Sampai
sekarang, tidak menutup kemungkinan bahwa masih ada beberapa orang tua dengan
pandangan yang kolot dalam mengatur anaknya. Seperti contoh, memaksakan anaknya
untuk menuruti pendapatnya tentang menjadi apa ke depannya, harus bersekolah di
mana, atau bahkan harus menikah dengan siapa. Secuil fakta tersebut menjadi
tema yang diangkat dalam film garapan Lone Scherfig yang
juga berasal dari memoir jurnalis Inggris, Lynn Barber.
Seorang
gadis SMA di tahun 60-an, Jenny (Carey Mulligan) selalu menghabiskan waktunya
hanya untuk belajar. Semua itu dari paksaan ayahnya, Jack (Alfred Molina) yang
menuntut Jenny agar selalu mendapatkan nilai bagus di sekolah serta dapat
diterima kuliah di Oxford. Jenny memiliki ketertarikan terhadap semua hal
berbau Perancis dan hobi bermain cello. Tapi, hobinya tersebut tidak banyak
mendapatkan dukungan dari ayahnya. Bagi ayahnya, sebuah hobi tidak perlu
dituntut untuk dipelajari, karena hobi ya hobi. Suatu hari sepulang sekolah, hujan
membasahi tubuh Jenny dalam perjalannya menunggu bis untuk pulang. Di situlah
awal perkenalan Jenny dengan David (Peter Sarsgaard) yang menawarkan diri mengantarkannya
pulang. Melihat kebaikan dari David yang terlihat baik dan dewasa, akhirnya
Jenny pun memutuskan menerima ajakannya.
Hingga
pertemuan mereka berikutnya, Jenny semakin dekat dengan David. Terlihat jelas
bahwa Jenny tidak bisa menolak pesona luar biasa dari seorang pria dewasa
bernama David tersebut. Bahkan, ayah Jenny yang biasanya berpikiran keras saja tidak
bisa menolak permintaan David ketika mengajak Jenny keluar. Nampak sekali
ayahnya tidak bisa berkata apa-apa ketika berhadapan dan berbicara dengan David
yang memang pintar ‘merayu’ tersebut. Hubungan Jenny dengan David pun berlanjut
hingga ke tingkatan yang lebih serius lagi. Banyak waktu Jenny habiskan bersama
David, dan tidak ada perlawanan apapun dari ayahnya yang memang menyetujui
hubungan mereka. Lama kelamaan, nilai pelajaran Jenny di sekolah semakin memburuk
dan ia sendiri mulai melupakan pentingnya pendidikan.
Saya
suka cerita sederhananya yang dikemas dengan tidak biasa. Saya juga suka
karakter David, Jack, dan Jenny. Sesuai judulnya, film ini berfokus pada pentingnya
sebuah pendidikan dan mengejar cita-cita . Tapi sebenarnya tidak hanya itu
saja, film ini juga mengangkat tentang fenomena yang seringkali terjadi pada
mereka di masa coming-of-age.
Masa di mana ketika seseorang tengah mencari serta membentuk jati diri dan
membutuhkan bimbingan dari orang-orang terdekat, terutama orang tua. Tapi
kenyataannya, tidak sedikit pula mereka yang berada di masa tersebut banyak
mendapat tekanan dan paksaan. Mereka dipaksa untuk mengikuti apa yang telah
menjadi kehendak orang tua, tanpa mempedulikan apa sebenarnya yang dinginkan. Dalam
hal ini, Jenny yang bermimpi ingin ke Perancis dan menyukai hal-hal berbau
Perancis kerap kali mendapat tentang dari ayahnya. Hobi Jenny dalam bermain
cello pun juga tidak mendapat dukungan lebih dari ayahnya.
Seperti
layaknya remaja lain, Jenny memiliki banyak impian. Jenny turuti apa yang
ayahnya minta. Tapi kebalikannya, apa yang Jenny inginkan malah tidak pernah ia
dapatkan dari ayahnya. Maka kemunculan David yang membuatnya terpesona itu bak
malaikat penolong yang melepaskan semua bebannya selama ini. Dengan David, ia
bisa mengenal dunia luar yang begitu luas. Sosok David memang luar biasa
menurut saya, lihatlah bagaimana ia menawarkan diri untuk menolong Jenny saat
pertemuan pertama mereka ketika hujan. Karakter David dibangun dengan dialog
yang sangat bagus dan dengan mudahnya ia meluluhkan hati remaja polos. Ayah
Jenny, Jack, bisa dibilang adalah orang yang pendiriannya mudah berubah. Pada
mulanya ia memaksa Jenny belajar keras agar bisa diterima di Oxford. Tapi sejak
kemunculan David, ia mulai merasa Jenny tidak perlu lagi sekolah tinggi, toh Jenny
bisa hidup dengan David yang sudah mapan. Pergolakan batin dialami Jenny ketika
ia merasa bahwa lampu hijau dari ayahnya tersebut justru menghancurkan
mimpi-mimpinya. Kemudian ia sadari bahwa tiada yang lebih indah dari
melanjutkan pendidikan untuk membangun mimpi-mimpi.
ATAU
9 / 10
Paling suka aktingnya carey mulligan dia lebih layak dapat oscars, daripada sandra bullock
BalasHapus
BalasHapusPAKAI PULSA XL = AXIS = TELKOMSEL
|| POKER | DOMINOQQ | CEME | CAPSA | SAKONG||
Khusus di Bulan ini POKERAYAM ada
Merdeka Deposit Min Rp.50.000 Bonus 4.500 || Merdeka Deposit Min Rp.100.000 Bonus 8.000
Merdeka Deposit Min Rp.200.000 Bonus 17.000 || Merdeka Deposit Min Rp.500.000 Bonus 45.000
WhastApp : 0812-9608-9061
Lnk : WWW. POKERAYAM. US