Minggu, 03 Mei 2015

ARGO [2012]

Jika Ben Affleck yang kualitas aktingnya selalu diremehkan sebagai seorang aktor, maka hal tersebut tidak berlaku jika ia memegang kunci di balik layar. Lihat saja kemenangannya sebagai penulis naskah bersama Matt Damon di Good Will Hunting (1997) dan film yang disutradarainya berhasil pula menang sebagai film terbaik di Academy Awards, Argo. Kala itu ia memang tidak menang sebagai sutradara terbaik, tapi film-film yang dibuatnya memang patut diperhitungkan, seperti The Town (2010) yang memiliki penilaian positif oleh kritikus film, meski saya hingga kini belum sempat menontonnya.

Argo diangkat dari kisah nyata ketika berkecamuknya susana di Iran pada tahun 1979. Di mana pada tahun tersebut rakyat Iran menggulingkan kedudukan Shah, Reza Pahlevi, atas bentuk perlawanan terhadap kediktatoran dan penghambur-hamburan uang negara. Diangkatnya Reza Pahlevi pada tahun 1953 sebagai shah adalah bentuk turut campurnya Amerika dan Inggris demi memonopoli pertambangan minyak di Iran serta menggulingkan pemimpin sebelumnya, Mohammed Mosaddegh. Dengan larinya Pahlevi ke Amerika, membuat rakyat Iran berpikir bahwa Amerika telah menyembunyikan orang yang akan mereka adili. Sebagai gantinya, maka rakyat Iran yang marah menyerang kedubes Amerika dan berhasil menawan sebagian besarnya, meski akhirnya 6 orang berhasil lolos dan bersembunyi di kedubes Kanada di bawah pimpinan Ken Taylor (Victor Garber), duta besar Kanada untuk Iran kala itu.

CIA pun bergegas untuk membantu 6 orang dubes Amerika yang terjebak di Iran. Berbagai opsi telah dibuat, salah satunya adalah dengan menyiapkan sepeda untuk pelarian menuju perbatasan dengan Turki. Tony Mendez (Ben Affleck) seorang anggota CIA spesialis pelarian tawanan, kurang menyetujui hal tersebut. Ia berfikir akan lebih aman dengan membuatkan para 6 dubes Amerika yang tertawan dengan identitas samaran dan kemudian menjemput mereka dengan pesawat. Terinspirasi dari anak Tony yang kala itu menonton Battle For The Planet Of The Apes (1973), ia memiliki ide untuk membuat identitas samaran berupa kru yang akan membuat film sci-fi di gurun. “Persekongkolan” pun dibuat dengan mengajak seorang make-up artist kenamaan di Hollywood, John Chambers (John Goodman), yang kemudian ia menyarankan untuk mencari seseorang yang mau memproduseri sebuah film palsu. Maka didapatlah Lester Siegel (Alan Arkin) dan film palsu untuk misi penyelamatan pun lahir dengan judul Argo. 
Saya sangat menyukai Argo dan bagaimana film ini dieksekusi dengan baik. Banyak adegan ketegangan dibangun selama film ini berjalan. Lihat saja bagaimana keenam dubes yang menyamar sebagai kru film dari Kanada ketika melewati daerah padat penduduk dan sempat terbongkar karena melihat wajah “bule” mereka. Bahkan, detik-detik menuju akhir ketika rombongan Mendez dan keenam dubes dihadang oleh para demonstran, meskipun akhirnya mereka berhasil pergi dari kerumunan massa itu.

Tidak banyak memang film dengan tema misi penyelamatan yang seunik Argo. Sungguh “lucu” bagaimana melihat pembuatan film palsu untuk misi penyelamatan yang awalnya sempat diragukan tapi dibuat dengan cukup matang. Walhasil, jadilah misi penyelamatan lengkap dengan kru film dari 6 anggota dubes yang menyamar, berikut storyboard untuk film Argo tersebut. Meski Argo terdengar “berat” dan menegangkan dengan membawa tema misi penyelamatan, tapi berhasil terselamatkan dengan peran John Goodman dan Alan Arkin yang cukup mengundang tawa. Ben Affleck dengan aktingnya yang datar lumayan berhasil memikat saya dengan perannya sebagai Tony Mendez yang notabene anggota seorang agen federal berkarakter dingin dan misterius. Pengkarakteran seorang agen CIA yang dingin tersebut tak lain adalah bentuk stereotype. Maka Anda akan temui banyak pula stereotype yang tersebar sepanjang film ini.


ATAU
9 / 10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AYO KITA DISKUSIKAN !