Kelulusan SMA adalah hal yang paling ditunggu oleh Enid
(Thora Birch) dan Rebecca (Scarlet Johansson). Mereka merasa bahwa kelulusan
adalah hal yang paling ditunggu seumur hidup. Tapi, kelulusan itu bukanlah hal
yang spesial bagi mereka berdua. Ya, rasanya hanya begitu saja. Tidak sakral.
Bahkan Enid sendiri menginjak2 toga ketika selesai acara wisuda. Mereka tidak
tahu akan kemana setelah masa SMA usai. Mungkin bekerja......karena mereka
tidak tertarik dengan kuliah.
Enid dan Rebecca adalah dua orang sahabat yang selalu kemana
saja bersama. Suka mengkritisi orang lain, mengganggu Josh (Brad Renfro) dengan
memaksa memberi tumpangan. Melanglang buana ke berbagai cafe, movie shop, untuk
mengisi waktu luang. Mereka berdua tidak pernah tidak untuk mengkritisi siapa
saja yang mereka berdua anggap aneh, atau yang mereka anggap melakukan hal yang
menggelikan. Hingga suatu ketika, mereka merasa harus untuk membuntuti sepasang
pria wanita paruh baya yang mereka sebut “pemuja setan”. Dimana hal tersebut
adalah titik awal antara pertemuan Enid dengan Seymour (Steve Buscemi),
kolektor vinyl record blues, jass era 78-an. Enid dan Seymour kemudian semakin
bersahabat erat karena kecocokan mereka, yang kemudian menyebabkan sedikit
keretakan hubungan dengan Rebecca.
Well, ini film bergenre comedy-teen, bukan film horror
sesuai dengan judulnya. Judul hanyalah bentuk metafora dari kehidupan yang
dialami oleh Enid dan Rebecca. 2 orang remaja yang tak tahu apa yang akan
dilakukan setelah lulus SMA. Film ini mengingatkan saya dengan The Graduated
(1968). Dimana Benjamin (Dustin Hoffman) yang baru saja lulus kuliah dan masih merasa
samar-samar akan masa depannya. Akan kemana ia setelah lulus kuliah? Langsung
bekerja seperti sebuah sistem yang pada umumnya, atau rehat sejenak dengan melakukan
berbagai hal yang disukai. Atau mungkin menikah? Keadaan Benjamin sama persisi
dengan yang dialami oleh Enid dan Rebecca.
Dalam beberapa hal memang apa yang dirasakan oleh Enid dan
Rebecca memang kebanyakan dialami oleh mereka yang berada pada masa transisi
tersebut. Tak terkecuali tentu saya. Apakah yang harus dilakukan setelah lulus
sekolah/kuliah kemudian langsung bekerja-menikah-punya anak ? Jawaban YA, bagi
mereka yang berada dalam lingkaran sistem tersebut. Sebuah sistem yang memiliki
siklus tiada henti, karena kita akan menjadi seperti apa yang sudah ada
sebelumnya, kita tidak menjadi seseorang yang mencerminkan diri kita seutuhnya.
Jawaban TIDAK untuk mereka yang ingin mencoba hal baru. Keluar dari sistem yang
selama ini telah mengendalikan takdir manusia.
Saya menikmati sekali ketika menonton Ghost World, meski
sedikit kekurangan berupa penceritaannya yang lebih condong ke arah sudut
pandang Enid saja, sedangkan keberadaan Rebecca hanya sebagai pemanis. Karakter
Enid dan Rebecca adalah refleksi dari diri saya sendiri. Suka mengkritik
sarkastik terhadap orang lain dengan komparasi pada diri sendiri. Kritik
terucap karena dalih bahwa orang lain tidak memiliki kesamaan/kesukaan pada
diri pribadi. Serta terbesit keinginan bahwa orang lain harus menjadi seperti
apa yang diri ini miliki. Enid dan Rebecca membenci dunia. Mereka berdua “gentayangan”
di dunia hantu (Ghost World), sebuah dunia dimana mereka bingung harus
melakukan apa. Semua yang ada di dunia tersebut tidak seperti apa yang mereka
harapkan. Karena yang sebenarnya mereka butuhkan adalah dunia dimana mereka
dapat lakukan apa yang mereka sukai, no rule, lepas dari sistem yang
membelenggu.
ATAU
8 / 10
Bagus sih film nya aku rasa 2001? itu tahun kelahiran ku wkeke
BalasHapusbagus ni gan bagus untu copas di tugas saya
BalasHapus