Ini kali ketiga saya menonton film dari Woody Allen setelah Annie Hall
(1977) dan Midnight in Paris (2011). Jangan tanya genre film ini apa, jika Anda
sudah sering menonton film-filmnya. Match Point sedikit berbeda dengan 2 film
Allen yang saya tonton sebelumnya, karena di sini Anda akan menemui unsur thriller menegangkan yang terselip pada romance. Tidak lupa pula, keabsurdan khas Allen lagi-lagi muncul di
sini, tapi dengan aroma sedikit ‘mistis’.
Seorang pemain tenis bernama Chris Wilton (Jonathan Rhys Meyers)
memutuskan untuk menjadi pelatih dengan alasan ingin menghindari padatnya
jadwal jika menjadi pemain pro. Kemudian berlanjut dengan perkenalannya pada
Tom Hewett (Matthew Goode) sebagai anak bimbingnya dan dengan cepat mereka
menjadi akrab. Tom pun memperkenalkan keluarganya pada Chris, tidak terkecuali
adik perempuannya yang terlihat tertarik pada Chris, Chloe (Emily Mortimer).
Seperti Tom, keluarganya juga cepat akrab dengan Chris. Bahkan, Chloe diam-diam
mendekati Chris dan hubungan mereka berlanjut lebih serius lagi. Suatu ketika,
Chris merasa tertarik mendapatkan tantangan bermain tenis meja dari seorang
gadis Amerika seksi bernama Nola Rice (Scarlett Johansson). Nola kelihatan
sangat genit dan berhasil menggoda Chris. Siapa yang sangka, rupanya Nola
adalah tunangan dari Tom, meski ibunya kurang setuju dengan hubungannya.
Pertemuan Chris dengan Nola semakin intens. Berbeda dengan Nola, Chris
lah yang sebenarnya terlihat sangat tertarik dengan Nola. Tapi Nola tahu
batasan bahwa mereka berdua sudah memiliki pasangan masing-masing. Dalam
pertemuan mereka berdua, Nola sering menceritakan curahan hatinya pada Chris
tentang karirnya yang tersendat terkait aktingnya, kehidupan masa lalunya, dan
tidak direstui hubungannya oleh ibunya Tom. Semakin lama, Chris semakin
menyukai Nola, tapi di sisi lain hubungannya dengan Chloe dan keluarganya juga
semakin dekat. Bahkan, ayahnya Chloe telah mempekerjakannya di perusahaan miliknya.
Tidak jarang, Chris selalu mencari-cari alasan agar bisa bertemu dengan Nola
meski di sana ada Tom dan Chloe. Pernikahan antara Chris dan Chloe pun
dilaksanakan. Tidak lama, Tom akhirnya berpisah dengan Nola dan menikahi gadis
lain yang dicintainya. Sepertinya, Chris mencoba mencari celah untuk mendekati
Nola pasca berpisahnya dengan Tom. Akankah Chris mengkhianati janji suci
pernikahannya dengan Chloe demi Nola ?
Adegan dibuka dengan bola tenis yang melintasi atas net berkali-kali
dengan diiringi musik klasik. Kemudian seorang pria berbicara mengenai falsafah
hidup tentang keberuntungan, dan menjadikan tenis sebagai contohnya. Opening Creditnya mengingatkan saya pada
film-film terdahulu dari Woody Allen, yang ternyata itu merupakan ciri khasnya.
Shot-shot indah kota London dengan
diiringi musik klasik juga membuat saya teringat dengan Midnight in Paris-nya. Woody
Allen memang konsisten dengan genre film
yang dibuatnya. Tapi apa yang membuat saya terkejut di sini adalah bahwa Allen
menyelipkan unsur thriller yang tidak
pernah saya sangka sebelumnya. Hasilnya, sebuah film romance thriller yang sangat bagus dan menegangkan dibalut dengan
dialog bagus juga tentunya.
Sesuai dengan konsep “keberuntungan” yang coba diangkat Allen di sini,
Anda akan temui beberapa karakter yang dibangun sangat kuat dan tidak lepas
dari konsep tersebut. Tapi, ada pula yang akhirnya berlawanan dengan konsep
tersebut. Chris Wilton, petenis Irlandia yang memilih tinggal di London sebagai
pelatih ini banyak disukai oleh setiap orang. Cool, mudah akrab, dan tidak pernah lepas dari ‘keberuntungan’ yang
merupakan falsafah hidupnya. Pertemuannya dengan Tom Hewett, putra seorang
konglomerat, juga merupakan bagian dari keberuntungan, termasuk kedekatannya dengan
keluarga Tom. Dengan mudahnya pula, Chloe tertarik pada Chris yang kemudian
mengantarkannya pada bagian bisnis di perusahaan Hewett. Chris juga tipikal
orang yang selalu menatap masa depan, dan memikirkan segalanya dengan terarah. Kehidupan
mewahnya sebagai bagian dari keluarga Inggris kelas atas merupakan pencapaian
tertinggi dari semua yang ia inginkan selama ini. Pencapaian tersebut merupakan
bagian dari keberuntungan yang sangat ia percayai.
Nola Rice adalah wanita seksi, sensasional, dan mudah membuat pria
menyukainya. Masa lalunya yang gagal dengen perceraian, menjadi alasan mengapa
hubungannya tidak setujui dengan ibunya Tom. Pada awalnya, saya mengira bahwa
Nola adalah tipikal wanita yang suka menggoda pria, terlihat dari pertemuan
awalnya dengan Chris. Begitu Nola menceritakan lebih dalam tentang kehidupannya
pada Chris, saya kemudian mengetahui bahwa Nola hanyalah wanita yang kesepian
dengan latar belakang keluarga yang berantakan. Kemudian saya menyadari bahwa
Chris lah sosok ‘penggoda’ yang sesungguhnya. Ada momen dimana diperlihatkannya
Chris bertemu dengan teman lamanya, dari situ jelas sekali gaya bicara Chris
yang berbeda dengan sebelumnya, sangat jauh dari kesan cool dan kalem. Tanpa sungkannya, ia mengatakan pada temannya bahwa
ia telah sampai di pencapaiannya berupa uang dan segala kemewahan.
Sisi lain dari karakter utama, Chris dan Nola, mulai terkuak. Penonton
yang awalnya mungkin sangat terkesan dengan sosok Chris, tiba-tiba akan berubah
haluan setelah tahu apa maksud sebenarnya dari semua ini. Apakah Chris seorang
yang jahat ?. Jawabannya tidak. Seperti yang saya tulis sebelumnya, semua
kekayaan yang ia peroleh merupakan bentuk pencapaiannya yang didapatkan tanpa
mencurangi siapapun. Chris sendiri mungkin akan menyebutnya sebagai
‘keberuntungan’. Ya, itulah yang selalu ia tanamkan dalam hidupnya. Chris juga
seorang yang ambisius, lihatlah bagaimana ia mencoba mendekati Nola mati-matian
meski awalnya ia mendapat penolakan. Tapi rasa perhatian Chris rupanya telah
meluluhkan hati Nola yang merupakan wanita kesepian dan ingin banyak perhatian
itu. Maka, affair mereka tidak bisa
dihindari. Sialnya, Nola hamil dari affair
tersebut di saat Chloe yang sudah lama menikah dengan Chris bahkan belum ada
tanda-tanda kehamilan. Pada bagian ini, Anda akan mengkategorikan Chris dan
Nola di pihak ‘beruntung’, sedangkan Chloe di pihak yang sebaliknya. Tapi jika
Anda sudah selesai menonton Match Point ini, maka jawaban Anda akan berubah 1800.
Match Point adalah film romance
yang penuh dengan tragedi dengan tone
yang sangat dark. Berjalan dengan
tempo cepat dan tidak bertele-tele. Dialog bagus yang Allen tulis sendiri, sanggup menghidupkan 2 karakter kuat di sini, Chris dan
Nola. Chris mengalami pergolakan batin dimana ia harus memilih antara Chloe
atau Nola. Apakah Chris tidak mencintai Chloe ?. Tidak, dia sangat mencintai
Chloe. Ia hanya tidak ingin merusak segala pencapaiannya selama ini. Ia tidak
ingin meninggalkan Chloe dan memilih Nola, yang akan membuat hidupnya jauh dari segala
kemewahan. Chris memilih Chloe karena cinta, dan ia jujur tentang itu.
Sedangkan Nola, hanyalah alasan untuk pelampiasan ‘birahi’ saja. Penonton,
khususnya wanita, mungkin akan sangat benci dengan endingnya, terutama dengan sosok Chris Wilton ini. Tapi kembali
lagi ke
konsep utama film ini, ‘keberuntungan’, telah menyatu sepenuhnya dengan Chris Wilton.
Semua kembali pada penonton untuk bebas menilai Chris Wilton merupakan orang ‘jahat’ ataukah ia hanya
‘beruntung’.
ATAU
9 / 10
Mantap gan kontenya! ,Semoga semakin maju website ini aamiin
BalasHapuskunjungi juga :
#1 Informasi Teknologi Terupdate Indonesia