Seperti dalam drama eksperimental karyanya, The Girlfriend Experience
(2009), Steven Soderbergh juga bermain dengan plot yang non-linier dalam film ini, atau lebih tepatnya adalah multiple plot. Selain itu, ia juga
banyak menggunakan permainan warna dalam sinematografi di tiap storyline yang berbeda. Traffic
bercerita tentang “narkoba” secara luas dengan melibatkan berbagai pihak, mulai
dari pecandu, polisi, DEA, pengusaha, hakim, hingga jendral. Traffic berhasil
mengeksplorasi secara mendalam mengenai akar dari “narkoba” yang kemudian
meluas hingga permasalahan disfungsi keluarga, dilema dan ambigu moral, serta
peperangan dalam menghadapinya. Dengan plot yang unik serta tata visual yang
sangat bagus merupakan nilai tambahan yang menjadikan Traffic menjadi film yang
luar biasa.
Secara garis besar, Traffic terbagi menjadi 3 storyline, yang pertama bercerita
tentang good cop dari Meksiko, Javier
Rodriguez (Benicio Del Toro) serta partnernya, Manolo Sanchez (Jacob Vargas).
Mereka polisi jujur yang anti suap, dan suatu ketika mereka berhasil
menggerebek peredaran narkoba di bawah kendali kartel berjuluk Scorpion. Prestasi
gemilang Javier menarik hati Jendral Salazar (Tomás Milián) untuk mengajaknya dalam
menumpas kartel Tijuana.
Storyline berikutnya tentang hakim Robert Wakefield (Michael Douglas) yang
berjuang keras dalam memerangi narkoba, tapi sayangnya putrinya sendiri justru
seorang pecandu narkoba. Storyline
ketiga menceritakan penangkapan dealer narkoba oleh anggota DEA yang menyamar,
Montel Gordon (Don Cheadle) dan Ray Castro (Luis Guzmán) yang kemudian mengarahkan mereka pada distributor narkoba kelas
kakap di Amerika.
Seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, bahwa Steven Soderbergh
banyak menampilkan sinematografi berupa warna mencolok dan berbeda di tiap storyline-nya. Pada storyline Meksiko, strobe
look mampu memberikan kesan panas dan gersangnya daerah di Meksiko. Di
sanalah terdapat sosok polisi jujur, bersih, dan anti suap, yaitu Javier dengan
Manolo. Dua polisi bergaji rendah ini pun menyetujui ajakan Jendral Salazar untuk
memerangi kartel Tijuana. Tapi siapa sangka, di balik itu semua, Jendral
Salazar adalah bagian dari kartel Juárez, yang merupakan saingan dari
kartel Tijuana. Pada part ini, Soderbergh
dengan baik telah menampilkan keambiguan moral lewat karakter Jendral Salazar
yang pada awalnya terlihat baik dengan menumpas kartel Tijuana, ternyata tidak
lain merupakan bagian dari persaingan perdagangan narkoba. Dilema moral juga
ditampilkan pula di sini, seperti karakter Helena Ayala (Catherine Zeta-Jones),
seorang ibu rumah tangga yang tidak tahu menahu bisnis narkoba suaminya,
terpaksa melakukan cara kotor untuk menyelamatkan suaminya agar lepas dari
jerat hukum.
Saya
suka bagaimana Soderbergh mengemas Traffic menjadi film yang mengangkat tema drugs dengan perspektif yang luas dengan
melibatkan berbagai karakter seperti pecandu, polisi, DEA, hakim, dll. Dengan
begitu, Traffic telah menghadirkan cakupan yang luas terkait peredaran narkoba
yang biasanya hanya melibatkan perspektif sempit (kartel & polisi) di film
lain dengan tema yang sama. Tidak hanya itu, dampak di berbagai aspek juga
ditampilkan dengan baik di sini, seperti dilema dan keambiguan moral yang sudah
saya jelaskan di atas, serta disfungsi keluarga yang menyebabkan Caroline
Wakefield (Erika Christensen) menjadi seorang pecandu, padahal ayahnya, Robert
Wakefield, adalah hakim yang dengan tegas berusaha keras untuk memerangi narkoba.
Dengan beberapa aspek pendukung di atas, telah menjadikan Traffic berbeda
dengan film perang antar kartel yang sudah jamak ada. Meskipun Traffic
menyinggung tentang persaingan antar kartel, tapi action sequence di sini justru diminimalisir dan lebih banyak
mengangkat unsur dramanya.
Sepertinya, Traffic ini dibuat untuk menyadarkan masyarakat secara luas
akan bahaya latennya serta peredarannya yang begitu ‘menyeramkan’, sehingga
patutlah untuk diperangi. Peredaran narkoba sendiri sudah memasuki semua lini
masyarakat. Dibutuhkanlah mereka-mereka yang berani, jujur, dan bersih untuk
bisa memberantasnya, contohnya adalah Javier Rodriguez yang meskipun ia adalah
bagian terkecil dalam peperangan ini. Tapi nyatanya, pemberantasan narkoba
sendiri begitu sulitnya. Faktor-faktor yang menjadi salah satu alasannya tidak
lain adalah keterlibatan orang-orang berpengaruh di dalamnya, contohnya saja
Jendral Salazar yang bisa disebut sebagai ‘pelindung’ bagi tumbuh suburnya
industri haram tersebut. Tidak jarang juga, informasi yang didapat untuk
menjatuhkan sebuah kartel juga berasal dari kartel lain yang menjadi
saingannya, dalam hal ini adalah DEA yang mengeruk informasi dari kartel Juarez
untuk menghancurkan kartel Tijuana. Dengan kata lain, mendapat bantuan dari musuh
untuk mengalahkan musuh yang lain. Lagi-lagi, ambigu moral kah ?.
Selain kekuatan cerita, faktor lain yang bisa disebut juga sebagai
keunikan dari Traffic tentunya adalah pembangunan plotnya yang non-linier dengan tiga storyline yang berbeda dan dituturkan
secara berlompatan, tapi mudah untuk diikuti jalan ceritanya. Ketiga storyline tersebut tetap memiliki satu
benang merah yang saling menghubungkan cerita yang satu dengan yang lainnya. Tidak
habis di situ, kejeniusan Soderbergh di sini juga terlihat dalam pemilihan look untuk setiap storyline yang berbeda, strobe
di Meksiko storyline, monochrome blue di Wakefield storyline, dan warmer di Ayala storyline.
Dengan perbedaan look di tiap storyline tersebut, akan menciptakan
gambaran yang kontras untuk lebih memahami alur ceritanya, apalagi dengan
jumlah karakternya yang cukup banyak berpotensi membuat
‘tersesat’ dalam alur ceritanya.
Traffic adalah drama crime
yang kuat lewat pembangunan cerita dan karakternya. Tema “narkoba” yang diangkat
bukan sekedar tempelan semata, melainkan berhasil dieksplore dengan baik
sehingga sangat luas cakupannya dengan berbagai perspektif. Soderbergh telah
menunjukkan style dalam
penyutradaraannya yang begitu berciri khas dan brillian. Traffic adalah salah
satu film crime terbaik yang pernah
saya tonton dan mampu disejajarkan dengan L.A. Confidential (1997) atau The
Killing (1956) sekalipun.
ATAU
9 / 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AYO KITA DISKUSIKAN !