Sudah cukup menjamur di Indonesia, film-film yang mengangkat tema
pernikahan. Sebagian besar, film bertema pernikahan tidak lepas dari sentuhan
komedi. Mulai dari yang lucu sekali hingga yang berkadar cukup. Film yang
disutradarai Monty Tiwa ini memiliki segudang cast yang meramaikannya, dengan begitu akan ada banyak ‘rasa’ yang
mewarnai jalannya cerita. Bagai rujak buah yang bermacam komposisi, semua nge-mix menjadi satu.
Film ini bercerita tentang 6 sahabat, Uci (Eriska Rein), Deon (Deva
Mahenra), Fira (Nina Zatulini), Mona (Karina Nadila), Pepi (Babe Cabita), dan
Rico (Adipati Dolken). Hari itu, Fira akan menikah dengan Lando (Eza Gionino)
yang sudah ia pacari selama 6 tahun. Dengan konyolnya (atau bodoh), Lando
bercerita bahwa ia pernah berselingkuh di belakang Fira. Fira yang marah
sejadi-jadinya, lantas membatalkan pernikahannya dan memilih kabur bersama
teman-teman lainnya. Ternyata, Deon selama ini juga menyimpan rasa terhadap
Fira. Tanpa mencoba memacarinya, Deon ingin menikahi Fira dengan proses
ta’aruf. Tapi Fira menolak dengan alasan bahwa mereka bersahabat sudah lama.
Tidak ingin menyerah, Deon berusaha sekuat tenaga untuk bisa mengambil
hati Fira. Dengan bantuan Pepi dan Rico yang merupakan teman satu kosan,
berbagai cara konyol pun dilakukan untuk bisa mendapatkan Fira dan restu
ibunya. Karakter-karakter lain juga diceritakan beserta hubungannya dengan
kekasihnya, lengkap dengan segala masalah yang dihadapi, seperti hubungan Rico
yang cukup rumit dengan kekasihnya yang dari kalangan sosialita, Aida (Bianca
Liza), lalu Mona yang baru putus dari Jerry (Fandy Christian), hingga
pertemuannya dengan Kak Emil (Dwi Sasono).
Semua cerita yang dihadirkan sebenarnya sudah bukan hal yang baru lagi,
mulai dari gagal kawin, diputus karena tanpa restu orang tua, hingga mencintai
seseorang yang sudah berpasangan. Tapi dengan karakter yang banyak dan lengkap
beserta permasalahan yang dihadirkan, jalannya cerita menjadi cukup seru,
ramai, dan berwarna. Apalagi kemunculan Babe Cabita yang komikal, menambah
suasana menjadi lucu dan tidak terasa terlalu mellow di beberapa momen sedihnya. Dari
menit-menit awal, Babe sudah menunjukkan aura-aura kelucuannya, apalagi
karakter yang dimainkannya juga tidak kalah konyol dengan kebiasaannya yang
suka merekam setiap momen yang terjadi.
Kelucuan yang dihadirkan ternyata tidak hanya berat pada porsi karakter
Pepi saja di sini, karakter lain seperti Deon, Rico, dan bahkan Mona pun secara
tidak diduga juga ditampilkan dengan komikal. Kehidupan Deon, Rico, dan Pepi
sebagai anak kosan yang serba ‘kekurangan’ juga menjadi andalan dalam
menghadirkan setiap kelucuannya, meski sempat ada adegan garing dari mereka
yang cukup menurunkan tensi saya. Untuk aspek akting, saya sendiri paling menyukai
Karina Nadila yang tampil tidak hanya lucu, tapi juga menggemaskan menjadi
cewek yang ceplas ceplos dalam bicara. Di balik karakternya yang joyfully, ia juga mampu menjadi Mona
yang membuat saya felt dengan masalah
pencarian cinta sejati yang dihadapinya.
Secara garis besar, Aku, Kau, & Kua ini dibagi menjadi 2 bagian
cerita, bagian pertama mengenai pendekatan Deon dengan Fira hingga ke
pertengahan cerita, dan sisanya berfokus pada hubungan antara Uci dengan Rico.
Di antara keduanya, diceritakanlah hubungan antara Mona dengan Kak Emil serta
hubungan Rico yang cukup bermasalah dengan Aida. Awalnya, saya berfikir bahwa
Deon dan Fira memiliki porsi yang paling banyak sendiri di sini, ternyata
karakter lain seperti Uci dan Rico juga memiliki porsi yang sama juga.
Sedangkan untuk Mona, bisa dikatakan sebagai penyeimbang untuk 2 cerita
utamanya. Pepi ?, jangan salah, dia memiliki kejutan di akhir cerita.
Kekurangan yang selalu ada pada film romance atau romance comedy
tanah air kita adalah terlalu menitik beratkan pada sudut pandang salah satu
agama saja. Sebagai contoh di sini adalah pengertian “cinta” yang dihadirkan
tidak lah bersifat universal, melainkan lebih condong pada agama tertentu saja.
Harapan saya, tanpa membawa embel-embel agama tertentu, kisah romansanya dapat
dinikmati semua kalangan tanpa memandang apapun agamanya. Hal tersebut sampai
sekarang selalu saja menjadi ganjalan dalam pikiran saya. Baiklah, saya bisa
memaafkan kekurangan di bagian itu. Terlepas dari itu semua, saya sangat
menikmati film ini, funny & bittersweet melebur menjadi satu sajian
yang begitu menghibur. Alur cerita dan konfliknya memang simple, tapi tidak cheesy.
Intinya, saya suka.
ATAU
7 / 10
yaa saya juga suka
BalasHapusPromo Bonus: UANG TUNAI
BalasHapus- Bonus UANG TUNAI Extra 10% (New Member)
- Bonus UANG TUNAI Extra 5% (Setiap harinya)
- Bonus UANG TUNAI RakeBack Tanpa Minimal T.O (HOT Promo)
- BONUS SAHUR UANG TUNAI
Bonus Sahur Khusus di jam 03.00 s/d 06.00
- BONUS NGABUBURIT UANG TUNAI
Bonus Ngabuburit Khusus di jam 17.30 s/d 20.30
WhastApp : 0812-9608-9061
Lnk : WWW. POKERAYAM. TOP