Saya tidak tahu mengapa, setiap coming of age drama yang dicampur dengan
komedi selalu saja menyediakan protagonis seorang pecundang. Memang, sebenarnya
saya mengerti dengan adanya karakter semacam itu. Bukankah lewat karakter
pecundang yang hadir lewat setiap kebodohannya mudah memancing gelak tawa? Jika
karakternya keren dan famous di
kalangan remaja seumurannya tentu tidak akan selucu yang dibayangkan.
“Premature” memiliki banyak elemen
seperti dalam komedi dan coming of age
drama lainnya. Karakter utama seorang pecundang—sudah pasti. Sering di-bully?—sudah pasti. Serta memiliki
sahabat yang ‘gila’ dan selalu menjadi penasihatnya. Bisa dibayangkan bila
semua nasihat yang diberikannya selalu menyesatkan si karakter utama.
Nasihat-nasihatnya juga tidak jauh-jauh dari urusan pacaran dan seks. Ya, seks!
Mari kita bertemu dengan si pecundang
Rob Crabbe (John Karna). Remaja SMA yang memimpikan bisa berhubungan seks
dengan gadis pujaan hatinya, Angela Yearwood (Carlson Young). Tapi apakah ia
sudah pernah berhubungan seks sebelumnya? Pastinya belum, karena ia seorang
pecundang di sini. Ia bersahabat dengan Stanley (Craig Roberts). Bak seorang
penasihat, isi percakapan mereka berdua hanyalah tentang seks, seks, dan seks.
Sebuah tradisi pula dalam teen drama semacam ini, jika si karakter
utamanya seorang pria, ia pasti memiliki seorang sahabat perempuan. Dan tanpa
disadari jika di dalam hati keduanya yang paling dalam, mereka saling menyukai.
Apakah saya benar? Rob bersahabat dengan Gabrielle (Katie Findlay) sejak masih
kecil. Meski pun dekat, status keduanya hanyalah bersahabat. Tidak lebih. Tapi
saya tidak percaya akan hal itu.
Alkisah, Rob mengalami peristiwa
teraneh selama hidupnya. Diawali dengan bangun pagi dan mimpi basah, Rob
melanjutkan keseharian menuju sekolah bersama Stanley. Tidak ada yang spesial
sampai sini. Sampai kemudian ia mendatangi rumah Angela atas permintaannya
untuk belajar bersama. Angela adalah gadis bitchy.
Di atas ranjang, ia secara halus mengajak Rob untuk ngeseks. Belum sampai ‘puncak’,
Rob sudah ejakulasi. Tidak lama lalu terbangun, Rob sudah berada di kamarnya
dalam keadaan mimpi basah. Kejadian yang sama berulang-ulang terus.
“Premature” disutradarai oleh Dan
Beers sekaligus menulis naskahnya bersama Mathew Harawitz. Naskahnya menguraikan
penggabungan antara seri “American Pie” dengan “Groundhog Day” (1993) yang
memiliki plot time loop. Jika Anda
sudah pernah menonton “Groundhog Day” yang dibintangi Bill Murray, Anda akan
tahu plot non-linear yang saya
maksudkan. Yakni memainkan sebuah sekuen secara berulang-ulang hingga kemudian
kembali lagi dalam satu titik. Anda juga bisa menemukannya dalam “Source Code”
(2011) atau “Edge of Tomorrow” (2013).
“Premature” memang tidak memiliki
konsep yang baru. Saya tidak terkejut dengan alur uniknya. Saya juga tidak
terkejut dengan tema yang diangkat berikut karakterisasinya. Apa yang
dibicarakan dalam film ini sebagian besarnya masalah “lendir.” Meski begitu,
“Premature” memiliki nilai fun dan
semangat youth yang dikandungnya. Jangan
ditanya berapa kali saya tertawa selama menonton film ini. Berkali-kali
jawabannya.
“Premature” memang drama komedi remaja
yang brainless. Semua leluconnya
bodoh. Tapi semua leluconnya efektiv membuat saya tertawa terpingkal-pingkal. Ada
banyak bagian klise memang, tapi “Premature” tetap menghidangkan komedi segar
seputar konflik remaja-remaja tanggung. Jika Anda berusia di atas 20 tahun,
“Premature” akan membuat Anda bernostalgia dengan gilanya masa-masa SMA. Saya
sangat merekomendasikan film ini.
God of War Benzeri Oyunlar
BalasHapusAsetto Benzeri Oyunlar
Dream League Soccer Benzeri Oyunlar
Days Gone Benzeri Oyunlar
TFT Benzeri Oyunlar
6NPY3