Jika Ben Affleck yang kualitas aktingnya selalu diremehkan
sebagai seorang aktor, maka hal tersebut tidak berlaku jika ia memegang kunci
di balik layar. Lihat saja kemenangannya sebagai penulis naskah bersama Matt
Damon di Good Will Hunting (1997) dan film yang disutradarainya berhasil pula menang
sebagai film terbaik di Academy Awards, Argo. Kala itu ia memang tidak menang
sebagai sutradara terbaik, tapi film-film yang dibuatnya memang patut
diperhitungkan, seperti The Town
(2010) yang memiliki penilaian positif oleh kritikus film, meski saya
hingga kini belum sempat menontonnya.
Argo diangkat dari kisah nyata ketika berkecamuknya susana
di Iran pada tahun 1979. Di mana pada tahun tersebut rakyat Iran menggulingkan
kedudukan Shah, Reza Pahlevi, atas bentuk perlawanan terhadap kediktatoran dan penghambur-hamburan
uang negara. Diangkatnya Reza Pahlevi pada tahun 1953 sebagai shah adalah
bentuk turut campurnya Amerika dan Inggris demi memonopoli pertambangan minyak
di Iran serta menggulingkan pemimpin sebelumnya, Mohammed Mosaddegh. Dengan
larinya Pahlevi ke Amerika, membuat rakyat Iran berpikir bahwa Amerika telah
menyembunyikan orang yang akan mereka adili. Sebagai gantinya, maka rakyat Iran
yang marah menyerang kedubes Amerika dan berhasil menawan sebagian besarnya,
meski akhirnya 6 orang berhasil lolos dan bersembunyi di kedubes Kanada di
bawah pimpinan Ken Taylor (Victor Garber), duta besar Kanada untuk Iran kala
itu.
CIA pun bergegas untuk membantu 6 orang dubes Amerika yang
terjebak di Iran. Berbagai opsi telah dibuat, salah satunya adalah dengan
menyiapkan sepeda untuk pelarian menuju perbatasan dengan Turki. Tony Mendez
(Ben Affleck) seorang anggota CIA spesialis pelarian tawanan, kurang menyetujui
hal tersebut. Ia berfikir akan lebih aman dengan membuatkan para 6 dubes
Amerika yang tertawan dengan identitas samaran dan kemudian menjemput mereka
dengan pesawat. Terinspirasi dari anak Tony yang kala itu menonton Battle For The Planet Of The Apes
(1973), ia memiliki ide untuk membuat identitas samaran berupa
kru yang akan membuat film sci-fi di gurun. “Persekongkolan” pun dibuat dengan
mengajak seorang make-up artist kenamaan di Hollywood, John Chambers (John
Goodman), yang kemudian ia menyarankan untuk mencari seseorang yang mau
memproduseri sebuah film palsu. Maka didapatlah Lester Siegel (Alan Arkin) dan
film palsu untuk misi penyelamatan pun lahir dengan judul Argo.
Saya sangat
menyukai Argo dan bagaimana film ini dieksekusi dengan baik. Banyak adegan
ketegangan dibangun selama film ini berjalan. Lihat saja bagaimana keenam dubes
yang menyamar sebagai kru film dari Kanada ketika melewati daerah padat
penduduk dan sempat terbongkar karena melihat wajah “bule” mereka. Bahkan,
detik-detik menuju akhir ketika rombongan Mendez dan keenam dubes dihadang oleh
para demonstran, meskipun akhirnya mereka berhasil pergi dari kerumunan massa
itu.
Tidak banyak
memang film dengan tema misi penyelamatan yang seunik Argo. Sungguh “lucu” bagaimana
melihat pembuatan film palsu untuk misi penyelamatan yang awalnya sempat
diragukan tapi dibuat dengan cukup matang. Walhasil, jadilah misi penyelamatan
lengkap dengan kru film dari 6 anggota dubes yang menyamar, berikut storyboard
untuk film Argo tersebut. Meski Argo terdengar “berat” dan menegangkan dengan
membawa tema misi penyelamatan, tapi berhasil terselamatkan dengan peran John
Goodman dan Alan Arkin yang cukup mengundang tawa. Ben Affleck dengan aktingnya
yang datar lumayan berhasil memikat saya dengan perannya sebagai Tony Mendez
yang notabene anggota seorang agen federal berkarakter dingin dan misterius.
Pengkarakteran seorang agen CIA yang dingin tersebut tak lain adalah bentuk
stereotype. Maka Anda akan temui banyak pula stereotype yang tersebar sepanjang
film ini.
ATAU
9 / 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AYO KITA DISKUSIKAN !