontonnya. Tidak ada kedalaman cerita atau pendalaman karakter
berarti dalam setiap filmnya. Ya, karena penonton sendiri kebanyakan sudah puas
dengan segala visual maupun audio yang ia tawarkan. Masalah konsep cerita
adalah urusan belakangan, yang pastinya ia sanggup menyajikan gelaran
spektakuler yang selalu dinanti-nanti ketika film-filmnya rilis.
Michael Bay yang selalu panen kritik
soal film-filmnya memang betul adanya. Dari aspek cerita, film buatannya boleh
dikatakan tidak ada yang ‘benar-benar’ bagus. Maksud saya adalah tidak ada yang
sampai mempermainkan emosi penontonnya. Membuat penontonnya merasakan suka,
simpati, haru, dan lain sebagainya. Apalagi sampai bisa masuk dalam nominasi
penghargaan film-film bergengsi di kategori “Film Terbaik”. Ada juga pula yang
menyatakan bahwa film-film buatannya tidaklah layak tonton. Well, saya kurang setuju untuk
penyebutan itu.
Rasanya lengkap sudah
kekurangan-kekurangan di film-filmnya Bay. Tapi ada satu hal yang perlu digaris
bawahi adalah bahwa Bay selalu totalitas dalam setiap karyanya. Ia sanggup
memaksimalkan bujet yang ada untuk membangun sebuah film dengan kelas blockbuster. Lihat saja, ia dengan
hebatnya menghadirkan setiap adegan ledakan besar-besaran bahkan sampai-sampai
menggandeng pihak militer untuk keperluan syuting. CGI yang ia gunakan dalam
filmnya jugalah tidak tanggung-tanggung, tengok saja “Transformers” series. Coba
siapa sekarang yang tidak suka melihat kendaraan beraneka macam berubah menjadi
robot ?. Hemm...tentunya sangat mengasyikkan. Dan hebatnya Michael Bay telah
mampu mewujudkan mimpi itu lewat petualangan Optimus Prime dkk. yang sebelumnya
hanya kita lihat lewat serial kartunnya saja.
Setelah aksi seru nan menegangkan dan
ledakan-ledakan bombastisnya, Bay juga tidak lupa menghadirkan penyedap visual
lewat aktris-aktris seksi yang selalu ia undang untuk main di filmnya. Kembali terlihat
kecerdikan Bay yang begitu lihai memanfaatkan potensi yang ada demi menyuguhkan
film yang menghibur bagi penontonnya. Tentunya kebanyakan film yang ia buat
memang lebih bersegmen pada penonton-penonton dari kaum Adam. Selain hal-hal
yang saya sebutkan di atas, ciri khas lain yang selalu melekat pada sutradara
kelahiran L.A. ini adalah pada cara pengambilan gambarnya dengan angle tertentu dan produk-produk yang
selalu mampir di film karyanya. Sungguh mengasyikkan bukan, di saat kita sedang
asyiknya menonton, kita pun seakan ikut berlomba-lomba menebak dan menghitung
berapa jumlah produk yang lewat.
Mungkin tidak ada film-filmnya dengan rating sangat tinggi dalam situs-situs
terkenal macam Rotten Tomatoes, Metacritic, hingga IMDb. Tapi persetan dengan
semua itu, toh animo masyarakat untuk menonton film-filmnya sangatlah tinggi
tanpa dipengaruhi rating semacam itu.
Hampir dipastikan tidak ada bioskop yang sepi ketika filmnya sedang diputar. Mengapa
?. Karena film buatannya sangatlah menghibur, itu saja. Ia totalitas, maksimal,
dan tahu cara menyenangkan penonton. Apakah penonton peduli dengan Sam Witwicki
yang tiba-tiba hilang di “Transformers 4” (2014) ?. Lah, ngapain ?. Wong mereka
sudah senang kok melihat Lamborghini bisa jadi robot. Intinya Michael Bay sudah
tidak peduli lagi entah itu naskah filmnya bagus atau tidak. Dibenci kritikus
film pun ia tidak peduli, karena ia bilang sendiri kalo filmnya untuk menghibur
penonton, bukan kritikus film. Pokoknya yang penting bujetnya harus gede, ada
ledakan, CGI mahal, produk bersliweran, dan wanita seksi....uhhuy. Nah, masih
ada yang bilang tidak layak tonton ?.
Pertanyaan terakhir. Apakah Anda
pernah mendengar film berjudul “Letters from Iwo Jima” (2006) ?. Hemm, mungkin
tidak semua dari Anda tahu. Tapi bagaimana dengan “Pearl Harbor” (2001) ?. Saya
yakin Anda tahu semua. Apakah Anda juga pernah mendengar film berjudul “2001 :
A Space Odyssey” (1968) ?. Mungkin ada yang tahu meski tidak banyak. Tapi saya sangat
yakin Anda pasti tahu “Armageddon” (1998) bukan ?. Nah betulkan apa kata saya,
film-filmnya Michael Bay lebih dikenal kok. (ha....ha....ha....) J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AYO KITA DISKUSIKAN !