Sabtu, 21 November 2015

THE NEW GIRLFRIEND [2014]

**FILM SUPER**

Transvestism adalah istilah yang jamak digunakan untuk mendeskripsikan tingkah laku atau cara berpakaian yang sesuai dengan jenis kelamin yang berlainan. Sebagai contoh, seorang pria yang berpakaian layaknya wanita, dan sebaliknya. Timbul pertanyaan dalam diri saya apakah transvestism merupakan bagian dari penyimpangan seksual ataukah semata hanya kecenderungan tampak ingin seperti lawan jenis ?. “The New Girlfriend” karya sutradara François Ozon mengangkat transvestism ke dalamnya, tapi tidak berusaha untuk lebih rinci dalam menjawab rasa penasaran saya tersebut. “The New Girlfriend” lebih pada pencarian jati diri karakternya lewat kejujuran dalam mengikuti apa isi hati. Diangkat dari cerita pendek berjudul sama karya Ruth Rendell, film ini tidak cukup hanya berputar pada lingkup jati diri semata, tapi juga berkaitan dengan penemuan cinta sejati.

Film dimulai pada kisah persahabatan tidak terpisahkan antara Claire (Anaïs Demoustier) dan Laura (Isild Le Besco), sejak perkenalan mereka di usia 7 tahun hingga pernikahan keduanya. Berbeda dengan Claire, Laura terlebih dahulu memiliki momongan. Tapi tidak lama, Laura pun menghembuskan nafas yang terakhir. Dalam pidato pemakaman Laura, Claire berjanji pada sahabatnya tersebut untuk mengasuh putrinya yang masih bayi, Lucie, dan ikut pula menjaga suaminya, David (Romain Duris). Walau bayang-bayang Laura masih melekat kuat, Claire berusaha menepati janjinya dengan membantu David mengasuh Lucie. Kaget bukan kepalang, suatu ketika Claire mendapati David yang tengah memakai pakaian wanita dan menggendong Lucie. Apakah yang tengah terjadi sebenarnya ?.   

Perlu diingat bahwa kematian Laura yang saya tuliskan di atas bukanlah spoiler. Pengenalan karakternya sendiri muncul dalam sekuen awal bertempo cepat yang mengisahkan pertemuannya dengan Claire hingga kepergiannya. Konflik awal dari filmnya sendiri bukanlah dimulai pada kematian Laura itu, melainkan pada adegan dimana Claire menangkap basah David yang berpakaian ala wanita. Apa yang terjadi kemudian tentu David kaget dan takut, bila Claire memiliki pemikiran lain bahwa selama ini David telah mendustai Laura. Penjelasan singkat pun berhasil dilontarkan dalam mendinginkan suasana, ketika David berkata jujur bahwa apa yang dilakukannya adalah untuk menghidupkan kembali image seorang ibu demi Lucie. Mulai dari sini, saya pun begitu terikat dan bersimpati pada karakter David yang selalu berkata jujur termasuk pengakuannya bahwa dahulu ia seorang cross-dresser. Sejak menikahi Laura, kebiasaan itu mulai memudar. Tapi, apakah benar bila David murni melakukannya demi Lucie kecil, ataukah hasrat lama itu bangkit setelah kematian Laura ?.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, François Ozon lewat naskah yang ditulisnya sendiri mengajak kita lebih dalam mengenal David dan Claire yang keduanya mulai terbuka satu sama lain. Waktu luang mereka pergunakan dengan sekedar belanja bersama atau pergi makan. Dimana ketika itu David menggunakan pakaian wanita di luar rumah yang merupakan kali pertama. Meningkatnya intensitas bertemu pada akhirnya membuat David dan Claire lebih dekat. Bahkan, Claire pun memberikan alter ego pada David dengan sebutan “Virginia” dan ia pun menyukainya. Pada titik ini keduanya mengalami pergeseran, David mulai terbangun kepercayaan dirinya yang sempat menghilang dan di sisi lain Claire mulai memahami isi hati terdalam David. Kedekatan keduanya bisa saja menciptakan affair, sebab Claire sendiri telah memiliki Gilles (Raphaë Personnaz) sebagai suami. Namun François Ozon memberikan cukup ruang yang intim bagi Claire dan Gilles, menjadikannya alasan kuat bila tidak ada yang berbuat ‘curang’ di sini. 

Ada selipan offbeat comedy hampir di sepanjang film, membuat “The New Girlfriend” lebih berwarna dalam menghiasi pahit manis problematika yang dihadapi 2 tokoh utama, David dan Claire. Keduanya sama-sama terjerat pada masa lalu. Hanya bedanya bila David membiarkan masa lalunya menerobos keluar, maka tidak dengan Claire yang menekan kuat agar tertutup rapat. Dari sinilah kedua karakter ini mulai berbicara secara implisit mengenai jati diri masing-masing. David seorang yang jujur dan terbuka terutama akan kecenderungannya itu. Bagian dari kejujuran itu membuat karakternya begitu mengalir alami dan sanggup mendobrak segala batasan yang mengekangnya. Sedangkan Claire lebih memilih untuk membohongi dirinya sendiri, siapakah jati dirinya yang sesungguhnya dan bagaimanakah masa lalunya dengan Laura. Dualitas karakter saling berlawanan yang dipertontonkan selama film berjalan pun kemudian terakumulasi dalam wujud twist di bagian akhir yang dikemas François Ozon dengan sangat manis. 

François Ozon tidak pernah mengendurkan atensi saya selama menonton. Ia terus menjalin lika-liku cerita dengan begitu memikatnya seolah ia tidak pernah kehabisan ide di tengah-tengah. Ia berhasil mengangkat tema yang sebenarnya sudah bukan hal yang baru lagi, menjadi lebih segar dengan karakterisasi yang kuat pula. Naskahnya memang bagus, namun jangan melupakan performa para cast yang mendukung. Romain Duris sanggup menampilkan dua sisi yang menarik khususnya ketika ia menjelma sebagai Virginia. Tidak berlebihan dan begitu natural sebagai cross-dresser, Romain Duris menguasai panggung film. Chemistry-nya dengan Anaïs Demoustier juga berjalan dengan bagus bagaikan kepingan puzzle yang saling melengkapi. Anaïs Demoustier sanggup menampilkan dualitas karakter dengan menarik walau terkadang Romain Duris lebih menyedot perhatian. “The New Girlfriend” adalah kombinasi yang kuat antara naskah dan cast, tidak peduli seberapa sering tema serupa diangkat, ceritanya tetap solid di tengah banyak masalah tentang krisis identitas.

Seringnya kejujuran itu begitu sulit diungkapkan. Sekalipun bisa, ada rasa pahit yang muncul mengiringinya. Banyak pula yang meyakini bila usai rasa pahit tersebut, maka rasa manis menjadi penawarnya. “The New Girlfriend” memberikan pilihan dalam mengarungi hidup lewat karakternya. Jujur meski menyesakkan tapi berakhir melegakan. Ataukah membohongi diri sendiri dan menderita di sepanjang usia.

9,5 / 10

1 komentar:

  1. belum nonton sih.. tapi penasaran. kira2 mirip seperti danish girl gak??
    karena aku suka banget film itu..

    BalasHapus

AYO KITA DISKUSIKAN !