Ini
adalah kali kedua kolaborasi Aamir Khan dengan sutradara Rajkumar Hirani yang
sebelumnya sukses lewat 3 Idiots (2009). PK adalah komedi satir yang memiliki
komposisi yang lebih berat dari 3 Idiots serta menyinggung permasalahan yang
sensitif, yaitu ajaran agama dan pencarian akan ketuhanan. Seperti halnya 3
Idiots, Rajkumar Hirani membawakan PK dengan cukup ringan tapi mengena, tanpa
perlu membawakan teori-teori yang memusingkan mengenai konsep ketuhanan dan
dogma. Tentu yang tidak kalah mengejutkannya adalah kemunculan Sanjay Dutt yang
kontroversial di bagian supporting roles
(bagian ini Anda bisa mencari tahu sendiri).
Alien
humanoid (Aamir Khan) mendarat di
Kota Rajasthan dengan tujuan meneliti tentang kehidupan manusia. Tapi naasnya, remote control-nya yang berwujud kalung
malah dicuri oleh penduduk setempat. Remote
control tersebut tidak lain merupakan alat komunikasi untuk memanggil
pesawat luar angkasanya agar dapat kembali pulang. Melalui bantuan orang-orang
sekitar, alien tersebut diminta untuk memohon kepada Tuhan agar dapat menemukan
remote control-nya. Berbagai macam
kekonyolan akibat ketidaktahuannya ia alami saat proses pencarian tersebut,
karena ia melibatkan berbagai macam agama, hingga orang-orang memanggilnya Peekay (PK) yang artinya orang mabuk.
Cerita
berpindah di Bruges, Belgia. Seorang gadis India bernama Jaggu (Anushka Sharma)
jatuh cinta pada pemuda muslim dari Pakistan, Sarfaraz (Sushant Singh Rajput).
Ayah Jaggu (Parikshit Sahni) tidak menyetujui hubungan mereka dan memohon pada
guru spiritualnya, Tapasvi Maharaj (Saurabh Shukla) agar memisahkan mereka
berdua. Masalah pun datang antara Jaggu dan Sarfaraz, sehingga membuat Jaggu
pulang kembali ke India. Jaggu yang seorang jurnalis TV kemudian bertemu PK dan
mereka berdua pun menjadi akrab. Bahkan, Jaggu pun bersedia membantu PK dalam
upaya pencarian remote control itu. Petualangan
mereka berdua yang penuh kekocakan pun dimulai.
Saya
awalnya tidak menyangka jika film ini akan membawa tema yang sensitif untuk
diangkat. Bagaimana tidak, Aamir Khan berperan sebagai alien yang mendarat di
bumi dalam keadaan ‘telanjang’, mengisyaratkan bahwa ini adalah film komedi
yang super konyol, meskipun tidaklah bodoh. Narasi berpindah pada hubungan
percintaan Jaggu dan Sarfaraz, timbul pertanyaan akankah “PK” bercerita tentang
cinta segitiga (dengan alien) yang dibalut komedi ?. Kemudian, mengerucut
menjadi lebih serius ketika masalah perbedaan agama ikut dibawa dalam hubungan
cinta dua insan muda ini. Rajkumar Hirani ternyata masih belum membuka lebar
kemana arah film ini, sampai pertemuan Jaggu dengan PK serta masalah remote control yang menghubungkannya
dengan pencarian Tuhan. Tabir misteri semakin jelas, Rajkumar Hirani ternyata
membuat komedi satir dengan sosok alien yang mencari Tuhan, tapi ia sendiri
kebingungan dengan Tuhan mana yang harusnya dicari ?. Sedangkan setiap orang menyembah
Tuhan dengan wujud yang berbeda-beda.
Sebelum
saya membahas mengenai alien PK yang menyentil setiap agama, saya ingin memberi
tahu bahwa film ini penuh dengan metafora di dalamnya. Bagian pertama dari kedatangan
alien PK dengan telanjang dan tanpa berbicara, menunjukkan bahwa ia bagaikan
bayi yang dalam keadaan suci tanpa dosa. PK sendiri mengatakan bahwa bangsanya
tidak pernah berbohong karena hanya berkomunikasi melalui sentuhan tangan, dan
bukan lewat mulut. Dari sini, PK mencoba menyindir antara bayi yang suci dengan
orang dewasa yang banyak melakukan dosa, terutama berbohong. Kemudian PK mulai
belajar memakai baju, belajar berbicara, dan belajar untuk mencari Tuhan. PK
percaya bahwa Tuhan mampu mengembalikan remote
control-nya yang telah dicuri orang. Di bagian ini, PK mencoba menyadarkan
pada semuanya bahwa Tuhan itu hadir ketika seseorang merasakan ada harapan,
putus asa, dan takut, seperti layaknya PK yang takut kehilangan remote control-nya. Apa yang dialami PK
ternyata tidaklah mudah, karena ia temukan ada banyak wujud Tuhan dan
berbeda-beda pula cara untuk menyembahnya.
Akan
ada banyak sekali sindiran demi sindiran yang dilontarkan oleh PK kepada setiap
agama, termasuk mengenai agama yang dibentuk oleh tampilan luar, sehingga akan
dengan mudah mengenali agama seseorang hanya dari penampilannya saja. Tapi saya
tidak mungkin akan memasukkan semuanya dalam ulasan yang terbatas ini. Rajkumar
Hirani dengan beraninya menyentil agama-agama beserta penganutnya yang selalu
mengagungkan agamanya sendiri dan menghina agama lain, dengan menghadirkan
sosok PK yang murni (telanjang bagai bayi) sebagai seseorang yang melihat hanya
ada satu Tuhan, tanpa harus membedakannya dengan berbagai wujud.
PK
yang berasal dari kata Peekay yang
artinya mabuk, juga menjadi sindiran bahwa orang yang mabuk adalah orang yang jujur
berkata apa adanya yang bahkan mampu berdebat mengalahkan pemuka agama
sekalipun, dalam hal ini digambarkan pada sosok Tapasvi Maharaj yang keblinger.
Singkatnya, Rajkumar Hirani ingin mengoreksi apa yang sebelumnya dinilai tabu
dan kaku dengan kekonyolan dari karakter yang ia hadirkan, sama seperti Ranchoddas
dalam 3 Idiots. Kisah romance juga
sempat disinggung di sini meskipun dengan porsi yang bisa dibilang sedikit.
Salah
satu kunci sukses dari PK adalah pada naskah kuat yang ditulis sendiri oleh
Rajkumar Hirani dan Abijhat Joshi. Mereka mampu menciptakan karakter yang kuat
dan dengan dialog-dialog yang cerdas serta mengena pula. Tidak lupa ia selipkan
pula plot twist di bagian klimaksnya yang semakin membawa perasaan haru biru.
Jika dipikir lagi, memang ‘lucu’ melihat sosok orang mabuk yang sering dianggap
troublemaker, justru berbicara apa
adanya mengenai Tuhan dan malah menertawakan pemimpin agama / spiritual.
Kritikan yang disampaikan Rajkumar Hirani ini memang jujur, mengena, dan
membuat yang menontonnya menjadi berfikir mengapa setiap agama yang berbeda saling
membenci dan mencela, padahal memiliki satu Tuhan yang sama, Tuhan yang
menciptakan semua. Dari dua film ini, Rajkumar Hirani telah membuktikan
kualitasnya sebagai sutradara top Bollywood, dan sangat ditunggu untuk
karya-karya terbarunya.
ATAU
8,5 / 10
Yup, naskah film ini dikemas cukup kuat oleh Hirani untuk mengkritisi tindakan para pemuka-pemuka agama.. Tapi menurut saya, ini juga didukung sama penampilan kedua pemain utamanya yang emang dapet banget buat peranin karakter mereka.
BalasHapusBtw, Iza link web-nya sudah ditambahkan di website Cinejour ya,,, jangan lupa add kita juga.
Terima kasih mas Bavner Donaldo atas kunjungannya.
BalasHapusLink blog Anda sudah masuk.
Bicara soal PK, film hampir mirip dgn karya Hirani sebelumnya, 3 Idiot, dia juga mengkritisi hal-hal yang sebelumnya dianggap kaku dan kolot menjadi sebuah hal yg ringan dan dapat direnungkan bersama. ^_^
@Iza Thanks... Iya, setuju.. Hirani cukup kreatif ngebuat film kaya "PK" ataupun "3 Idiots."
BalasHapusfilm yang cukup berani membahas 'kerancuan' dalam agama..
BalasHapusceritanya jua mengalir dengan santai..
adakah rekomendasi lain selain PK
Sepertinya film pk perlu ditonton masyarakat Indonesia saat ini setelah pilkada DKI kemarin hahahaha.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuslangsung bisa coba dahulu dengan nominal deposit Rp 10.000,-kamu tidak akan menyesal bergabung dengan VITAPOKER. Selamat Bergabung dan Salam Jackpot !
BalasHapusPromo Terbaru Poker Online – Promo Menjelang Ramadhan Pokervita 1440 Hijriah
KLIK SINI LANGSUNG!!!
Informasi Lebih Lanjut:
| Whatsapp : +62 812-222-2996
|lINK KAMI di : WWW.POKERVITA.VIP