Saya
awalnya bingung, apa yang perlu dibayar pada hantu? Uang? Atau tumbal nyawa?
Jika menyangkut tumbal nyawa, maka “Pay the Ghost” memiliki konsep mistis tanah
air yaitu pesugihan. Saya tidak tahu secara akurat, tapi sepertinya saya belum
pernah mendengar kisah mistis di Amerika yang dihubungkan dengan fenomena
pesugihan. Kalau pelarisan (meningkatkan popularitas) mungkin benar adanya.
Jika
diterjemahkan secara harfiah, judul film ini terdengar menggelikan. Saya
berharap ini film horror yang dibuat
dengan gaya campy. Rupanya tidak.
“Pay The Ghost” arahan Uli Edel serta naskah dari Dan Kay (adaptasi novella
dari Tim Lebbon) masih dalam koridor horror
secara umum.
Film
berpusat pada menghilangnya Charlie (Jack Fulton) tepat pada Halloween.
Lenyapnya Charlie bukanlah sesuatu yang bisa dinalar oleh otak. Sang ayah, Mike
(Nicolas Cage) teringat jelas kata-kata terakhir Charlie sebelum hilang dengan
mengatakan “Ayah, bisakah kita membayar hantunya?” Menggelikan.
Peristiwa
hilangnya Charlie berhubungan dengan kisah mistis yang menghubungkannya dengan
sejarah New York sekitar 400 tahun yang lalu. Atau lebih tepatnya ketika budaya
Halloween dibawa oleh imigran Irlandia ke tanah Amerika. Bagaimaan keadaan
Charlie selanjutnya?
Narasi
film melompat sekitar satu tahun pasca menghilangnya Charlie. Beberapa hari
lagi akan ada perayaan Halloween. Mike sering kali mendengar suara anaknya
tersebut meminta tolong. Begitu juga dengan ibunya, Kristen (Sarah Wayne
Callis) yang pada suatu malam melihat otoped sang anak tiba-tiba berjalan
sendiri. Perlu Anda ketahui sebelumnya, pekerjaan Mike adalah seorang dosen
sejarah (kemungkinan) Amerika. Ia juga bersahabat dengan peneliti benda-benda
kuno. Sudah dipastikan ada hubungan antara pekerjaannya dengan misteri di sini.
“Pay
the Ghost” adalah film yang sangat membosankan. Membosankan dari awal.
Membosankan hingga akhir. Membosankan alurnya. Membosankan bagian klimaksnya.
Membosankan aktingnya (khususnya untuk Anda, Nicolas Cage). Dan masih banyak
hal membosankan dalam film ini yang tidak bisa saya tuliskan dalam ulasan ini. Sebenarnya
kalimat pertama paragraf ini sudah menggambarkan secara keseluruhan tentang film
ini.
Saya
tahu, ada saja sebuah film dengan konsep cerita yang buruk tetap bisa
berpotensi menghibur. Sebuah film yang buruk pun bisa menjadi kesenangan ketika
kebodohan-kebodohannya dapat memancing tawa. Minimal membuatnya tersenyum meski
bukan berhaluan komedi. Tapi tidak untuk “Pay the Ghost.” Saya tulis sekali
lagi, tidak untuk “Pay the Ghost!”
Dengan
niat yang teguh, saya berjuang untuk tidak berhenti di tengah jalan. Saya
berusaha mengikuti film ini sampai akhir. Saya berharap pada awalnya dapat
menemukan secuil nilai positiv yang bisa diambil. Apesnya, tidak ada satu pun
yang menarik di sini. Saya pun bahkan tidak peduli lagi soal Charlie dapat
kembali pada orang tuanya atau tidak. Membosankan dan sangat membosankan. Film
ini sudah dalam tahap yang kelewatan untuk menjadi sajian yang membosankan.
Lumayan
BalasHapus😁😁 reviewnya bener2 betul. Saya sependapat. Film horror yg garing . Tdk membuat merinding.. maupun mencekam.
BalasHapusPakai Pulsa Tanpa Potongan
BalasHapusJuga Pakai(OVO, Dana, LinkAja, GoPay)
Support Semua Bank Lokal & Daerah Indonesia
Game Populer:
=>>Sabung Ayam S1288, SV388
=>>Sportsbook,
=>>Casino Online,
=>>Togel Online,
=>>Bola Tangkas
=>>Slots Games, Tembak Ikan
Permainan Judi online yang menggunakan uang asli dan mendapatkan uang Tunai
|| Online Membantu 24 Jam
|| 100% Bebas dari BOT
|| Kemudahan Melakukan Transaksi di Bank Besar Suluruh INDONESIA
WhastApp : 0852-2255-5128
Agens128 Agens128