“The Murder Case of Hana and
Alice” adalah prekuel dari “Hana and Alice” yang dibuat tahun 2004. Bedanya
untuk prekuel ini, Shunji Iwai yang sebelumnya juga menyutradarai sekuel
tersebut kini menggunakan media animasi untuk menuangkan ide cerita yang juga ia
tulis sendiri. Uniknya lagi, Anne Suzuki (Initial-D, 2005) dan Yū Aoi (Honey & Clover dan Rurouni Kenshin) yang
sebelumnya bermain di versi 2004 tersebut kini kembali hadir untuk menyuarakan
karakter Hana dan Alice yang dulu mereka perankan. Dengan cerita berbumbu
misteri, prekuel ini bisa dibilang cukup menarik perhatian bila dibanding
sekuelnya yang lebih ke arah teenage
romcom. Lingkup high school yang
digunakan pun mengisyaratkan bahwa sajian yang satu ini bakal terasa seru, ringan,
dan kocak di dalamnya.
Cerita berawal dari pindahnya
Tetsuko Arisugawa/Alice (Yū Aoi) ke sekolah Ishinomori
dimana di sana ada desas-desus mengenai kasus pembunuhan yang kemudian mengarah
pada hal-hal supernatural. Alice yang
tidak percaya takhayul malah menjadi bagian dari objek exorcism salah satu siswi di sana. Kemudian ia mengenal Hana Arai
(Anne Suzuki) yang berkepribadian tertutup dan mengaku mengenal sosok yang
ramai dibicarakan sebagai korban pembunuhan itu. Bersama dengan Hana, Alice pun
ikut mencari tahu kebenaran dari rumor tersebut. Investigasi berbalut
petualangan itupun menandai awal kedekatan mereka berdua yang belum lama ini saling
mengenal.
Sebelum menulis panjang lebar
terkait ceritanya, sebuah kewajiban bila saya sedikit menyinggung terkait gaya
animasi unik yang digunakan Shunji Iwai di film ini. Mengapa saya menyebutnya
unik, sebab gaya animasinya bisa dikatakan sangat berbeda dengan yang sering
digunakan dalam animasi Jepang/anime
pada umumnya. Shunji Iwai menggunakan teknik rotoscoping dengan mengaplikasikan set asli (termasuk cast)
yang lantas dipoles dengan animasi penuh warna berikut hasilnya yang cukup
memuaskan. Bila Anda pernah menonton anime
berjudul “Aku no Hana” (2013-) atau film berjudul “Waking Life” (2001) milik
Richard Linklater, maka seperti itulah bentuk dari animasi dengan teknik rotoscoping ini. Animasi jenis ini
tentunya akan membagi dua kubu penontonnya, ada yang mungkin melihatnya ‘buruk’
sebab kurang familiar dengan anime
pada umumnya dan mereka yang menyukainya dengan alasan fresh. Untungnya saya ada di kubu kedua meski saya akui tetap ada
kekurangan terutama di bagian wajah karakter yang terlalu sering berubah-ubah
tiap frame-nya.
Untuk konsep cerita, Shunji
Iwai sebenarnya tidak benar-benar membawa ide yang baru ke dalam naskah yang ia
tulis. Konsep detektif ala anak SMA sudah sering bertebaran di film-film dan
cukup banyak ditemui. Namun ia cukup banyak menyuntikkan unsur komedi lewat kekonyolan
anak remaja SMA ke dalamnya sehingga konsep yang sudah jamak itu masihlah lumayan
asyik untuk diikuti. Film ini sendiri bukan tipe whodunnit dengan sentuhan thrill
yang mencekam, melainkan lebih pada argumen-argumen anak SMA yang mencoba
membuktikan kebenaran sebuah rumor dengan komedi yang cukup memancing tawa di
sana sini. Ya, unsur komedinya memang terasa pas dan tahu timing serta khas remaja SMA yang dengan keluguan-keluguannya hadir
begitu menghibur di sepanjang durasi. Keluguan dari gadis bernama Hana dan
Alice dalam mencari tahu terkait kasus pembunuhan itu tidak membuat mereka
berakhir sebagai karakter bodoh dan menyebalkan, namun sebaliknya chemistry mereka terasa kuat dan
petualangan pencarian itu mampu mengikat atensi.
“The Murder Case of Hana and
Alice” sempat pula menyelipkan hal berbau mistis di bagian awal-awal dengan
harapan penonton dapat tertarik lebih dalam lewat misteri yang dihadirkan. Tapi
sayangnya, narasi Shunji Iwai tersebut terlalu mudah ditebak bila hal mistis
itu tidak lebih hanya sekedar decoy.
Dengan hanya melihat kulit luarnya saja, sudah barang mudah untuk menebak bila
film misteri semacam ini tidak mungkin memasukkan unsur tersebut selain memang
untuk pancingan semata. Untunglah Shunji Iwai masih bisa mempertanggung
jawabkan kekurangan di bagian itu lewat twist
kecil yang jika dipikir lagi juga tidaklah terlalu penting. Kemudian cerita pun
bergulir lewat perkenalan Alice dengan Hana seperti yang saya tulis dalam
sinopsis di atas. Petualangan dimulai dan saya menangkap ada cukup banyak
keseruan terhidang di balik proses investigasi tersebut. Keseruan itu sayangnya
tidak sanggup bertahan lama sebab dalam presentasinya, kurang banyak konflik
yang hadir memberikan rintangan berarti bagi Hana dan Alice untuk mengungkap
kasus tersebut.
Selain konflik yang diberikan
kuranglah begitu ‘mencengkeram’, ada subplot
di pertengahan yang sangat disayangkan kurang relevan dan jatuhnya membuat saya
sedikit bosan. Namun subplot yang
berisi perkenalan Alice dengan seorang pria tua itu bisa dikata tidak sampai
membuatnya buruk apalagi sampai merusak substansi cerita. Malah pertemuan
dengan pria tua itu bila saya perhatikan dengan detail merupakan homage untuk film legendaris dari Akira
Kurosawa yang berjudul “Ikiru” (1952). Salah satunya di sana ditampilkan scene ketika pria tua itu duduk
termenung di ayunan yang juga merupakan scene
fenomenal dari film “Ikiru” lengkap dengan nada bicara ‘serak’ yang khas. Meski
dibuat sebagai homage untuk film
besar sekalipun, saya rasa kurang relevan untuk plot utama dalam film ini.
Overall,
petualangan ala detektif SMA ini berakhir sebagai hiburan yang cukup seru di
kala senggang yang mengecewakannya banyak hal potensial kurang bisa diangkat
dan berakhir anti-klimaks. Boleh saja banyak porsi komedinya, namun minus thrill dalam cerita yang mengedepankan espionage tentunya merupakan kekurangan
yang cukup fatal.
6,5 / 10
BalasHapusobat penggugur
obat penggugur kandungan
jual obat penggugur
harga obat penggugur
cara menggugurkan kandungan
cara menggugurkan obat kandungan
cytotec
harga cytotec
harga obat cytotec
harga obat misoprostol
jual cytotec
obat cytotec
harga cytotec di apotik
cara pemakaian cytotec
cara pemakaian obat cytotec
obat telat bulan
cytotec
mantapp..
BalasHapussip
BalasHapusantiklimak seperti jdrama
Agen GAPLE ONLINE Pakai Pulsa Anda T-SEL,XL untuk main di Agen kami
BalasHapusTexas Hold'em Poker,
Capsa Susun, Bandar Poker, Domino QQ, Adu Q, dan Bandar Q.
Permainan games online lain seperti
Sabung Ayam S1288, CF88, SV388, Sportsbook, Casino Online,
Togel Online, Bola Tangkas Slots Games, Tembak Ikan, Casino Games juga Tersedia di Website PokerVita.fun
Terima semua BANK Nasional dan Daerah, OVO GOPAY Pasti Bisa
Hubungi customer service officer kami
Whatsapp : 0812-222-2996
WWW.POKERVITA.FUN
Data prediksi terlengkap hanya bisa anda dapatkan di https://autojp4d.com/
BalasHapus