Terakhir
saya menonton film tentang penyelundupan imigran gelap yakni “Frozen River”
(2008) yang dibintangi oleh Melissa Leo. Di film Courtney Hunt itu, Melissa Leo
berperan sebagai Ray; single mother
yang kesulitan dalam keuangan. Demi mencari tambahan, ia rela melakukan tindak
kriminal dengan menyelundupkan orang asing dari Amerika menuju Kanada melalui
Sungai St. Lawrence yang membeku.
Sekuen
awal “Dheepan” menarasikan hal yang serupa. Film ini mengeksplorasi tentang
nasib para imigran di negeri orang demi hidup yang lebih layak. “Dheepan”
arahan dari Jacques Auidiard ini mendapatkan penghargaan Palme d’Or di Festival
Film Cannes tahun lalu. Apa yang membuat film ini menjadi spesial?
Dari
bagian awal-awal, sudah terasakan winning
formula yang dimiliki oleh “Dheepan.” Karakter sentralnya adalah korban
dari keganasan perang saudara di Tamil, Srilanka. Membawa karakter anak kecil
ke dalam cerita, dipastikan mampu memancing rasa iba penonton untuk menyukai
film ini.
Sivadhasan
(Antonythasan Jesuthasan) adalah mantan anggota militer Tiger Tamil pada perang
saudara Srilanka. Ia merasakan sudah tiada ‘rumah’ lagi di kampung halamannya.
Pilihan satu-satunya adalah menyeberang ke Prancis. Agar tidak ditangkap
sebagai tahanan politik, ia harus menyembunyikan identitasnya. Ia lantas
menggunakan identitas orang yang telah mati. Namanya diganti menjadi Dheepan.
Shivadhasan—yang
kini bernama Deephan, harus membangun ulang hidupnya dengan menggunakan
identitas baru. Seorang wanita bernama Yalini (Kalieswari Srinivasan) dan gadis
kecil yatim yang diajaknya, Illayaal (Claudine Vinasithamby); dijadikan kedok
sebagai istri dan anaknya. Mereka bertiga benar-benar harus terbiasa untuk
tinggal bersama sebagai sebuah keluarga meski tidak saling kenal. Lebih tepatnya
tidak memiliki kedekatan lebih.
Deephan
kemudian bekerja sebagai tukang bersih-bersih di sebuah apartemen. Tempatnya
berblok-blok dan terlihat kumuh. Sebagian besarnya ditempati oleh pemuda-pemuda
yang nampak bermasalah dari ‘luarnya.’ Sedangkan Yalini bekerja merawat seorang
pria tua yang pikun. Illayaal masih terus melanjutkan pendidikannya sambil
melatih kemampuan Bahasa Prancisnya sebagai modal komunikasi.
Banyak
kendala yang mereka hadapi saat itu. Paling utama adalah masalah bahasa dan
adaptasi dengan lingkungan. Pada awalnya semua berjalan dengan sangat baik.
Mereka bertiga menjalankan kegiatan yang telah mereka rancang sebelumnya.
Konflik-konflik kecil pun muncul dan semakin besar; baik dari luar mau pun dalam.
Konflik
dari dalamnya adalah bagaimana Deephan, Yalini, dan Illayaal menjalin sebuah
hubungan tanpa ada ikatan apa pun sebelumnya. Perasaan canggung sudah pasti ada
di antara mereka. Saya bisa merasakan dengan sangat problematika yang tengah
dihadapi. Tidak bisa terbayangkan bagaimana membentuk sebuah hubungan palsu
dengan berlandaskan nama “keluarga.” Padahal sejatinya sebuah keluarga adalah
mereka yang berbagi dan saling mengasihi satu sama lain.
Percekcokan
kerap mereka alami ketika di dalam rumah. Kesalahpahaman adalah salah satu
sebabnya. Yalini pun tidak segan-segan memukul Illayaal dan mengancam akan
pergi ke Inggris dan menelantarkannya. Butuh perjuangan ekstra agar mereka
saling meyakini. “Mereka harus bertingkah seperti sebuah keluarga,” pikir saya.
Namun lama kelamaan, hubungan mereka mulai mencair dan bisa berbaur dengan baik
satu sama lain. Sebagai penonton, pikiran yang mengantar ke sini sudah pasti
ada.
“Dheepan”
adalah film tentang sekelompok orang yang ingin mencari rumah dan kehangatan
keluarga. Masa lalu mereka telah direnggut oleh perang saudara yang terjadi
selama bertahun-tahun. Bukan hanya di Srilanka saja saya kira. Akhir-akhir ini
kita bisa saksikan bagaimana warga dari negara-negara konflik Timur Tengah
berlomba-lomba mencari ‘rumah baru.’ Sungguh miris.
Third Act dari “Dheepan” terlihat lemah
dibanding setup di awal. Trio penulis
naskah : Audiard, Thomas Bidegain, dan Noé Debré seolah bingung merangkai alur
yang bermuara di konklusi. Filmnya malah terasa dragging di akhir. Tapi itu tidak masalah, setidaknya “Dheepan”
sudah menuturkan dengan baik imbas mengerikan dari sebuah negara konflik.
Jesuthasan yang nyata pernah bergabung dengan Tiger Tamil waktu muda memberikan
performa yang meyakinkan. “Dheepan” tidak lain adalah bagian dari kisah
hidupnya.
Pakai Pulsa Tanpa Potongan
BalasHapusJuga Pakai(OVO, Dana, LinkAja, GoPay)
Support Semua Bank Lokal & Daerah Indonesia
Game Populer:
=>>Sabung Ayam S1288, SV388
=>>Sportsbook,
=>>Casino Online,
=>>Togel Online,
=>>Bola Tangkas
=>>Slots Games, Tembak Ikan
Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang Tunai
|| Online Membantu 24 Jam
|| 100% Bebas dari BOT
|| Kemudahan Melakukan Transaksi di Bank Besar Suluruh INDONESIA
WhastApp : 0852-2255-5128
Agens128 Agens128