Sesuai dengan judulnya, film ini
berisikan ‘kisah-kisah liar’ yang terbagi menjadi 6 chapter. Masing-masing chapter
memiliki keunikan dan tingkat ‘keliaran’ sendiri-sendiri. Meski tidak memiliki
hubungan antar chapter yang satu dengan yang lainnya, Wild Tales menghadirkan
kisah liar yang didasarkan pada satu motif yang sama. Seberapa liarkah film Argentina
garapan sutradara Damián Szifron ini, silakan Anda buktikan
sendiri.
Seorang model cantik mendapatkan tiket
pesawat yang dikirimkan oleh seseorang yang sebelumnya tidak ia ketahui. Begitu
ia di pesawat, ia mengobrol dengan seorang kritikus musik yang mengenal mantan
pacarnya, Gabriel Pasternak. Mereka berdua sebenarnya memiliki pengalaman yang
kurang baik dengan Gabriel Pasternak. Siapa sangka, semua orang yang ada di
pesawat tersebut ternyata mengenal sosok Gabriel Pasternak. Ingat, semuanya
mengenal. Chapter pertama ini sendiri diberi judul Pasternak, sesuai nama orang yang menjadi perbincangan paling
‘hangat’ saat itu. Lalu, mengapa semua orang di pesawat tadi bisa mengenal
Gabriel Pasternak ?
Di tempat lain, seorang pelayan wanita
memiliki dendam kesumat dengan seorang politikus korup yang telah menghancurkan
keluarganya. Malam itu, sang politikus korup mampir ke restoran tempat ia
bekerja. Temannya menyarankan ia untuk membunuhnya dengan racun tikus, daripada
harus mengomelinya saja. Pelayan tadi tidak berani mengambil risiko lebih.
Justru temannya lah yang telah memasukkan racun tikus ke makanan politikus
korup tadi tanpa ia ketahui. The Rats,
itulah judul untuk chapter kedua ini yang mengambil nama dari racun tikus untuk
membunuh seorang koruptor yang bagai ‘tikus’ pula. Masih tersisa 4 chapter seru
lainnya yang menghadirkan ketegangan dan keliaran dari manusia yang dilatari
oleh dendam.
Gambar-gambar hewan liar ditampilkan
selama opening credit berlangsung
semakin menekankan bahwa Wild Tales berisikan kisah-kisah liar di dalamnya.
Uniknya lagi, jumlah hewan liar dari masing-masing gambar juga disesuaikan
dengan jumlah daftar cast & crew
yang ditampilkan. Chapter Pasternak
yang digunakan sebagai pembuka sangat pas sekali. Benar-benar meningkatkan
tensi saya dan semakin membuat penasaran untuk mengikuti chapter-chapter
berikutnya. Untuk chapter kedua, The Rats,
memang tidak se-massive chapter
pertama, tetapi masih tetap asyik untuk diikuti dan tidak di luar jalur. Untuk
chapter favorit saya sendiri adalah chapter keempat yang berjudul Little Bomb. Di antara keenam chapter,
menurut saya chapter Until Death do Us Part
di bagian penutup memang mengalami penurunan skala dan tidak se’gila’ yang saya
harapkan, jika dibanding dengan chapter-chapter sebelumnya.
Semua kegilaan dari karakter yang
ditampilkan dalam Wild Tales adalah berlatar belakang satu, yaitu dendam. Pada
dasarnya, tidak ada kaitan cerita antar chapternya, tetapi semua masih satu
jalur dengan mengangkat tema keliaran manusia yang didasari sifat dendam. Wild
Tales sendiri dibalut dengan dark comedy yang
kuat dan di balik itu menyimpan sindiran kepada manusia bahwa ketika mereka
dikuasai dendam dan mengesampingkan sisi kemanusiaan, maka tidak ada bedanya
dengan hewan liar.
Ketika menonton Wild Tales, sebenarnya
tensi saya sendiri berjalan naik turun selama film berlangsung. Ada chapter
yang dihadirkan begitu gilanya, tapi ada juga yang begitu kendor, terutama di
bagian akhir. Cerita yang dihadirkan di Wild Tales sendiri sebenarnya juga
tidak jauh-jauh dari apa yang sering terjadi di sekeliling. Dendam dengan
orang-orang terdekat, akibat penghinaan, sewenang-wenangnya orang yang
berkuasa, hingga rumitnya birokrasi semua dibungkus menjadi satu sajian yang
menghibur. Beberapa momen lucu bernuansa dark
comedy yang memorable di sini antara lain seperti pelayan di chapter dua
yang ragu bahwa racun tikus yang akan digunakan untuk membunuh sudah kadaluarsa
atau belum. Dan lagi, di tengah adegan perkelahian serius di chapter 3 yang
berjudul The Strongest, tiba-tiba
secara tidak sengaja lagu pop romantis dari radio tape berbunyi mengiringi
perkelahian tadi.
Jika diresapi lebih dalam lagi, segala
hal chaostic yang terjadi di sini
sebenarnya tidak bisa ditilik antara siapa yang benar dan siapa yang salah. Szifron
selaku sutradara ingin menampilkan dampak buruk dari pembalasan dendam. Tidak
peduli siapa yang berbuat salah lebih dahulu atau apa perbuatan buruk yang
diterima dari orang lain, tidak selayaknya meladeni dengan pembalasan dendam, atau
pada akhirnya hanya akan menjadi hewan liar yang nyata. Meski Wild Tales sendiri
memiliki kekurangan di beberapa aspek seperti ketidakseimbangan porsi dari
masing-masing chapter, tapi tetap menjadi sajian yang berkualitas bagus, penuh
dengan ide kreatif, dan tidak lupa ‘menghibur’.
ATAU
8,5 / 10
Di Pokervita berkerja sama dengan OVO dan Go-Pay demi memberikan kemudahan deposit dan withdraw akun taruhan Poker V anda mulai tahun 2019.
BalasHapusBenefit-benefit tersebut antara lain:
– Mudah dan cepat
– Pembuatan rekening/akun sangat mudah dan tidak ribet
– Tidak ada biaya transfer antar bank
– Tidak ada jam offline untuk transfer ke sesama akun OVO/GO-PAY
Bagus bukan? tentunya pilihan pembayaran menggunakan OVO atau GO-PAY ini hanya sebagai opsi, jika anda masih tetap ingin menggunakan rekening bank seperti biasa
Informasi Lebih Lanju:
Bbm : D88B0154
Whatsapp : +62 812-222-2996
|lINK KAMI di : POKERVITA.LIVE