Sebelumnya, saya memang orang yang memiliki ekspektasi tinggi dalam
menanti rilisan film-film animasi 3D, baik itu dari Pixar, Dreamworks, Blue
Studio, dll. Saya tidak pernah pilih-pilih dari studio mana, yang jelas saya
selalu menanti tiap kedatangan mereka. Tetapi, semakin ke sini ekspektasi saya
pada film-film animasi dari 2 ‘kubu besar’ semakin menurun. Yang satunya
semakin melemah, dan yang satunya labil (kadang bagus sekali lalu jadi biasa
sekali). Khusus untuk Dreamworks sendiri, The Croods mungkinlah yang paling
membuat saya memorable (secara kualitas yang bagus).
Mari perkenalkan, keluarga The Croods yang terdiri dari Grug (Nicolas Cage), Ugga
(Catherine Keener), Eep (Emma Stone), Thunk (Clark Duke), Sandy (Randy Thom)
dan Gran (Cloris Leachman), si nenek ‘perkasa’. Sang kepala keluarga, Grug,
selalu mengajarkan kepada keluarganya agar selalu bersembunyi di dalam gua,
terutama malam hari, karena keadaannya sangat berbahaya. Semua hal tersebut
diterima oleh anggota keluarga yang lain, kecuali Eep yang selalu memberontak.
Ia beranggapan bahwa ketakutan yang diciptakan oleh ayahnya terlalu berlebihan.
Eep berharap dapat berpetualang lebih jauh lagi untuk melihat hal-hal baru
tanpa tekanan dan doktrin
cerita-cerita dari ayahnya.
Pada suatu malam, Eep melihat kilau cahaya yang belum pernah ia lihat
sebelumnya. Dengan memberanikan diri keluar gua dan menyusuri malam yang gelap,
ia berhasil menemukan sumber cahaya tersebut. Di sanalah pertemuan awal Eep
dengan seorang pemuda seumurannya, Guy (Ryan Reynolds) yang baru pertama kali
ia lihat selain keluarganya. Awalnya, perkenalan mereka banyak diliputi
ketegangan, hingga akhirnya Eep menyadari bahwa Guy adalah orang baik dan memperkenalkannya
sendiri pada “api”. Sebelum berpisah, Guy sempat memberikan terompet dari
kerang kepada Eep, dengan harapan jika ada bahaya, Eep mau membunyikannya dan
Guy akan datang menolong.
Esoknya, gempa super besar akibat dari pergeseran benua terjadi. Gua
milik keluarga Croods menjadi korban, tidak ada lagi tempat berlindung bagi
mereka. Bahaya pun mengintai, di belakang mereka terdapat hewan buas yang siap
menerkam mereka yang tanpa tempat berlindung. Larilah mereka melalui celah
batuan dari bekas gua yang hancur tadi. Siapa yang menyangka, di situlah awal
petualangan baru mereka. Sebuah tempat baru yang terlihat sangat ‘hijau’ dan ‘biru’ serta berbagai macam hewan yang baru mereka lihat. Dilewatilah hutan
tersebut, rintangan demi rintangan mereka hadapi, hingga pada pertemuan mereka pada
burung-burung ganas yang siap menghabisi. Dalam keadaan kesulitan tersebutlah,
Eep membunyikan terompet dan memanggil Guy. Datanglah Guy beserta hewan yang
menjadi sabuknya, Belt (Chris Sanders), memberikan pertolongan dengan
menyalakan api untuk mengusir para burung-burung ganas tadi. Dapat ditebak
bahwa Eep sudah memberikan sinyal hijau bagi Guy. Tapi, berbeda dengan Grug
yang kolot, ia justru memarahi Guy dan meminta Eep untuk menjauhinya. Bagaimanakah
petualangan seru keluarga Croods selanjutnya dengan Guy ?
Sejauh ini, The Croods adalah film animasi terfavorit saya dari
Dreamworks. Bahkan, saya pernah sempat mendiskusikan dengan teman, antara The
Croods atau Wreck-it Ralph
(Disney). Secara kualitas visual, The Croods sudah sangat
melebihi ekspektasi saya. Berbagai pemandangan indah dan hewan-hewan unik dari
‘gabungan’ berhasil dibuat dengan sangat bagus. Apalagi pada saat adegan
runtuhnya batuan yang menghancurkan gua milik Croods, benar-benar mendekati
detail yang sangat sempurna. Hutan-hutan belantara yang mana merupakan bagian
terdalam dari lautan (zaman
prasejarah) dibuat dengan colourful dan sedikit membawa unsur ‘seram’ bagi saya. Seperti film
animasi lainnya, The Croods memang penuh dengan komedi slapstik yang bagi saya
sendiri masih terbilang menghibur. Memang ada beberapa guyonan yang mungkin
tidak dapat diterima oleh anak-anak, seperti Grug yang berharap ibu mertuanya, Gran, mati
dengan berbagai cara.
Selain aspek visual dan komedi yang dengan komposisi yang sudah pas,
The Croods juga berisikan pesan moral yang bagus dan mengena. Seorang kepala
keluarga (ayah) yang otoriter kepada keluarganya, dengan melarang mereka untuk
pergi lebih jauh lagi dengan alasan bahaya. Setiap malam menjelang pun, mereka
harus kembali ke gua dan tidur dengan berhimpitan agar aman. Dapat ditebak, Eep
yang selalu menentang kebijakan ayahnya tadi mengharapkan sesuatu yang lebih.
Dia beranggapan, kebijakan ayahnya tadi sangat kuno dan mengekang kebebasan
yang lainnya, terutama dirinya sendiri. Untuk itulah, ia memilih memberanikan
diri keluar malam hari untuk menuruti rasa ingin tahu. Padahal sebelumnya, Grug
sendiri mengatakan bahwa rasa ingin tahu adalah hal yang buruk. Memang, sejak
menit-menit awal saya sudah tahu kearah mana perginya jalan cerita The Croods
itu sendiri. Tapi tetap tidak mengurangi keasyikan saya dalam menontonnya.
Lalu, datanglah sosok Guy yang merupakan pahlawan bagi Eep dan keluarga
lainnya, kecuali Grug, untuk membebaskan mereka dari kegelapan dan kungkungan
menuju hari esok yang cerah dan penuh kebebasan. Dari petualangan baru mereka
dengan Guy, Croods mendapatkan banyak sekali petualangan dan ‘penemuan’ baru
yang berguna bagi masa depan. Seperti payung, hewan peliharaan, hingga kamera.
Tentunya, semua penemuan tadi dihadirkan dengan komedi slapstik yang
benar-benar lucu dan sempat membuat saya terbahak-bahak. Setiap karakter yang
hadir di The Croods juga ditampilkan dengan sangat menonjol, dan dari situ
penonton dapat tahu keunikan masing-masing dari para karakter.
Pada akhirnya, semua penonton akan tahu apa maksud dibalik pengekangan
Grug terhadap keluarganya. Semua itu tidak lain beralaskan rasa kasih sayang
dan cinta. Grug menginginkan semuanya bisa bertahan hidup, meski Eep melihatnya
dengan sudut pandang yang lain. Rasa ‘kecemburuan’ Grug pada Guy hanyalah
karena rasa takutnya jika apa yang dilakukan oleh Guy dapat membahayakan
keluarga Guy. Sudah dapat dipastikan ada momen yang menjadi senjata ampuh
berupa pengakuan antara Grug dengan Guy, yang tidak lain adalah titik balik
bagi mereka untuk lebih dekat lagi dan bahu membahu melewati semua rintangan. Yah,
meski sebagian besar sudah bisa kita tebak bagaimana arahnya, tapi The Croods
mampu membuktikannya dengan segala perpaduan aspeknya, dan yang terpenting adalah entertaining. Karena pada dasarnya, unsur hiburan itulah yang utama, dan ide yang
bagus belum tentu bisa dikemas menjadi sebuah ‘hiburan’.
ATAU
8 / 10
Di Pokervita berkerja sama dengan OVO dan Go-Pay demi memberikan kemudahan deposit dan withdraw akun taruhan Poker V anda mulai tahun 2019.
BalasHapusBenefit-benefit tersebut antara lain:
– Mudah dan cepat
– Pembuatan rekening/akun sangat mudah dan tidak ribet
– Tidak ada biaya transfer antar bank
– Tidak ada jam offline untuk transfer ke sesama akun OVO/GO-PAY
Bagus bukan? tentunya pilihan pembayaran menggunakan OVO atau GO-PAY ini hanya sebagai opsi, jika anda masih tetap ingin menggunakan rekening bank seperti biasa
Informasi Lebih Lanju:
Bbm : D88B0154
Whatsapp : +62 812-222-2996
|lINK KAMI di : POKERVITA.LIVE