Transvestism adalah istilah yang jamak digunakan untuk
mendeskripsikan tingkah laku atau cara berpakaian yang sesuai dengan jenis
kelamin yang berlainan. Sebagai contoh, seorang pria yang berpakaian layaknya
wanita, dan sebaliknya. Timbul pertanyaan dalam diri saya apakah transvestism merupakan bagian dari
penyimpangan seksual ataukah semata hanya kecenderungan tampak ingin seperti
lawan jenis ?. “The New Girlfriend” karya sutradara François Ozon mengangkat transvestism
ke dalamnya, tapi tidak berusaha untuk lebih rinci dalam menjawab rasa
penasaran saya tersebut. “The New Girlfriend” lebih pada pencarian jati diri
karakternya lewat kejujuran dalam mengikuti apa isi hati. Diangkat dari cerita
pendek berjudul sama karya Ruth Rendell, film ini tidak cukup hanya berputar
pada lingkup jati diri semata, tapi juga berkaitan dengan penemuan cinta
sejati.
Film dimulai pada kisah persahabatan tidak
terpisahkan antara Claire (Anaïs Demoustier)
dan Laura (Isild Le Besco), sejak perkenalan mereka di usia 7 tahun hingga pernikahan
keduanya. Berbeda dengan Claire, Laura terlebih dahulu memiliki momongan. Tapi
tidak lama, Laura pun menghembuskan nafas yang terakhir. Dalam pidato pemakaman
Laura, Claire berjanji pada sahabatnya tersebut untuk mengasuh putrinya yang
masih bayi, Lucie, dan ikut pula menjaga suaminya, David (Romain Duris). Walau
bayang-bayang Laura masih melekat kuat, Claire berusaha menepati janjinya
dengan membantu David mengasuh Lucie. Kaget bukan kepalang, suatu ketika Claire
mendapati David yang tengah memakai pakaian wanita dan menggendong Lucie.
Apakah yang tengah terjadi sebenarnya ?.
Perlu diingat bahwa kematian Laura yang saya
tuliskan di atas bukanlah spoiler.
Pengenalan karakternya sendiri muncul dalam sekuen awal bertempo cepat yang
mengisahkan pertemuannya dengan Claire hingga kepergiannya. Konflik awal dari
filmnya sendiri bukanlah dimulai pada kematian Laura itu, melainkan pada adegan
dimana Claire menangkap basah David yang berpakaian ala wanita. Apa yang
terjadi kemudian tentu David kaget dan takut, bila Claire memiliki pemikiran
lain bahwa selama ini David telah mendustai Laura. Penjelasan singkat pun
berhasil dilontarkan dalam mendinginkan suasana, ketika David berkata jujur
bahwa apa yang dilakukannya adalah untuk menghidupkan kembali image seorang ibu demi Lucie. Mulai dari
sini, saya pun begitu terikat dan bersimpati pada karakter David yang selalu
berkata jujur termasuk pengakuannya bahwa dahulu ia seorang cross-dresser. Sejak menikahi Laura,
kebiasaan itu mulai memudar. Tapi, apakah benar bila David murni melakukannya
demi Lucie kecil, ataukah hasrat lama itu bangkit setelah kematian Laura ?.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, François Ozon lewat naskah yang ditulisnya sendiri mengajak kita
lebih dalam mengenal David dan Claire yang keduanya mulai terbuka satu sama
lain. Waktu luang mereka pergunakan dengan sekedar belanja bersama atau pergi
makan. Dimana ketika itu David menggunakan pakaian wanita di luar rumah yang
merupakan kali pertama. Meningkatnya intensitas bertemu pada akhirnya membuat
David dan Claire lebih dekat. Bahkan, Claire pun memberikan alter ego pada David dengan sebutan
“Virginia” dan ia pun menyukainya. Pada titik ini keduanya mengalami pergeseran,
David mulai terbangun kepercayaan dirinya yang sempat menghilang dan di sisi
lain Claire mulai memahami isi hati terdalam David. Kedekatan keduanya bisa
saja menciptakan affair, sebab Claire
sendiri telah memiliki Gilles (Raphaë Personnaz) sebagai suami. Namun François Ozon memberikan cukup
ruang yang intim bagi Claire dan Gilles, menjadikannya alasan kuat bila tidak
ada yang berbuat ‘curang’ di sini.
Ada selipan offbeat
comedy hampir di sepanjang film, membuat “The New Girlfriend” lebih
berwarna dalam menghiasi pahit manis problematika yang dihadapi 2 tokoh utama,
David dan Claire. Keduanya sama-sama terjerat pada masa lalu. Hanya bedanya
bila David membiarkan masa lalunya menerobos keluar, maka tidak dengan Claire
yang menekan kuat agar tertutup rapat. Dari sinilah kedua karakter ini mulai
berbicara secara implisit mengenai jati diri masing-masing. David seorang yang
jujur dan terbuka terutama akan kecenderungannya itu. Bagian dari kejujuran itu
membuat karakternya begitu mengalir alami dan sanggup mendobrak segala batasan
yang mengekangnya. Sedangkan Claire lebih memilih untuk membohongi dirinya
sendiri, siapakah jati dirinya yang sesungguhnya dan bagaimanakah masa lalunya
dengan Laura. Dualitas karakter saling berlawanan yang dipertontonkan selama
film berjalan pun kemudian terakumulasi dalam wujud twist di bagian akhir yang dikemas François Ozon dengan sangat manis.
François Ozon tidak
pernah mengendurkan atensi saya selama menonton. Ia terus menjalin lika-liku
cerita dengan begitu memikatnya seolah ia tidak pernah kehabisan ide di
tengah-tengah. Ia berhasil mengangkat tema yang sebenarnya sudah bukan hal yang
baru lagi, menjadi lebih segar dengan karakterisasi yang kuat pula. Naskahnya
memang bagus, namun jangan melupakan performa para cast yang mendukung. Romain Duris sanggup menampilkan dua sisi yang
menarik khususnya ketika ia menjelma sebagai Virginia. Tidak berlebihan dan
begitu natural sebagai cross-dresser, Romain Duris menguasai
panggung film. Chemistry-nya dengan
Anaïs Demoustier juga berjalan dengan bagus bagaikan
kepingan puzzle yang saling melengkapi. Anaïs Demoustier sanggup menampilkan dualitas karakter dengan
menarik walau terkadang Romain Duris lebih menyedot perhatian. “The New
Girlfriend” adalah kombinasi yang kuat antara naskah dan cast, tidak peduli seberapa sering tema serupa diangkat, ceritanya
tetap solid di tengah banyak masalah
tentang krisis identitas.
Seringnya kejujuran itu begitu sulit diungkapkan.
Sekalipun bisa, ada rasa pahit yang muncul mengiringinya. Banyak pula yang
meyakini bila usai rasa pahit tersebut, maka rasa manis menjadi penawarnya. “The
New Girlfriend” memberikan pilihan dalam mengarungi hidup lewat karakternya. Jujur
meski menyesakkan tapi berakhir melegakan. Ataukah membohongi diri sendiri dan menderita
di sepanjang usia.
9,5 / 10
belum nonton sih.. tapi penasaran. kira2 mirip seperti danish girl gak??
BalasHapuskarena aku suka banget film itu..