Ini adalah film kedua yang
disutradarai dan ditulis oleh Patrick Brice setelah film horror “Creep” (2014) yang kemarin telah saya ulas. Mark Duplass
masih turut serta dalam film ini, hanya kali ini ia duduk di kursi produser dimana
dalam film sebelumnya ia juga bertindak sebagai penulis naskah. Dari dua film
tersebut, saya mendapati ciri khas tersendiri dari Patrick Brice dalam setiap
filmnya, antara lain adalah jumlah karakter yang minim, satu lokasi yang
digunakan (sebagian besarnya), dan durasi hanya sekitar 80-an menit. Setelah
debut dalam film sebelumnya yang menurut saya bagus secara kualitas, mungkinkah
dalam film kedua ini ia masih tetap berhasil dalam mengulang hal yang sama ?.
“The Overnight” adalah film
seks komedi yang bercerita tentang pasutri yang baru saja
pindah ke California, Alex (Adam Scott) dan Emily (Taylor Schilling) serta
seorang putra. Setelah dua minggu tinggal di sana, tiba-tiba salah seorang
tetangga yang eksentrik mengajaknya untuk berkunjung, dia adalah Kurt (Jason
Schwartzman) dan istrinya, Charlotte (Judith Godrèche). Pada malam hari mereka berkumpul bersama, Kurt dan Charlotte
menawarkan banyak hal pada Alex dan Emily sesuatu yang belum pernah mereka
lihat sebelumnya. Lucu, absurd, dan
berbau erotis.
Mungkin sudah menjadi ciri
khas seorang Patrick Brice dalam bermain secara pelan-pelan di film-filmnya.
Sebelum narasinya melangkah lebih jauh lagi untuk memahami konflik yang ada,
Brice memperkenalkan kepada kita secara mendetail setiap karakater yang ada. Ia
juga menggali secara mendalam latar belakang dari karakter yang dihadirkan
beserta permasalahan personal yang tengah dihadapi. Pertama adalah Alex dan
Emily, pasangan muda yang telah dikaruniai seorang anak ini diperlihatkan
tengah memiliki permasalahan khususnya dalam berhubungan seks. Pada mulanya
penonton akan melihat permasalahan mereka tersebut terkait kesulitan dalam
membagi waktu antara mengasuh anak dan meluangkannya untuk berhubungan seks.
Sampai kemudian di tengah cerita, Brice menghadirkan twist yang menjadi pokok permasalahan pasutri ini. Sedangkan Kurt
dan Charlotte adalah pasangan yang terlihat begitu intim dari luar, sesekali
mengumbar ciuman sekalipun di depan Alex dan Emily. Seolah tidak ada
permasalahan dalam rumah tangga pasutri ini.
Apa yang nampak dari luar antara
dua pasutri ini jelas sekali begitu kontras. Alex dan Emily memang terlihat
jarang mengumbar kemesraan di tempat umum. Masing-masingnya juga jarang
memberikan pujian antara satu dengan yang lainnya. Namun bukan berarti rumah
tangga mereka sedang dilanda masalah besar. Yang terjadi pada Alex dan Emily
sebenarnya masih dalam taraf normal, ketika pasangan yang disibukkan dengan
urusannya sendiri-sendiri berdampak kurangnya keintiman. Berkebalikan dengan
Kurt dan Charlotte, walau mereka telah memiliki seorang anak, namun keintiman
antara mereka kerap kali diperlihatkan. Tidak ada yang meninggikan nada bicara
satu sama lainnya, yang ada adalah saling memuji kelebihan. Maka dari tampilan
luarnya saja, penonton pastilah dengan mudah menebak mana di antara pasangan ini
yang memiliki masalah dengan keharmonisan. Tapi sepertinya Brice memang suka
menyelipkan twist di setiap filmnya,
oleh karena itu maka bisa saja apa yang terlihat berkebalikan dengan apa yang sebenarnya
terjadi.
Pastinya twist yang muncul itu tidak sekedar membelokkan apa yang telah ada
sebelumnya dan berakhir menjadi twist
bodoh sebagai bentuk pelarian. Sebelum berujung dalam munculnya twist itu, Brice memaksa para
penontonnya untuk mengenal dengan begitu dekat kepada para karakter. Pelan namun
pasti, penonton akan tahu luar maupun dalam dari setiap karakternya. Kemudian
rentetan demi rentetan kegilaan-kegilaan muncul dan berhasil memunculkan tawa,
rasa yang aneh, dan keabsurdan. Brice
menggiring penonton untuk ambil bagian dalam setiap kegilaan-kegilaan yang
dilakukan oleh dua pasangan ini ketika anak-anak mereka terlelap di tengah
malam. Kegilaan apa sajakah itu ?. Tentunya Anda sudah bisa menebak kira-kira
apa yang tengah mereka lakukan. Dengan suksesnya Brice membuat saya selaku
penonton terus bertanya-tanya sedari awal, apa maksud dari semua ini ?. Setiap menit
yang ada adalah rasa penasaran yang begitu besar tentang konflik apa yang coba
diangkat oleh Brice di film ini.
Sebelumnya telah saya tuliskan
bila film ini merupakan seks-komedi. Anda harus bersiap untuk kecewa sebab
tidak akan ada adegan seks secara eksplisit dalam film ini. “The Overnight”
tidak mengumbar banyak adegan panas untuk memperkuat ceritanya, melainkan lewat
dialog-dialoglah film ini menunjukkan jati dirinya. “The Overnight” lebih
menyoroti krisis terkait berkurangnya keintiman yang melanda pasutri dan bagaimana
cara mereka mengatasi masalah tersebut. Patrick Brice banyak menuangkan segala
macam permasalahan pasutri dan impian-impian terliar mereka yang ingin lagi
untuk dilakukan ke dalam naskah yang ia tulis. Rangkaian ceritanya begitu
terjalin rapi dan disempurnakan dengan twist
serta klimaks yang mencengkeram kuat. Penonton pun dengan mudahnya akan
hanyut pada karakter dan pokok permasalahan yang disampaikan. Lewat “The
Overnight” ini, maka Patrick Brice sekali lagi membuktikan bahwa ia memiliki
‘taring’ yang kuat sebagai sutradara pendatang baru lewat karya yang bermutu.
7,5 / 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AYO KITA DISKUSIKAN !