“Stick
Man” adalah film pendek televisi yang disutradarai oleh Jeroen Jaspaert dan
Daniel Snaddon. Film ini diadaptasi dari buku anak-anak karya Julia
Donaldson—mengisahkan petualangan Stick Man (Martin Freeman), setangkai kayu
yang “hidup.” Ia tinggal di dalam Family Tree bersama istri tercintanya dan
ketiga anaknya.
Di
suatu pagi, Stick Man memilih menikmati sejuknya udara pagi dengan jogging. Di dalam perjalanannya, ia
bertemu dengan siput yang hendak memakan daun. Melihatnya nampak kesusahan
dengan gerak lambatnya, Stick Man lalu membantunya dengan mengambilkan sehelai
daun. Sebelum berpisah, siput mengingatkan Stick Man untuk berhati-hati dengan
seekor anjing.
Baru
saja menutup mulut, seekor anjing lantas mengejar dan menangkapnya. Stick Man
dijadikan main tangkap lempar oleh si anjing dengan pemiliknya. Lepas dari si
anjing, Stick Man masih belum merasakan bebas. Ia menjadi bulan-bulanan hewan
dan orang-orang di sekitar hingga tanpa sadar membuatnya semakin jauh dari
Family Tree.
Sedih
bercampur kesepian menghiasi perasaan Stick Man. Di dalam hatinya ia terus
bertanya-tanya mengapa mereka-mereka selalu saja menganggapnya sebagai benda
mati. “Aku adalah Stick Man!,” pikirnya dalam hati. Tapi siapa yang akan
mendengarkannya? Petualangan Stick Man masih berlanjut. Akankah ia berhasil
pulang ke Family Tree dengan selamat dan berkumpul dengan keluarganya?
“Stick
Man” memiliki konsep cerita anak-anak pada umumnya. Plot yang sederhana,
petualangan bercampur komedi, dan mengandung pesan moral di dalamnya. Meski
mengusung teman anak-anak, bukan berarti “Stick Man” tidak bisa dinikmati
penonton dewasa. Sebagai contoh saya begitu menyukai kisah sederhananya yang tanpa
embel-embel gimmick tertentu.
Menonton
“Stick Man” ibaratnya menonton kembali trilogi “Toys Story.” Keduanya sama-sama
diisi dengan petualangan. Di dalam petualangan itu, si karakter mencari
pemahaman dari jati dirinya yang sesungguhnya. Kisahnya benar-benar cerminan
dari anak-anak yang haus akan pengalaman yang hanya bisa didapat lewat belajar
dalam berpetualang. Seberapa sulitnya yang dihadapi, selalu ada hikmah yang
bisa dipetik.
“Stick
Man” adalah film stop-motion tentang
menjadi diri sendiri. Kisahnya sederhana, namun inspiratif dan dipenuhi unsur magical. Mengesankan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AYO KITA DISKUSIKAN !