Saya suka bagaimana film histori dibalut dengan romance dan comedy.
Menghasilkan film dengan tema kisah cinta yang tidak terlalu mellow, tapi juga
ada unsur sejarah yang bisa dipelajari
di dalamnya. Mungkin film yang mengalahkan Saving Private Ryan di Academy
Awards ini mampu menjawab harapan saya tadi.
Bersettingkan di Inggris tahun 1500an, kala itu ada 2 panggung teater
besar yang saling bersaing satu sama lainnya untuk memperebutkan penulis dan
penonton, yaitu Teater Curtain milik aktor terkenal, Richard Burbage (Martin
Clunes) dan Teater Rose milik pengusaha yang dililit banyak hutang, Philip
Henslowe (Geoffrey Rush). Pagi itu, Henslowe dipaksa oleh Tn. Fennyman (Tom
Wilkinson) melalui anak buahnya untuk membayar semua hutang-hutangnya. Henslowe
bercerita bahwa William Shakespeare (Joseph Fiennes) memiliki cerita drama baru
yang akan menarik banyak penonton,
berjudul Romeo & Ethel, The Pirates Daughter, dengan berharap Tn. Fennyman mau menjadi partnernya dan meraup keuntungan banyak dari drama itu.
Shakespeare sendiri masih bingung hari itu untuk mencari wanita yang pas
dijadikan inspirasi. Ia semakin gundah lagi, kala tidak menemukan pemain yang
pas untuk drama yang ia tulis di Teater Rose.
Maka datanglah seorang pemuda yang mengaku bernama Thomas Kent, ikut
dalam audisi pemain. Ia benar-benar dapat menjiwai syair yang ditulis oleh
Shakespeare tadi. Merasa penasaran, ia lantas mengejar pemuda tadi sampai ke
sebuah rumah. Identitas pemuda tadi pun terbongkar bahwa ia adalah seorang
gadis bernama Viola de Lesseps (Gwyneth Paltrow) putri seorang bangsawan. Malam
besoknya, mereka berdua kembali bertemu dalam sebuah pesta. Tampak sekali bahwa
mereka berdua saling mengagumi satu sama lain. Tapi sayangnya, Viola akan
dinikahi oleh seorang pria yang tidak dicintainya, Lord Wessex (Colin Firth).
Esoknya, Viola kembali datang ke Teater Rose dengan menyamar kembali menjadi
Thomas Kent. Seringnya pertemuan antara Viola dan Shakespeare, membuat mereka
semakin dekat dan cinta timbul di hati mereka berdua. Viola, dialah wanita yang
menjadi inspirasi Shakespeare untuk karakter Juliet dalam Romeo & Juliet yang ditulisnya. Bagaimanakah kelanjutan
hubungan Shakespeare dengan Viola ? Mungkinkah penyamarannya akan terbongkar ?
Lalu bagaimana dengan Lord Wessex yang memaksa akan menikahi Viola ?
Saya tahu bahwa Romeo & Juliet adalah drama percintaan yang gelap
dan penuh tragedi. Semua orang tahu bagaimana akhirnya. Keduanya mati sebagai
bukti cinta mereka berdua. Romeo & Juliet terinspirasi dari kisah
pengarangnya sendiri, William Shakespeare dengan Viola de Lesseps. Kisah cinta
2 kasta yang tidak mungkin bisa bersatu. Shakespeare seorang penyair dari kelas
bawah, sedangkan Viola adalah putri bangsawan yang akan dinikahi oleh orang
yang tidak cintainya, Lord Wessex. Tapi, di film ini, kisah mereka berdua
sendiri dikemas dengan banyak unsur komedi, sehingga tidak banyak air mata
tumpah yang ditampilkan. Hampir sepanjang durasi film penuh dengan adegan yang
memancing tawa. Bahkan, karakter Lord Wessex yang galak dan menyebalkan sering
ditampilkan bertingkah konyol. Banyak hal yang membuat saya melihat Shakespeare
in Love ini menjadi film yang indah dan colourful.
Kisah cinta mereka memang tragis, tapi tidak terlihat mellow. Itulah salah satu
faktor saya menyukai film ini.
Selain kisah cinta kandas yang ditawarkan, Shakespeare in Love juga
menyoroti pandangan terhadap teater di masa Elizabeth tersebut. Seperti, banyak
yang menganggap bahwa teater adalah perbuatan bid’ah dan tidak senonoh. Selain
itu, penonton akan mendapat pengetahuan bahwa di era tersebut, wanita dilarang
bermain dalam teater. Untuk karakter wanita akan diperankan oleh pria dengan
berpakaian lengkap ala wanita. Maka tidak salah bila Viola yang memiliki
ketertarikan dengan syair-syair yang ditulis Shakespeare terpaksa harus
menyamar sebagai pria untuk bisa bermain dalam teater. Bisa jadi, masa
Shakespeare dalam menulis Romeo & Juliet ini lah titik balik dari awal
diperbolehkannya wanita berkarir di industri teater drama. Meski dibuat dengan
komedi, Shakespeare in Love lantas tidak membuat penontonnya hanya tertawa
saja. Ada saat adegan romantis muncul, dan perasaan sedih kala kisah cinta
Shakespeare harus kandas. Tapi seperti yang saya tulis sebelumnya, kesedihan
yang ditampilkan tidaklah mellow. Pastinya, Shakespeare in Love adalah film
romance comedy yang bagus dan banyak unsur histori di dalamnya.
ATAU
9 / 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AYO KITA DISKUSIKAN !