Sudah
sekitar 8 tahun terhitung sejak 2007, Shaun The Sheep mengudara di stasiun BBC
dan sering kali tayang pula di salah satu stasiun tv Indonesia. Shaun adalah
karakter spin-off yang sebelumnya
muncul pada salah satu episode serial Wallace and Gromit (mulai tayang sekitar
tahun 1990). Film lain hasil produksi dari studio Aardman adalah Chicken Run
(2000) dan The Pirates! Band of Misfits (2012). Film animasi stop-motion selalu memiliki keunggulan
dan tidak kalah dengan animasi 2D atau 3D, seperti detail dalam pembuatan
karakternya, set lokasi, hingga stuff
yang digunakan.
Cerita
berawal dari kebosanan Shaun (Justin Fletcher) dan teman-temannya dalam
menghadapi rutinitas sehari-hari. Makan, minum, bercukur, lalu tidur. Hal tersebut
terjadi berulang-ulang setiap harinya. Kemudian, Shaun memiliki ide untuk
menidurkan The Farmer (John Sparkes), agar ia dan teman-teman lainnya bisa
santai sejenak dari semua rutinitas membosankan tersebut. Setelah berhasil
menidurkan The Farmer dalam trailer dan mengakali si anjing penjaga, Bitzer
(John Sparkes, double act), Shaun menikmati
segala hiburan dan makanan yang ada di rumah The Farmer.
Tidak
lama, ketahuan lah akal bulus si Shaun dan teman-temannya oleh Bitzer. Bitzer lalu
mencoba membangunkan The Farmer. Bukannya bangun, trailer tempat The Farmer
tidur malah berjalan dan meluncur ke kota dan Bitzer pun mengejarnya. Rindu dengan
The Farmer, Shaun bergegas pergi sendiri dengan naik bus untuk menuju ke kota
dalam upaya pencarian The Farmer. Selama ia berada di kota, ia harus pandai
bersembunyi dari kejaran Trumper (Omid Djalili), seorang penangkap hewan liar. Berhasilkah
Shaun menemukan The Farmer kembali dan membawanya pulang?
Untuk
menjadikan petualangan Shaun dan teman-temannya menjadi seru, satu-satunya cara
adalah dengan menambahkan karakter baru non-animal,
kemudian ia akan menjadi tantangan bagi Shaun dan akan terus menghalangi semua
usahanya. Hasilnya, tentu sebuah adegan kejar-kejaran di kota yang melibatkan
skala cukup besar/rombongan. Jurus ampuh Shaun dkk. dalam menyamar menjadi
manusia tentu klasik, karena memang itulah satu-satunya cara yang bisa
diandalkan. Tapi entah mengapa, saya merasa adegan kejar-kejarannya tidaklah
sebesar seperti yang saya bayangkan. Kehadiran Trumper sebagai penangkap hewan
liar sendiri juga cukup klise, karena saya sudah sering melihat karakter jahat
yang seperti ini muncul di film-film dengan karakter utama hewan.
Tapi
semua sudah termaafkan dengan kelucuan-kelucuan kecil Shaun dkk. Sekali lagi,
desain unik para karakter dan set lokasinya yang sedap dipandang mata, mampu
mencuri hati saya. Shaun The Sheep sendiri memang dasarnya dibuat untuk
anak-anak, cerita yang digunakan juga tidak perlu yang rumit-rumit. Anak kecil
pun pasti juga lebih mengutamakan untuk melihat para karakternya yang lucu,
daripada harus susah-susah mengikuti alur ceritanya. Tapi memang, jika
dibandingkan, rasanya serial tv-nya jauh lebih lucu dan lebih mengena. Mungkin karena
alur cerita serial tv-nya lebih padat, singkat, dan to the point, makanya terasa begitu lucu daripada versi Movie yang lebih
panjang dan membuatnya sedikit bertele-tele.
Sempat
pula ada momen yang cukup membosankan bagi saya. Tapi tidaklah lama, karena
Shaun langsung saja menggebrak dengan tingkah polahnya yang lucu dan
menggemaskan. Shaun sendiri memang terkenal jenius jika dibandingkan dengan
domba-domba lainnya. Bahkan menurut saya pribadi, kejeniusan Shaun sendiri sudah
berada pada level di atas manusia normal. Ialah yang selalu mengkoordinasi teman-temannya
dalam melancarkan segala rencana yang ia buat. Hampir semua rencananya selalu
berhasil, contohnya adalah misi menidurkan The Farmer, meski akhirnya petaka
justru berawal dari sana. Team work
dari para domba-domba ini juga sungguh bagus, semua memang tidak lain adalah
hasil dari tangan dingin Shaun. Itulah mengapa, saya begitu terkesan sekali
dengan karakter domba yang satu ini. Berbeda dengan karakter lain yang nakal,
manja, dan troublemaker.
Shaun
The Sheep Movie dieksekusi dengan cukup bagus, lumayan lucu, dan tidak lupa
menghibur. Sebuah kostum kuda yang odd-looking
berhasil dibuat untuk misi penyelamatan The Farmer serta mengembalikannya
kembali ke peternakan. Dan lagi, team
work dari para domba ini, plus si Bitzer, dipertunjukkan. Ada 2 hal yang
begitu sangat lucu dalam film ini, dan keduanya bukanlah lelucon yang dibuat
oleh karakternya. Pertama adalah kostum kuda warna kuning yang dibuat Shaun
dkk., yang kedua adalah gambar anjing bermata merah dalam penjara tempat Shaun
dan Bitzer disekap. Saya tidak berhenti tertawa melihat 2 benda tersebut, lucu,
aneh, dan sangat sulit untuk dilupakan. Overall,
Shaun The Sheep Movie merupakan film hiburan keluarga yang pas dinikmati waktu
senggang. Pastikan, saudara Anda yang masih kecil turut menyaksikannya juga.
ATAU
7 / 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AYO KITA DISKUSIKAN !