Ide cerita dari film karya Peter Weir ini benar-benar sangat unik dan
saya tidak habis pikir, bagaimana bisa memiliki ide cerita yang jenius seperti
ini. Dengan tagline The Story of A
Lifetime, maka yang muncul dalam benak adalah film yang berkisah tentang
kehidupan seseorang sepanjang hidupnya. Mulai dari kelahiran, perjalanan
hidupnya, hingga akhir hayatnya.
Truman Burbank (Jim Carrey) seorang karyawan di sebuah perusahaan
asuransi yang tampaknya melewati hari-harinya dengan penuh bahagia dan tanpa
masalah. Setiap orang di sekitarnya mengenalnya dan tak lupa selalu menyapa.
Suatu pagi, ia dikejutkan dengan penemuan lampu studio yang jatuh dari atas
langit, tapi ia tidak terlalu mempedulikannya dan langsung berangkat kerja. Kehidupan
bahagia Truman semakin lengkap dengan adanya seorang istri, Meryl (Laura Linney)
dan sahabat yang selalu menemaninya, Marlon (Noah Emmerich). Meski kehidupannya
bahagia, tapi terbesit keinginan bagi Truman untuk melihat dunia luar yang
lebih luas. Ia berharap dapat pergi ke Fiji, meskipun ia phobia dengan laut karena pengalaman buruk di masa kecilnya.
Ayahnya tewas tenggelam di laut ketika mereka berdua tengah naik perahu.
Di suatu pagi, Truman melihat ayahnya yang sudah meninggal dengan
penampilan sebagai gelandangan. Merasa mengenalnya, ia lantas mengejarnya.
Namun, tiba-tiba semua orang di sekitarnya tiba-tiba menggelandang orang yang
“mirip” ayahnya ke dalam bus. Tentu saja hal tersebut semakin membuatnya penasaran.
Flashback ke masa kuliah, Truman mengenal seorang gadis bernama Sylvia
(Natascha McElhone) yang diam-diam menaruh hati kepadanya. Merasa tidak tega,
Sylvia memberitahukan semua rahasia yang tidak pernah diketahui Truman
sepanjang hidupnya, bahwa dia dan semua yang ada di sekitarnya hanyalah
rekayasa set dari sebuah acara reality show. Pernyataan Sylvia lantas membuat
Truman terus memikirkannya dan segala keanehan yang selama ini ia alami sedikit
demi sedikit mulai terkuak. Apa maksud dari perkataan Sylvia kepada Truman
bahwa semua yang Truman alami adalah rekayasa ?
Truman adalah “korban” dari acara reality show seumur hidup bernama The
Truman Show, yang juga menjadi judul film ini. Dialah Christof (Ed Harris)
penggagas acara realiti show ini. Idenya berawal dari bosannya ia melihat emosi
palsu dari para aktor. Yang ia inginkan adalah menciptakan suatu acara di mana
di dalamnya, sang aktor bermain dengan natural dan tanpa naskah, meski
kehidupan yang dilaluinya adalah rekayasa. Maka terpilihlah Truman Burbank yang
masih bayi mulai menjalani hidupnya di set studio raksasa yang di dalamnya
segala kebutuhan, bangunan, dan pekerjaan terpenuhi hingga ia dewasa. Apa yang
dialami Truman dipantau terus 24 jam selama hidupnya dan ditayangkan pula
secara langsung. Benar-benar gila memang ide cerita pembuatan film ini. Saya
benar-benar speechless membayangkan
bagaimana seandainya acara tersebut benar-benar ada dan satu orang yang menjadi
sorotan utama hidup di dunia yang penuh kepalsuan.
Well, apa yang membuat gila dari The Truman Show bukan hanya pada ide
ceritanya saja, tapi makna apa yang ingin diberikan Peter Weir kepada
penontonnya. The Truman Show adalah bagian dari kehidupan. Truman adalah sang
aktor. Maka, Christof di sini berperan sebagai Tuhan yang mengatur segala
kehidupan Truman dan yang ada di sekitarnya. Memang
seperti itulah cara kerja hidup ini. Kehidupan ini sudah diskenario oleh sang
pencipta. Tapi, bukan berarti kita tidak memiliki kehendak sendiri yang muncul
dari dalam hati. Tuhan telah memberikan hasrat, yang membuat manusia dapat
memilih jalan yang ingin dilalui, meskipun semua sudah diskenario. Christof dan
Truman pun juga begitu. Secara sekilas, kita berpikir bahwa kita akan sangat
mengasihi sosok seorang Truman atas apa yang menimpanya mulai bayi hingga
dewasa. Serta, kita akan menaruh kebencian yang sangat kepada Christof yang
telah “mencuri” hidup seorang Truman. Meski Christof sudah mengatur semuanya,
tapi ia sebenarnya telah memberikan jalan untuk dipilih Truman. Semua kembali
kepada Truman, akankah ia menuruti jalan hidupnya untuk pergi ke dunia yang
lebih luas (Fiji) ataukah ia terbebani dengan halangan berupa phobia dan desakan orang-orang di
sekitarnya. Itulah yang dapat dipetik dari kisah Truman, terkadang manusia
berhenti dan menyerah atas segala tujuannya, hanya karena rasa takut dan
kritikan orang lain, padahal Tuhan sudah memberikan jalan dan manusia tinggal
melanjutkan. The Truman Show, sebuah hiburan yang dikemas dalam hiburan. Luar
biasa.
ATAU
9,5 / 10
thank... :)
BalasHapusKomen atas saya.hari gini masih bahas ghaib.makan tuh ghaib wkwkwkwkw
BalasHapusMakan tuh gaib!
BalasHapusHahahaha... Masih percaya dukun? 🤭🤣 Anda Lucu Bu!
BalasHapus