Persiapkan
diri Anda untuk setiap film yang tidak hanya dibintangi, tetapi juga ditulis
oleh Sacha Baron Cohen. Semua film komedi tulisannya tidak jauh dari lelucon vulgar
soal ‘lendir.’ Leluconnya memang tidak berotak. Namun bukan berarti saya
mengatakan tidak menghibur. “The Brothers Grimsby” ini contohnya; sangat
menghibur, lucu, khas Baron Cohen. Saya bahkan cukup lelah tertawa karena
menontonnya.
“The
Brothers Grimsby” memfokuskan pada dua orang bersaudara asal Grimsby, Inggris,
yang telah terpisah selama hampir 28 tahun. Yang tertua bernama Nobby (Baron
Cohen), seorang fans berat Timnas Inggris yang tinggal di lingkungan kumuh
Grimsby. Saudaranya yang terpisah jauh di London, Coddy/Sebastian (Mark
Strong), kini menjadi mata-mata terbaik MI6. Keduanya yatim piatu.
Pertemuan
awal mereka setelah terpisah bertahun-tahun dimulai ketika Sebastian
mendapatkan sebuah misi. Ia ditugaskan untuk mengamankan dermawan Rhonda George
(Penélope
Cruz) dari ancaman pembunuhan. Di tempat yang sama, Nobby tengah menunggu kemunculan
Sebastian. Tak sabar ingin bertemu, Nobby tiba-tiba memeluk Sebastian yang
tengah membidik sasaran. Apa yang terjadi kemudian?
Oh,
sudah tentu tembakan meleset. Naas, peluru mengenai seorang bocah penderita
AIDS yang menjadi duta perdamaian Israel dan Palestina. Darahnya yang
terkontaminasi HIV, lantas muncrat dan masuk ke dalam mulut Daniel
Radcliffe—sungguh apes, bintang Harry Potter itu ada di sana. “Kau berhasil
mengenainya dalam waktu 3 detik. Voldemort saja tidak bisa meski sampai 8 film,
“kata Sebastian dengan nada ironi pada Nobby.
Kegagalan
dalam misi itu membuat petinggi MI6 menganggap Sebastian sebagai pengkhianat.
Ia menurunkan mata-mata lainnya untuk mengeliminasinya. Kini, tujuan Sebastian
adalah membersihkan nama baiknya, di samping memburu Maelstrom Syndicate
sebagai dalang penembakan.
Dalam
keadaan seperti ini, penonton bisa menebak siapa pilihan terakhir untuk
membantu Sebastian. Benar, Nobby! Sekuen di awal film menampilkan karakterisasi
keduanya. Nobby yang tinggal di rumah kumuh dengan 11 anak, serta Sebastian
seorang agen terbaik, membuat perbedaan keduanya sangatlah mencolok. Tapi dari
situ kita mengerti, jika Sebastian memang membutuhkan sosok seperti Nobby.
Template untuk film semacam “The
Brothers Grimsby” ini bukanlah hal baru lagi. Sebagai penonton yang sudah
menonton ratusan film, Anda dengan mudah akan mencerna dan menganalisa alurnya.
Ini film tentang from zero to hero.
Ini juga film tentang kolaborasi antara si pecundang dan si pemenang, dimana si
pemenang menjadi pihak yang butuh uluran tangan si pecundang.
Yang
dibutuhkan oleh “The Brothers Grimsby” tinggal komedi konyol tidak berotak,
hiperbolis, serta vulgar demi memancing tawa penonton. Saya katakan jika
seluruh lelucon ‘tidak baru’ ala Baron Cohen masih tetap efektif. Saya tidak
berhenti tertawa hampir di sepanjang film. Sayangnya hal itu tidak lantas pula
membuat film ini berpredikat bagus. Butuh lebih dari sekedar guyonan gila.
“The
Brothers Grimsby” disutradarai oleh Louis Leterrier (“Clash of Titans” 2010
& “Now You See Me” 2013). Naskahnya oleh Baron Cohen dengan dibantu Phil
Johnston. Sejujurnya, saya tidak tertarik membicarakan unsur drama hingga aksi
dalam film ini. Perhatian saya hanya tertuju pada lelucon yang ditawarkan oleh
Baron Cohen. Vulgar memang benar. Juga, ia tidak luput menyelipkan krisis global
di dalamnya. Ia menjadikan sesuatu yang tabu menjadi lucu. Dan ia mengajak kita
untuk menertawakannya.
Dalam Website Poker Vita menyediakan games seperti Texas Poker, Capsa Susun, Bandar Poker, Domino QQ, Adu Q, dan Bandar Q.
BalasHapusBanyak masyarakat Indonesia telah mengenal permainan judi online dari berbagai server perjudian online
Informasi Lebih Lanjut:
Bbm : D88B0154
Whatsapp : +62 812-222-2996
|lINK KAMI di : POKERVITA.LIVE
ijin share ya kak reviewnya
BalasHapuspaket netflix xl