“Green Room” adalah bingkisan berisi
semangat musik punk dari sutradara
Jeremy Saulnier. Dan juga, ini adalah film yang menggambarkan brutalitas kaum skinhead (semua anggotanya berkepala
plontos) yang selalu didentikkan dengan kebangkitan Nazi. Banyak orang
menyebutnya sebagai “Neo-Nazi.”
Skinhead
adalah sub-kultur yang pertama kali lahir di Inggris di era tahun 60-an.
Terdiri dari kaum kelas menengah hingga atas, mereka adalah komunitas yang
memiliki gaya hidup dan pemikiran tersendiri. Banyak beranggotakan para pekerja
kasar, seringnya mereka dipandang berperangai keras. Tidak heran mereka
kemudian sering diasosiakan dengan Nazi.
Jeremy Saulnier memakai pandangan
masyarakat tersebut dalam “Green Room.” Ia juga menampilkan bagaimana perpaduan
antara skinhead dengan Neo-Nazi
menghasilkan kekerasan amat liar. Tentu di sini kita akan melihatnya dalam
wujud sebuah hiburan.
Sub-kultur skinhead memang dekat dengan aliran musik punk. Namun tidak menutup kemungkinan para penganutnya memilih
aliran musik yang lebih bervariasi. Untuk film ini, Saulnier menggunakan sebuah
band punk sebagai media penuturannya.
Terdengar cukup menarik sepertinya.
Band punk ini terdiri dari empat anggota, Pat (Anton Yelchin), Sam (Alia
Shawkat), Reece (Joe Cole), dan sang vokalis Tiger (Callum Turner). Mereka
mengadakan promo melalui sebuah radio lokal, yang kemudian menuntunnya ke
sebuah klub. Bukan sebuah klub biasa, rupanya. Berlokasi di tengah hutan terpencil
di kawasan Oregon.
Selepas menampilkan performa, Pat
kembali ke green room untuk mengambil
ponsel milik Sam. Gila! Pat melihat seorang gadis tewas dengan tikaman pisau di
kepalanya. Berusaha lari untuk menelepon polisi, Pat berhasil dihentikan si tukang
pukul. Masalah besar tengah menimpa para pemuda ini.
Mereka kemudian ditawan di dalam green room itu. Bersama dengan mayat si
gadis dan teman wanitanya, Amber (Imogen Poots). Mereka tak bisa keluar begitu
saja. Tukang pukul yang lebih besar dan garang, menghadang di depan pintu. Dia
menjaga Pat dan lainnya untuk tidak membeberkan pada polisi.
Sang pemilik klub, Darcy (Patrick
Stewart), datang. Ia muncul dengan wajah penuh kemarahan dan kekhawatiran. Dia
tak ingin polisi ikut campur urusan ini. Tentu ini mengindikasikan ada sesuatu yang
besar di baliknya. Sesuatu yang jauh lebih besar dari sekedar pembunuhan
seorang gadis.
Perlu diketahui sebelumnya jika Darcy
adalah pemimpin dari Neo-Nazi. Diperankan dengan sangat mengagumkan oleh
Patrick Stewart, ia jauh dari kesan akan peran-perannya selama ini. Kejam,
berdarah dingin, dan mengintimidasi. Lagipula Patrick Stewart adalah aktor
Inggris, pilihan tepat sebagai karakter skinhead.
“Green Room” cukup menjanjikan dalam
menghadirkan adegan gore. Darah
berceceran hingga daging terkoyak; semua yang Anda butuhkan sebagai penggilanya
ada di sini. Tapi sayangnya, “Green Room” lewat naskah yang juga ditulis
Saulnier kurang mampu dalam mempertahankan intensitas keseruan. Ada momen
dimana terasa menegangkan, di lain justru berakhir mengendor.
Salah satu penyebabnya menurut saya
adalah pada kurang totalitasnya adegan gore.
Untuk yang jarang menontonnya, “Green Room” mungkin sudah lebih dari cukup
membuat ngilu. Sebaliknya, Anda yang mengaku penggila pasti masih merasa
kekurangan. Tidak seperti apa yang saya dengar, “Green Room” kurang sadis walau
sudah berusaha keras tampil brutal.
Di luar konteksnya, saya ingin
mengatakan bahwa “Green Room” menjadi salah satu film terakhir yang dibintangi
oleh Anton Yelchin. Paling tidak sejauh ini yang telah dirilis; sebelum “Star
Trek Beyond” yang juga rilis di tahun ini.
Kematian Anton Yelchin memang cukup
mengagetkan saya, mengingat “Green Room” banyak didengungkan akhir-akhir ini.
Dia banyak bermain dalam film-film independent,
sedikit yang pernah saya tonton adalah “Odd Thomas” (2013) dan “Burying The Ex”
(2014). Rest in Peace!
Neo-Nazi punk itu emang udah pergerakan yg semi-establish kok di Amrik, nyatanya ada lagunya Dead Kennedy (yg juga dicover di film ini), "Neo-Nazi Fuck Off!"
BalasHapusleh uga nih film
BalasHapusDownload Blackway (2016) Bluray
iya bos, di paruh akhirnya emg terasa mengendur ya..ini saya juga baru ngereview film ini hehe https://horrorsekarepdewek.blogspot.co.id/2016/07/green-room-2016.html btw, tukeran link yak, punyamu sudah saya tambahkan
BalasHapusDalam Website Poker Vita menyediakan games seperti Texas Poker, Capsa Susun, Bandar Poker, Domino QQ, Adu Q, dan Bandar Q.
BalasHapusBanyak masyarakat Indonesia telah mengenal permainan judi online dari berbagai server perjudian online
Informasi Lebih Lanjut:
Bbm : D88B0154
Whatsapp : +62 812-222-2996
|lINK KAMI di : POKERVITA.LIVE
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusoke banget reviewnya kak
BalasHapusxl prio pass
kuşadası transfer
BalasHapusfoça transfer
alaçatı transfer
didim transfer
karşıyaka transfer
YWLOLY