Kamis, 13 Agustus 2015

UNFRIENDED [2014]

Mungkin masih belum banyak film bertemakan cyber-bullying, dan “Unfriended” telah sukses mengusung tema yang sangat menarik tersebut. Sebuah tema yang hingga sampai saat ini masih marak terjadi dan butuh penanganan serius. Pesan yang terkandung di dalamnya pun juga penuh arti dengan mengajak banyak orang, terutama para remaja, untuk segera menghentikan tindakan cyber-bullying yang pada akhirnya berakibat fatal. Berbeda dengan film found footage lainnya yang ramai menggunakan shaky cam, “Unfriended” menawarkan sesuatu yang bisa dibilang baru dan inovatif melalui laptop’s screen-nya. Film arahan Levan Gabriadze ini rupanya berhasil membuat merinding dan menakut-nakuti saya.

“Unfriended” diawali dengan Blaire (Shelley Hennig) yang tengah mengobrol dengan kekasihnya, Mitch (Moses J. Storm) via Skype. Kemudian berlanjut dengan ketiga temannya yang ikut join, Jess (Renee Olstead), Ken Smith (Jacob Wysocki), dan Adam (Will Peltz). Mereka bertiga diundang oleh akun tanpa foto profil, “billie227” yang mengaku sebagai Laura, teman mereka yang telah tewas bunuh diri setahun sebelumnya akibat korban cyber-bullying. Karena tidak berhasil membongkar identitas orang yang dianggap iseng tersebut, mereka lantas menuduh teman lainnya, Val (Courtney Halverson) dan mengundangnya dalam chat. Tanpa ada satupun yang mengakui, teror pun datang silih berganti.

Siapakah yang telah membuat malu Laura hingga ia nekat memutuskan untuk bunuh diri ?. Belum terjawab secepat itu, sebab itu bagian dari kepingan misteri dalam film ini. Sebelum Blaire mengobrol dengan Mitch, ia masih sempatnya menonton video detik-detik kematian Laura melalui situs “LiveLeak”, dan berlanjut pada video party yang berisikan Laura, dalam channel YouTube. Video pun terhenti sebab Blaire mendapat panggilan dari Mitch, yang tentunya menyisakan misteri besar tentang apa yang terjadi sesungguhnya dalam video tersebut. Perlu bersabar terlebih dahulu, sebab misteri akan terkuak demi sedikit. Sembari menunggu, kita disuguhi dengan cybering hingga percakapan-percakapan ringan ala anak SMA ini. Semua baik-baik saja sampai datangnya akun misterius bernama “billie227” dan akun Facebook dari Laura yang terus mengirimkan pesan pada Blaire. Hantu kah ?. Hacker kah ?. Pertanyaan-pertanyaan tersebut terus menggelayut dan semakin membuat penasaran tiada henti.

Levan Gabriadze bersanding dengan naskah yang ditulis Nelson Greaves sanggup membuat ketakutan tiap penonton bahkan lewat adegan-adegan yang terbilang sederhana, seperti akun yang tidak bisa di-unfriend, kiriman gambar-gambar provokatif, sampai link yang mengarah pada forum soal ‘kesurupan’. Sederhana, tapi sangat efektif dalam menakut-nakuti. Akting natural para cast yang notabene kurang familiar, sanggup memancing kengerian lewat ditampilkannya ekspresi-ekspresi ketakutannya. Pengambilan gambar interface dari layar laptop tersebut terbukti ampuh menyeret penontonnya untuk turut menjadi bagian dan merasakan apa yang dirasakan oleh para karakternya. Bahkan tidak butuh waktu lama, Levan Gavriadze semakin meningkatkan intensitas ketegangannya dengan cara ‘mengeliminasi’ salah satu karakternya. Alhasil, teror mencekam lewat Skype itupun semakin menunjukkan bahwa hal itu bukanlah semata-mata permainan biasa.

Supernatural dan cybertech, dua hal yang berbanding jauh ini mampu dikemas dengan begitu baik dan rapi. Permainan-permainan visual lewat typing, copy-paste, sending mail, sampai dengan mengerahkan “anti-Trojan” untuk menghentikan pelaku teror, semakin menambah keseruan demi keseruan berbalutkan suasana mencekam. Maka jika timbul pertanyaan di benak Anda seperti, “mengapa tidak matikan saja laptopnya?”, Levan Gabriadze telah mempersiapkan jawaban klasik berupa death-threat. At this point, Levan Gabriadze tidak hanya menanamkan pesan untuk stop cyber-bullying, tapi juga merambah mengenai adiksi internet yang tidak bisa dilepaskan begitu saja oleh kalangan remaja. Adiksi tersebut sudah mengarah pada tindakan-tindakan kriminal yang sebelumnya hanya dipandang iseng atau sepele.   

Setelah merasa lega lewat terkuaknya misteri mengenai video berisikan Laura, rupanya “Unfriended” tidak lantas membiarkan kita tenang begitu saja. Masih banyak lagi hal-hal kompleks yang coba dibocorkan sesuai dengan berjalannya durasi film, salah satunya mengenai kepalsuan persahabatan lewat death-game yang disebut “Never Have I Ever”. Terkait tema utama yang diusung film ini, bahwasanya tindakan cyber-bullying justru dilakukan oleh mereka-mereka yang memiliki relasi dekat. Dengan asumsi bahwa semakin ‘dekat’ para pelaku, maka tekanan yang diterima korban cyber-bullying pun semakin berat. 

Menjelang menit-menit akhir, saya sudah tidak peduli lagi terhadap keeksistensian dari si pelaku teror. Baik itu seorang hacker yang juga mengenal dekat mereka atau memang nyata ‘hantu’. Sebab, saya sudah begitu terpuaskan lewat ceritanya yang terjalin kuat meskipun kita cukup mampu menebak bagaimana film ini akan berakhir. Tingkat thrilling yang disajikan dalam “Unfriended” pun memang benar-benar melebihi ekspektasi saya sebelumnya. Pada bagian eksekusinya mungkin akan meninggalkan berbagai pandangan, bisa saja Anda akan suka atau sebaliknya. Well, kalau saya suka dengan bagaimana film ini diakhiri. Verdict, “Unfriended” adalah salah satu contoh bahwa film yang meski berbujet rendah, mampu membuktikan kedigdayaannya selama memiliki pengemasan yang bagus.  
7,5 / 10

10 komentar:

  1. Ini filmnya lumayan bagus walaupun low budget tapi kreatif banget lah ga nyesel nontonnya, dan ini filmnya tentang pertemanan yang ga solid, mereka punya rahasia masing-masing dan nusuk dari belakang semua

    BalasHapus
  2. Salah satu film yang justru ditonton via lappy makin berasa sensasinya. Kejutan yang menyenangkan, kaya waktu nonton Film Babadook.

    BalasHapus
  3. low budget sih bisa di bilang but ini film kreatif bgt menurutku, keren dah.

    download film horor




    BalasHapus
  4. trus pembunuhnya siapa?

    BalasHapus
  5. Laura kayaknya jadi setan gan ^

    BalasHapus
  6. Next unfriended : dark web thn ini

    BalasHapus
  7. dulu saya mengidap penyakit masuk angin, setelah saya berobat keklinik tongfang sekarang saya menjadi pengendali angin
    TERIMA KASIH KELINIK TONGFANG :)

    BalasHapus
  8. review film nya bagus sekali, silahkan mampir balik ke blog saya ya... banyak fakta unik yang ada di sini, thank u
    https://faktaunik321.blogspot.com/

    BalasHapus

AYO KITA DISKUSIKAN !