Ini semua tentang cinta. Kekuatan cinta. Sungguh hebatnya
cinta, hingga mereka yang bermusuhan menjadi saling mencinta, melunakkan hati
yang keras, membuat yang hidup menjadi mati, dan membuat yang mati menjadi
hidup.
Dikisahkan bahwa Meksiko adalah pusat dari alam semesta.
Terdapat sebuah kota kecil nan “aneh” bernama San Angel di tengah Meksiko. Di
kota tersebut, dikenal sebuah perayaan Day of Death (Hari Orang Mati), hari
dimana mereka mengenang orang-orang yang telah meninggal. Mereka meyakini bahwa
dengan mengingat orang-orang terkasih yang telah meninggal, maka keberadaan
mereka akan tetap terus bersama. Di bawah San Angel itu pula, terdapatlah alam
gaib yang dihuni oleh orang-orang meninggal yang terkenang, disebut Land of The
Rememberred. Dipimpin oleh La Muerte (seorang peri) yang mana adalah
representasi dari sifat baik. Sedangkan
pihak oposisi adalah Land of The Forgotten yang dipimpin oleh Xibalba
(representasi sifat jahat). Ada pula
sang penyeimbang bernama Candle Maker.
Tersebutlah 3 little amigos, mereka adalah Manolo, Maria,
dan Joaquin. Manolo memimpikan menjadi seorang pemain gitar pro, meskipun harus
menghadapi kenyataan bahwa ayahnya lebih memilihnya untuk menjadi matador
sebagai tradisi turun temurun keluarga Sanchez. Maria seorang putri jendral, sedangkan Joaquin
putra seorang pahlawan San Angel yang telah meninggal. Seperti halnya kisah
yang sudah umum ada, Manolo dan Joaquin berkompetisi untuk merebut hati Maria
dengan cara mereka masing-masing. Hal tersebut kemudian menarik hati La Muerte
dan Xibalba, sehingga membuat mereka berdua bertaruh siapa yang di antara
Manolo dan Joaquin yang kelak akan menikahi Maria. La Muerte di pihak Manolo
dan Xibalba di pihak Joaquin. Dengan berbagai tipu muslihat, Xibalba pun
berhasil mengalahkan La Muerte. Kisah pun berlanjut.
Saya rasa ini bukanlah tipikal film animasi yang mudah
dicerna untuk anak-anak. Pemilihan tema yang berani seperti kematian dan kisah
cinta dengan level yang lebih tinggi, membuat The Book of Life terlihat lebih
sesuai untuk remaja hingga dewasa. Unsur persahabatan juga menjadi bahan utama
di sini. Meskipun sepanjang berjalannya cerita, kisah persahabatan yang
diwarnai pengkhianatan tidak seringan pada film anak-anak seperti yang sudah
ada. Tema “kematian” yang terkesan gelap, tidak sepenuhnya ditampilkan sebagai
sesuatu yang bersifat ironi. Justru visualisasi colourfull nan indah dan paduan
komedi, membuat The Book of Life jauh dari kesan suram.
The Book of Life adalah salah satu film animasi terbaik di
tahun 2014 kemarin, selain The Tale of The Princess Kaguya. Dibanding How to
Train Your Dragon 2, Big Hero 6, atau
Song of The Sea sekalipun, The Book of Life jauh lebih bagus (dengan berbagai
alasan). Tapi jangan lupa dengan peran Guillermo del Toro (Pan’s Labyrinth,
Hellboy, Pacific Rim), meskipun di sini hanya sebagai produser, sepertinya del
Toro turut membantu dalam menyumbangkan karakter ‘creatures’ yang selama ini
menjadi trademark-nya.
ATAU
8,5 / 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AYO KITA DISKUSIKAN !