Bahwasanya
bila fairytale tidak selalu berakhir
dengan bahagia memang ada benarnya juga. Saya pun terkadang juga berfikir
seperti itu. Dewasa ini fairytale pun
sudah tidak lagi identik dengan dunia anak-anak yang menyenangkan. Bahkan jauh
dari bayangan kebanyakan anak-anak bahwa fairytale
dipenuhi dengan aneka macam keindahan, yang ada adalah justru setiap bagiannya
berisikan kesedihan, kekejaman, dan nuansa yang kelam. Mungkin itulah yang
sedikit saya tangkap dari karya Guillermo del Toro berjudul “Pan’s Labyrinth”
(2006). Senada dengan film tersebut, karya sutradara Itali Matteo Garrone
bertajuk “Tale of Tales” ini setidaknya juga mempergunakan premis menarik
tersebut.
“Tale
of Tales” terdiri dari tiga segmen, yang pertama (“The Enchanted Doe”) berkisah
mengenai Raja (John C. Reilly) dan Ratu dari Longtrellis (Salma Hayek). Sang Ratu
sangat menginginkan seorang anak hingga kemudian datanglah necromancer menawarkan bantuan untuk memecahkan masalah itu. Necromancer lalu meminta Sang Ratu untuk
memakan jantung monster laut yang dimasak oleh perawan. Tidak lama Sang Ratu pun
mengandung seorang putra. Tapi, ada harga mahal yang harus dibayar dari hal
tersebut. Segmen berikutnya (“The Flea”) bercerita tentang Raja dari Highhills (Toby
Jones) yang memelihara seekor kutu misterius dan segmen terakhir (“The Flayed
Old Lady”) mengenai Raja dari Strongcliff (Vincent Cassel) yang amat bernafsu
pada setiap wanita muda yang cantik.
Tiga
segmen yang merupakan kesatuan utuh dari “Tale of Tales” memiliki setting yang
sama. Ketiganya masing-masing memiliki sosok raja yang hidup bertetangga walau
tidak pernah ditampilkan terlihat saling bercakap-cakap satu sama lainnya.
Namun, penggambaran seorang raja dari ketiganya tersebut tidaklah sama. Raja di
segmen pertama memiliki pendamping seorang ratu tapi tanpa kehadiran seorang
anak. Raja di segmen kedua memiliki seorang putri yang cantik tanpa seorang
ratu yang mendampingi. Sedangkan raja di segmen ketiga tidak nampak memiliki
seorang pasangan ataupun anak meski ia gemar bercinta dengan banyak wanita. Ketiganya
sebenarnya tidak banyak mendapatkan sorotan dari tiap segmennya, sebab yang
lebih diangkat adalah karakter lain yang berada di sekitarnya. Sebagai contoh
di segmen pertama lebih berfokuskan pada Sang Ratu dan hubungan putranya dengan
sahabatnya dari golongan bawah. Tapi dari ketiganya tersebut tetap memiliki unsur
dari fairytale yang sering dituturkan
dari masa ke masa.
Secara
keseluruhan dari setiap bagian cerita yang ada dalam “Tale of Tales” mungkinlah
tidak terasa familiar. Tapi dari segi konsep cerita “Tale of Tales” berisikan rangkuman
dari cerita dasar yang selalu dimiliki oleh setiap fairytale. “Tale of Tales” mungkin berbeda dengan franchise “Shrek” atau “Into The Woods”
(2014) yang menggabungkan aneka macam dongeng-dongeng terkenal ke dalamnya,
karena apa yang ada di sini lebih pada konsep dasar dari setiap dongeng-dongeng
tersebut. Dengan kata lain di sini ada kisah tentang raja dan ratu di era medieval, sayembara mendapatkan isteri, putri
yang mendamba pangeran, hingga obsesi menjadi wanita muda yang cantik. Semua
konsep yang biasanya ada dalam dongeng semacam itulah banyak dituangkan ke
dalam film ini. Hanya bedanya di sini Matteo Garrone banyak bermain dalam nuansa
yang kelam dan mengangkat cerita yang penuh kesedihan dan hasilnya adalah fairytale yang tidak bersegmentasi pada
audiens di kalangan anak-anak.
Apa
yang ingin dilakukan oleh Matteo Garrone di sini tidak lain adalah memaparkan
sebuah fakta-fakta yang pada dasarnya fairytale
memang memiliki unsur yang begitu gelap di dalamnya. Sekalipun ada secercah
kebahagian, itu saja tidak akan berlangsung lama. Saya ambilkan contoh pada
segmen pertama berjudul “The Enchanted Doe” yang mana Sang Ratu begitu
menginginkan sekali memiliki anak. Kebahagian pun datang dengan lahirnya sang
putra yang begitu ‘ajaib’, tapi apakah ke depannya kebahagian terus
mengelilingi kehidupan Sang Ratu ?. Ternyata tidak !. Rupanya ada bayaran yang
bersifat ‘memilukan’ dari kebahagian dan ketenteraman yang ia dapatkan
tersebut. Dari latar belakangnya “Tale of Tales” ini banyak mengadaptasi koleksi
dongeng milik sastrawan Itali bernama Giambattista Basile. Sebuah koleksi
dongeng-dongeng yang merupakan akar dari berbagai macam dongeng terkenal di
seluruh dunia seperti “Cinderella”, “Sleeping Beauty”, hingga “Rapunzel”.
Dengan kata lain dari bukti tersebut kita dapat memahami bahwa sedari awal fairytale memang sudah dikonsep dengan
pendekatan yang lebih berat, dewasa, dan kelam.
Dari
ketiga dongeng tua tersebut saya menangkap hal pokok di dalamnya berupa
‘obsesi’. Ketiganya berisikan hal itu dimana ketika obsesi yang begitu besar
menguasai manusia, maka yang sering terjadi adalah ia sering menyingkirkan
‘cinta’ yang sebelumnya bersemayam di dalam hatinya. ‘Cinta’ yang tertanam kuat
itu rasanya tidak ada nilainya lagi ketika obsesi telah berbicara dan meminta
untuk lebih dan lebih. Hubungan ibu-anak, ayah-anak, dan sesama saudara
diangkat secara mendalam di sini yang rupanya di baliknya terselip sisi gelap
yang begitu pekat. Dengan dasar dari isi tersebut, “Tale of Tales” kembali
menguatkan bahwa sejatinya fairytale
tidak selamanya berakhir indah dan seperti bayangan anak-anak pada umumnya. Matteo
Garrone menghadirkannya dengan cukup bagus melalui plot yang saling berloncatan
tapi tetaplah mengasyikkan untuk diikuti. Layaknya del Toro, Garrone cukup
sukses dalam menghidupkan kembali fairytale
yang tidak kekanak-kanakan lengkap dengan segala intriknya.
Sebagai
tambahannya, “Tale of Tales” juga didukung dengan set lokasi, kostum, hingga
desain creature yang bagus meski
tidak sampai level epic seperti dalam
film-film Hollywood. Walau tidak ada penggalian karakter secara mendalam di
ceritanya, namun masih bisa diterima lewat penuturannya yang tergolong generik
lengkap dengan konflik-konflik yang menarik.
8 / 10
Bayburt
BalasHapusKars
Batman
Urfa
İzmir
06İ7
kars
BalasHapussinop
sakarya
ankara
çorum
P2İC
görüntülüshow
BalasHapusücretli show
VUA
https://titandijital.com.tr/
BalasHapusmersin parça eşya taşıma
osmaniye parça eşya taşıma
kırklareli parça eşya taşıma
tokat parça eşya taşıma
VH2L
ED9AF
BalasHapusbuy oxandrolone anavar
Elazığ Evden Eve Nakliyat
Kütahya Evden Eve Nakliyat
buy testosterone propionat
buy winstrol stanozolol
Silivri Evden Eve Nakliyat
buy halotestin
Uşak Evden Eve Nakliyat
order peptides
401C6
BalasHapusbilecik sesli sohbet siteler
kızlarla rastgele sohbet
yabancı görüntülü sohbet
Bitlis Kadınlarla Ücretsiz Sohbet
görüntülü sohbet kadınlarla
Bilecik Rastgele Sohbet Uygulaması
trabzon sesli mobil sohbet
Gümüşhane Canli Goruntulu Sohbet Siteleri
ardahan canlı sohbet odası