Senin, 25 Mei 2015

MATCH POINT [2005]

Ini kali ketiga saya menonton film dari Woody Allen setelah Annie Hall (1977) dan Midnight in Paris (2011). Jangan tanya genre film ini apa, jika Anda sudah sering menonton film-filmnya. Match Point sedikit berbeda dengan 2 film Allen yang saya tonton sebelumnya, karena di sini Anda akan menemui unsur thriller menegangkan yang terselip pada romance. Tidak lupa pula, keabsurdan khas Allen lagi-lagi muncul di sini, tapi dengan aroma sedikit ‘mistis’.

Seorang pemain tenis bernama Chris Wilton (Jonathan Rhys Meyers) memutuskan untuk menjadi pelatih dengan alasan ingin menghindari padatnya jadwal jika menjadi pemain pro. Kemudian berlanjut dengan perkenalannya pada Tom Hewett (Matthew Goode) sebagai anak bimbingnya dan dengan cepat mereka menjadi akrab. Tom pun memperkenalkan keluarganya pada Chris, tidak terkecuali adik perempuannya yang terlihat tertarik pada Chris, Chloe (Emily Mortimer). Seperti Tom, keluarganya juga cepat akrab dengan Chris. Bahkan, Chloe diam-diam mendekati Chris dan hubungan mereka berlanjut lebih serius lagi. Suatu ketika, Chris merasa tertarik mendapatkan tantangan bermain tenis meja dari seorang gadis Amerika seksi bernama Nola Rice (Scarlett Johansson). Nola kelihatan sangat genit dan berhasil menggoda Chris. Siapa yang sangka, rupanya Nola adalah tunangan dari Tom, meski ibunya kurang setuju dengan hubungannya.

Pertemuan Chris dengan Nola semakin intens. Berbeda dengan Nola, Chris lah yang sebenarnya terlihat sangat tertarik dengan Nola. Tapi Nola tahu batasan bahwa mereka berdua sudah memiliki pasangan masing-masing. Dalam pertemuan mereka berdua, Nola sering menceritakan curahan hatinya pada Chris tentang karirnya yang tersendat terkait aktingnya, kehidupan masa lalunya, dan tidak direstui hubungannya oleh ibunya Tom. Semakin lama, Chris semakin menyukai Nola, tapi di sisi lain hubungannya dengan Chloe dan keluarganya juga semakin dekat. Bahkan, ayahnya Chloe telah mempekerjakannya di perusahaan miliknya. Tidak jarang, Chris selalu mencari-cari alasan agar bisa bertemu dengan Nola meski di sana ada Tom dan Chloe. Pernikahan antara Chris dan Chloe pun dilaksanakan. Tidak lama, Tom akhirnya berpisah dengan Nola dan menikahi gadis lain yang dicintainya. Sepertinya, Chris mencoba mencari celah untuk mendekati Nola pasca berpisahnya dengan Tom. Akankah Chris mengkhianati janji suci pernikahannya dengan Chloe demi Nola ?

Adegan dibuka dengan bola tenis yang melintasi atas net berkali-kali dengan diiringi musik klasik. Kemudian seorang pria berbicara mengenai falsafah hidup tentang keberuntungan, dan menjadikan tenis sebagai contohnya. Opening Creditnya mengingatkan saya pada film-film terdahulu dari Woody Allen, yang ternyata itu merupakan ciri khasnya. Shot-shot indah kota London dengan diiringi musik klasik juga membuat saya teringat dengan Midnight in Paris-nya. Woody Allen memang konsisten dengan genre film yang dibuatnya. Tapi apa yang membuat saya terkejut di sini adalah bahwa Allen menyelipkan unsur thriller yang tidak pernah saya sangka sebelumnya. Hasilnya, sebuah film romance thriller yang sangat bagus dan menegangkan dibalut dengan dialog bagus juga tentunya.

Sesuai dengan konsep “keberuntungan” yang coba diangkat Allen di sini, Anda akan temui beberapa karakter yang dibangun sangat kuat dan tidak lepas dari konsep tersebut. Tapi, ada pula yang akhirnya berlawanan dengan konsep tersebut. Chris Wilton, petenis Irlandia yang memilih tinggal di London sebagai pelatih ini banyak disukai oleh setiap orang. Cool, mudah akrab, dan tidak pernah lepas dari ‘keberuntungan’ yang merupakan falsafah hidupnya. Pertemuannya dengan Tom Hewett, putra seorang konglomerat, juga merupakan bagian dari keberuntungan, termasuk kedekatannya dengan keluarga Tom. Dengan mudahnya pula, Chloe tertarik pada Chris yang kemudian mengantarkannya pada bagian bisnis di perusahaan Hewett. Chris juga tipikal orang yang selalu menatap masa depan, dan memikirkan segalanya dengan terarah. Kehidupan mewahnya sebagai bagian dari keluarga Inggris kelas atas merupakan pencapaian tertinggi dari semua yang ia inginkan selama ini. Pencapaian tersebut merupakan bagian dari keberuntungan yang sangat ia percayai.

Nola Rice adalah wanita seksi, sensasional, dan mudah membuat pria menyukainya. Masa lalunya yang gagal dengen perceraian, menjadi alasan mengapa hubungannya tidak setujui dengan ibunya Tom. Pada awalnya, saya mengira bahwa Nola adalah tipikal wanita yang suka menggoda pria, terlihat dari pertemuan awalnya dengan Chris. Begitu Nola menceritakan lebih dalam tentang kehidupannya pada Chris, saya kemudian mengetahui bahwa Nola hanyalah wanita yang kesepian dengan latar belakang keluarga yang berantakan. Kemudian saya menyadari bahwa Chris lah sosok ‘penggoda’ yang sesungguhnya. Ada momen dimana diperlihatkannya Chris bertemu dengan teman lamanya, dari situ jelas sekali gaya bicara Chris yang berbeda dengan sebelumnya, sangat jauh dari kesan cool dan kalem. Tanpa sungkannya, ia mengatakan pada temannya bahwa ia telah sampai di pencapaiannya berupa uang dan segala kemewahan.

Sisi lain dari karakter utama, Chris dan Nola, mulai terkuak. Penonton yang awalnya mungkin sangat terkesan dengan sosok Chris, tiba-tiba akan berubah haluan setelah tahu apa maksud sebenarnya dari semua ini. Apakah Chris seorang yang jahat ?. Jawabannya tidak. Seperti yang saya tulis sebelumnya, semua kekayaan yang ia peroleh merupakan bentuk pencapaiannya yang didapatkan tanpa mencurangi siapapun. Chris sendiri mungkin akan menyebutnya sebagai ‘keberuntungan’. Ya, itulah yang selalu ia tanamkan dalam hidupnya. Chris juga seorang yang ambisius, lihatlah bagaimana ia mencoba mendekati Nola mati-matian meski awalnya ia mendapat penolakan. Tapi rasa perhatian Chris rupanya telah meluluhkan hati Nola yang merupakan wanita kesepian dan ingin banyak perhatian itu. Maka, affair mereka tidak bisa dihindari. Sialnya, Nola hamil dari affair tersebut di saat Chloe yang sudah lama menikah dengan Chris bahkan belum ada tanda-tanda kehamilan. Pada bagian ini, Anda akan mengkategorikan Chris dan Nola di pihak ‘beruntung’, sedangkan Chloe di pihak yang sebaliknya. Tapi jika Anda sudah selesai menonton Match Point ini, maka jawaban Anda akan berubah 1800.    

Match Point adalah film romance yang penuh dengan tragedi dengan tone yang sangat dark. Berjalan dengan tempo cepat dan tidak bertele-tele. Dialog bagus yang Allen tulis sendiri, sanggup menghidupkan 2 karakter kuat di sini, Chris dan Nola. Chris mengalami pergolakan batin dimana ia harus memilih antara Chloe atau Nola. Apakah Chris tidak mencintai Chloe ?. Tidak, dia sangat mencintai Chloe. Ia hanya tidak ingin merusak segala pencapaiannya selama ini. Ia tidak ingin meninggalkan Chloe dan memilih Nola,  yang akan membuat hidupnya jauh dari segala kemewahan. Chris memilih Chloe karena cinta, dan ia jujur tentang itu. Sedangkan Nola, hanyalah alasan untuk pelampiasan ‘birahi’ saja. Penonton, khususnya wanita, mungkin akan sangat benci dengan endingnya, terutama dengan sosok Chris Wilton ini. Tapi kembali lagi ke konsep utama film ini, ‘keberuntungan’, telah menyatu sepenuhnya dengan Chris Wilton. Semua kembali pada penonton untuk bebas menilai Chris Wilton merupakan orang ‘jahat’ ataukah ia hanya ‘beruntung’.
ATAU
9 / 10

1 komentar:

AYO KITA DISKUSIKAN !