“Perceraian”, kata ini memang momok
bagi pasangan suami istri baik yang pernikahannya telah berusia puluhan tahun
maupun yang masih seumur jagung. Bagaimana tidak, karena pada hakikatnya
perceraian itu memisahkan dua insan yang jauh sebelumnya telah mengikat janji
suci untuk bersama selamanya. Ada beberapa hal yang menjadikannya alasan, bisa berupa
kekerasan dalam rumah tangga, ketidakadilan, ataupun meredupnya rasa cinta. Shlomi
dan Ronit Elkabetz, dua bersaudara yang menulis naskah dan menyutradarai “Gett,
The Trial of Viviane Amsalem” menceritakan betapa alotnya perceraian hingga
memakan waktu 5 tahun, sebab salah satu pihak mencoba dengan keras
mempertahankan keutuhannya. Sebab masih mencintai kah ?. Keras kepala kah ?.
Seperti judulnya, film ini bercerita
tentang Viviane Amsalem (Ronit Elkabetz) yang menuntut bercerai dari suaminya.
Elijah (Simon Abkarian), sang suami, menolak untuk menceraikan wanita yang telah
memberikannya 4 anak tersebut dengan alasan masih mencintainya. Beberapa kali
Elijah menolak untuk datang dalam persidangan, meskipun akhirnya ia berhasil
dibujuk dengan paksaan. Dalam persidangan perceraian itu, Elijah dibantu oleh
kakaknya, Shimon (Sasson Gabai). Sedangkan di pihak Viviane, ada pengacara Carmel
Ben-Tovim (Menashe Noy) sebagai pembela. Jika Elijah bersikukuh untuk menolak
bercerai dengan alasan yang kuat, lantas apa yang melatar belakangi Viviane ?.
“Gett”, saya cukup menuliskannya
dengan singkat, berasal dari kata “get” dalam Bahasa Ibrani yang berarti
dokumen perceraian yang diatur dalam Agama Yahudi. Dipimpin oleh 3 orang pemuka
agama (Rabbi), saya berasumsi bahwa sidang perceraian semacam ini didasarkan
dalam aturan-aturan yang ada sesuai dengan sudut pandang agama. Dengan dasar
aturan agama, biasanya perceraian harus memiliki dasar yang kuat agar bisa
berjalan lancar. Alasan pun harus dijelaskan secara gamblang. Salah satunya
adalah bila ada salah satu pihak yang merasa tersakiti sebagai landasan kuat
perceraian tersebut. “Gett” sedikit mengingatkan saya pada “A Separation”
(2011), perceraian berjalan begitu rumit karena alasan yang terlalu ‘lemah’
untuk dijadikan dasar.
Apa yang terjadi dengan “Gett” juga
seperti itu. Perceraian antara Viviane dan Elijah juga terkendala karena salah
satu pihak (Elijah) menolak keras. Hakim dari 3 Rabbi bahkan telah menyarankan
mereka berdua untuk kembali bersatu. Elijah seorang pria paruh baya yang tidak
pernah mengkasari Viviane atau bahkan berselingkuh. Para saksi yang mengenalnya juga
mengatakan bahwa Elijah adalah seorang pria yang baik. Tapi, Viviane dengan
tegas mengatakan bahwa sudah tidak mencintai Elijah lagi atas bentuk diamnya
itu. Perbedaan pendapat itupun membuat sidang perceraian menjadi alot dan harus
tertunda berkali-kali sampai menginjak tahun kelima semenjak Viviane menuntut
cerai.
“Gett”, adalah bagian ketiga dari
sebuah trilogi yang diawali dari “To Take a Wife” (2004) lalu dilanjutkan
“Shiva” (2008). Keduanya juga ditulis dan disutradarai oleh Elkabetz
bersaudara. Saya memang belum menonton kedua film tersebut, tapi saya bisa
mendeskripsikan singkat bila ketiga film tersebut secara bertahap bercerita
tentang pernikahan seorang wanita (Viviane) yang tidak membahagiakan. Ketiga
filmnya berhubungan, dimulai dari proses pernikahannya, kehidupan setelah
menikah, dan diakhiri dengan perceraian lewat “Gett” ini.
Saya hanya tidak habis pikir saja ada
seseorang yang sebegitu menderitanya akibat pernikahan (tidak bahagia) yang
dijalaninya. Pastinya ada banyak sekali di luar sana selain karakter Viviane
ini. Hanya bedanya bila apa yang dialami oleh Viviane ini jauh lebih ruwet
daripada kasus-kasus perceraian yang marak terjadi. Setidaknya dari sejauh ini
yang saya ketahui. Kebanyakan diakibatkan karena masalah kekerasan, ekonomi,
atau masih banyak lainnya. Semua permasalahannya jelas. Pernikahan Viviane
tampak baik-baik saja, dari pengakuan beberapa karakter yang menjelaskan
sedikit flashback. Namun, ‘kenihilan’
yang mungkin saja sebagian besar dianggap masyarakat masih dalam tahap ‘aman’,
rupanya memberikan dampak yang besar bagi psikologi seorang Viviane.
Karakter Viviane yang notabene seorang
wanita, pantaslah membuat saya bersimpati. Tapi hal itu tidak lantas juga
membuat saya menyalahkan pihak suami. Naskah yang ditulis oleh duo Elkabetz
memanglah cerdas berikut sentuhan komedi hitamnya, ia membuat saya
terombang-ambing di antara karakter Viviane dan Elijah. Haruskah saya membela Viviane
?.Oh, bisa saja Elijah yang benar. Rupanya, duo Elkabetz tidak menginginkan
saya sebagai penonton untuk membela salah satunya. Mungkinkah mereka berdua
sama-sama keras kepala ?. Saya juga tidak tahu. Sebab jika diperhatikan dengan
baik, khususnya bagi Elijah, tidak ada istilah keras kepala bagi seseorang yang
menginginkan pernikahannya tetap utuh. Kalau begitu, apa yang ingin coba
disampaikan oleh duo Elkabetz lewat “Gett” ?.
Ini bukan masalah siapa yang benar
maupun salah. Ini juga bukan masalah berhasil atau tidaknya Viviane bercerai
dari Elijah. Bagian paling utama adalah sebuah proses bagaimana “Gett” memaparkan
keputusan dan cinta. Keputusan tepat di saat yang tepat pula. Terus, apa
hubungannya dengan ‘cinta’ yang terasa ambigu dengan tema dari court drama ini ?. Tidak, karena pada
dasarnya “Gett” juga menyenggol masalah itu. Salah satu teman saya bercerita
bahwa pada dasarnya sebuah perceraian lebih disebabkan pada masalah duniawi.
Bukan karena saling membenci atau tidak cinta lagi sehingga berpisah. Semua kembali
lagi pada besarnya ego yang menutupi
cinta itu. Walau bercerai sekalipun, bukan tidak mungkin cinta masih tumbuh di
hati mereka.
“Gett” begitu kompleksnya bahkan juga
menyentil sidang perceraian di Israel. Viviane mencoba membandingkannya dengan
yang ada di Amerika. Bahwa bila di sana seorang suami mangkir hingga sampai
dipenjara, maka sidang perceraian dinyatakan selesai dan kedua belah pihak bisa
resmi berpisah. Mengutip dari apa yang dikatakan oleh Viviane, bisa saja
perbedaan dari dua negara ini disebabkan pada dasar yang digunakan. Selesai
menonton “Gett” pun, saya mencoba bertanya dalam diri. Jika bukan Viviane dan
Elijah, mungkinkah 3 hakim itu yang keras kepala dan kolot ?.
9 / 10
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussaya sudah nonton film ini tapi masih bertanya2 kisah akhirnya. apa sebenarnya syarat yang diminta alisha (suami) agar vivian dapat surat cerai? saya ulangi menonton mungkin ada scene yang terlewat tapi tetap saya tidak menemukan jawabannya. apakah kematian vivian yg diminta? tolong yang tahu di share. terima kasih.
BalasHapus