Pertama-tama saya harus
membuat pengakuan bahwa “Rogue Nation” ini adalah seri kedua dari “Mission
Impossible” yang baru saya tonton setelah “Ghost Protocol” (2011). Dari
keduanya, saya menangkap bahwa film espionage
ini menawarkan hal-hal menarik yang mungkin tidak ada dalam film-film espionage lainnya, seperti team work yang terjalin rapi hingga misi-misi
menegangkan yang jauh dari kata ‘masuk akal’. Tidak hanya itu, franchise ini juga semakin mengukuhkan
seorang Tom Cruise sebagai aktor yang benar-benar ‘gila’. Dengan kata lain,
semakin ia menua semakin ia menjadi-jadi. Dengan melihat banyaknya ulasan
positif dari mereka yang sudah menontonnya, maka kini giliran saya untuk
membuktikannya.
Aksi dimulai ketika Ethan Hunt
(Tom Cruise) dijebak dan ditangkap oleh organisasi teroris bernama “The
Syndicate” yang diketuai Solomon Lane (Sean Harris). Di saat yang bersamaan,
IMF (Impossible Mission Force) telah diberhentikan oleh komite dan kini berada
di bawah kendali CIA pimpinan Alan Hunley (Alex Baldwin). Dalam
penangkapan Ethan Hunt tersebut, ia berhasil lolos dengan diselamatkan oleh
Ilsa Faust (Rebecca Ferguson) yang keberpihakannya masih belum diketahui. Sembari
mengungkap teka-teki terkait “The Syndicate”, ia terus bersembunyi dari kejaran CIA.
Misi-misi yang ‘tidak masuk
akal’, itulah kunci dari film ini. Sejak menit-menit awal, kita sudah banyak
disuguhi adegan-adegan menegangkan sekaligus mengagumkan. Naik di atas pesawat,
berkelahi di atap panggung opera, hingga kebut-kebutan di jalanan Maroko seperti
orang kesetanan, semua suguhan tersebut memang bentuk konsistennya konsep film
ini. Bahkan, saya sempat (maaf) mengumpat berkali-kali di bagian aksi
kebut-kebutan, meski masih kalah ‘sinting’ jika dibandingkan ketika Ethan Hunt
harus memanjat Burj Khalifa di Dubai. Sejalan dengan aksi-aksi yang berbahaya
tersebut, “Mission Impossible” semakin menarik lagi ketika misi-misi sulit yang
harus dijalani Hunt dkk. dihadirkan lewat fase-fase berlapis dengan tingkat
kesulitan tinggi. Satu kasus selesai dengan baik, maka masalah yang baru pun
datang menyusul. Seperti itulah kira-kira keseruan yang terus ditawarkan dalam
film ini. Tidak bisa berhenti sejenak di satu titik, sebab ‘kegilaan’ yang lain
tetap berlanjut.
Sosok yang sebenarnya paling
mencuri perhatian di sini adalah Ilsa Faust. Wanita misterius yang dengan
lihainya mampu mempermainkan persepsi kita, di pihak manakah sebenarnya ia
berjalan. Nama “Ilsa”, mungkin sedikit mengingatkan kita pada “Ilsa Lund” dalam
romance klasik “Casablanca” (1942),
diperankan dengan sangat baik oleh Ingrid Bergman. Atau mungkin sebuah homage ?, bisa saja. Mengingat “Rogue
Nation” ini sempat mengambil setting
di Kota Casablanca, Maroko (ketika Ilsa menyelam di kolam renang), yang juga
merupakan setting yang digunakan oleh
“Casablanca”. Bahkan bukan sekedar nama, sosok Ilsa Faust yang unpredictable ini layaknya “Ilsa Lund” yang
sedang gundah di saat harus melindungi negaranya, ia terbawa emosi dengan Rick
(Humphrey Bogart), versi drama dari Ethan
Hunt. Karakter lain yang mampu bersinar terang di sini adalah Benji Dunn (Simon
Pegg), selain memang hadir dengan gaya komikalnya yang kocak, ia juga punya
peranan yang besar sekali untuk film kelima ini. Bagaimana dengan William
Brandt (Jeremy Renner) ?, cukup disayangkan kali ini ia lebih sering
‘dikandangkan’ dalam ruangan.
Apa yang saya sukai dari
“Mission Impossible” ini adalah penonton sering diajak bertamasya keliling
dunia ke negara-negara yang eksotis. Tentunya jika kita menjadi seorang “Ethan
Hunt”, bukan tamasya namanya jika kita harus menjalankan misi-misi mematikan.
Skala yang luas dengan melibatkan banyak negara tersebut memang merupakan gimmick yang sanggup memancing atensi untuk
menonton setiap seri film ini. Tentu bukan semata-mata keliling dunia saja yang
menjadi promo jualannya, sebab ada franchise
“Fast and Furious” yang juga melakukan hal sama di tiap serinya. Trademark, itulah yang selalu wajib ada
di tiap seri “Mission Impossible”. Jika memanjat Burj Khalifa merupakan aksi
ikonik Cruise untuk mengingatkan kita pada “Ghost Protocol”, maka
bergelantungan di atas pesawat atau kebut-kebutan di Maroko adalah milik “Rogue
Nation”. Sayangnya, saya tidak mengikuti seri sebelumnya untuk bisa saya
tuliskan dalam ulasan ini.
“Semakin tua semakin
menjadi-jadi” memang benar adanya bagi Tom Cruise. Ini bukan hanya sekedar film
mengenai espionage lewat misi-misi
berbahaya dan mustahil saja, tapi sudah merupakan soul bagi mantan suami Nicole Kidman ini. Jika John Wayne dikenal
lewat peran-peran ikoniknya dalam film western,
maka sudah sepatutnya film-film dengan aksi menegangkan disematkan untuk Tom
Cruise. “Mission Impossible” adalah Tom Cruise, dan Tom Cruise adalah “Mission
Impossible”. Franchise ini sudah
bagaikan ‘rumah’ atau mungkin ‘panggung sandiwara’ bagi dirinya. Dari segi
hiburan, Tom Cruise sudah berhasil dengan baik memberikan hiburan yang seru
serta mengasyikkan. Maka bukan tidak mungkin lagi bila sekuel-sekuelnya sangatlah
wajib untuk ditunggu. Singkatnya, Tom Cruise memang juaranya soal mempermainkan
‘maut’.
7,5 / 10
Selamat malam, terima kasih atas sinopsisnya. Silahkan simak untuk film / streaming film lengkap di Nonton Film Dan Download Film Subtitle Indonesia
BalasHapus