Di awal-awal karir Steven
Spielberg sebagai surtadara, ia sering membuat film-film berbagai macam genre, thriller seperti
Jaws (1975), sci-fi seperti Close Encounters of The Third
Kind (1977), adventure seperti Raiders of The Lost Ark (1981), hingga kembali ke sci-fi lagi, The Extra-Terrestrial ini. Ini adalah film sci-fi tentang alien,
tapi juga banyak
mengangkat aspek family yang kuat dan adventure khas dunia anak-anak.
Suatu malam saat membawa
pizza, Elliott (Henry Thomas) dikejutkan dengan peristiwa misterius di gudang
belakang rumahnya. Kemudian ia memanggil kakaknya, Michael (Robert
Macnaughton) beserta
temannya-temannya dan ibunya, tapi tidak ditemukan apapun setelahnya. Elliott
sangat yakin ada sesuatu di dalam gudang belakang rumahnya. Malam besuknya, ia
bertemu dengan sesuatu yang membuatnya curiga selama ini. Alien bertubuh kecil
keluar dari gudang belakang rumahnya lalu mendekatinya. Tanpa merasa takut,
Elliott pun kemudian menggiringnya masuk ke kamar dengan memberikan permen
coklat yang disebar. Itulah awal perkenalan pertama Elliott dengan ET. Esoknya,
Elliott pun memperkenalkan ET pada kakaknya, Michael dan adiknya, Gertie
(Drew Barrymore), meski awalnya ia sangat terkejut sekali saat bertemu.
Hubungan mereka dengan ET pun
semakin akrab. Mereka tetap menyembunyikan keberadaan ET dari siapapun, tanpa
terkecuali dari ibunya. ET memiliki kemampuan telekinesis serta dapat menyembuhkan luka Elliott
hanya dengan sentuhan jarinya yang dapat menyala. ET sendiri awalnya terpisah
dengan teman-temannya ketika suatu malam mendarat di bumi dengan pesawat. Maka
kemudian ET mencoba berkomunikasi pada Elliott untuk mengungkapkan keinginannya
kembali ke planet asalnya. Dengan benda yang ada, ET menciptakan alat yang
dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan teman-temannya di luar angkasa. Tapi
rupanya, segala gerak-gerik Elliott dan saudaranya diawasi oleh sebuah kelompok
yang memburu alien. Berhasilkah Elliott membantu ET kembali ke planet asalnya ?
Lalu apakah tujuan kelompok pemburu alien tersebut memata-matai Elliott ?
Jika Anda pernah melihat logo
dari studio
film dan serial tv bernama Amblin Entertainment, maka Anda harus tahu bahwa logo tersebut berasal dari
salah satu scene dalam film ini. Bagi
saya, scene tersebut bukanlah
sembarang scene, melainkan salah satu
scene paling ikonik dalam sejarah
film, selain Jack & Rose di ujung Titanic atau Forrest Gump yang sedang
duduk di bangku taman, dan masih banyak lainnya. The Extra-Terrestrial adalah
film sci-fi family dan adventure tentang alien, tapi tidak
disajikan dengan skala epic seperti invasion dan mass destruction. The E.T. lebih berfokus pada pertemanan seorang
anak dengan alien yang bernama ET. ET sendiri digambarkan dalam wujud yang
cukup weird, dengan tangan dan leher
panjang, tapi berkaki pendek. Untuk ukuran film tahun tersebut, pembuatan figur
alien seperti ET sangat membuat saya terkagum-kagum. ET dibuat dengan animatronics dan tambahan peran
pengganti. Wajahnya sendiri dibuat karena terinspirasi oleh wajah-wajah tokoh
terkenal, seperti Albert Einstein hingga Ernest Hemingway.
Pertemanan antara Elliott dan
saudaranya dengan ET memang sangat menyentuh sekali. 2 makhluk yang berbeda
jenis tapi sanggup menunjukkan keeratan persahabatan dan perasaan saling
membutuhkan satu sama lain. ET sendiri memiliki semacam bound yang membuatnya terikat dengan Elliott. Apa yang dirasakan
oleh ET, maka dirasakan pula oleh Elliott. Mungkin itulah alasan mengapa ET
dapat menyembuhkan setiap luka di tubuh Elliott. Pada menit-menit menjelang
akhir, ada adegan dimana ET dalam keadaan sekarat, hal tersebut juga dialami
oleh Elliott pada waktu bersamaan. Sepertinya, ET memang sudah ‘ditakdirkan’
untuk bertemu dengan Elliott di bumi dan menjalin persahabatan antar 2 makhluk
berbeda planet ini. Saya menduga, Spielberg sengaja membuat nama karakter
“Elliott” yang dapat dipendekkan menjadi “ET”, yang juga memiliki arti
“Extra-Terrestrial” atau “makhluk dari luar angkasa”. Tujuannya tidak lain menekankan bahwa karakter Elliott dan ET memiliki
bound meski mereka berasal dari
tempat yang berjauhan.
Di bagian awal film, kita akan
melihat bagaimana ET dan teman-teman sebangsanya turun dari pesawat kemudian
mendarat di sebuah hutan pinus. Di sepanjang film, memang tidak disinggung
tujuan sebenarnya dari ET dan teman-temannya datang ke bumi. Tapi dari yang
saya amati, sepertinya para alien tersebut mencoba mengambil beberapa helai
daun dan berbagai macam tumbuhan lainnya untuk dibawa ke dalam pesawatnya. Ya,
mungkin saja mereka mencoba mengembangkan tumbuhan-tumbuhan tersebut untuk
ditanam di planet mereka. Hingga kali kedua saya menonton The E.T., saya baru
terpikirkan pertanyaan terkait tujuan para alien tersebut.
Sesuai dengan genrenya, The E.T. adalah film yang
sangat mudah sekali diikuti jalan ceritanya. Hal yang menjadi utama tentunya
adalah persahabatan antara Elliott dan saudaranya dengan ET. Ada pertemuan, ada
perpisahan. ET harus kembali ke planetnya, dan seperti yang saya duga, saya
benar-benar melt di bagian ini.
Kembali ke karakter saya yang memang orangnya sangat ‘membenci’ perpisahan,
saya begitu terharu sekali melihat perpisahan antara Elliott dengan ET. Saya
benar-benar merasa menjadi Elliott, dan dengan berat hati harus saya katakan sayonara pada teman baik saya tersebut.
Dari sinilah kekuatan drama yang begitu kuat dari film yang biasanya banyak
dipandang penuh CGI, tapi minim kedalaman cerita.
Dari jajaran cast, terutama anak-anak, sebenarnya
hampir semuanya bukanlah bintang besar di masa ini. Memang di sana ada Drew
Barrymore, salah satu Charlie’s Angels, yang sempat membuat saya syok
mengetahui bahwa ia pernah bermain film di usianya yang masih begitu belia.
Sebenarnya, saya jauh lebih syok lagi ketika menonton Taxi Driver (1976) dan rupanya ada Jodie Foster
yang masih cute di sana. Overall, The
E.T. adalah film sci-fi yang bagus, menghibur, dan heartwarming, serta banyak berfokus pada keindahan dunia anak-anak,
terutama dari aspek persahabatannya.
ATAU
9 / 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AYO KITA DISKUSIKAN !