Kamis, 14 Mei 2015

INTO THE WILD [2006]

**FILM SUPER**

Seorang petualang bernama Alexander Supertramp ditemukan dalam keadaan tewas di sebuah bangkai bus di Alaska tahun 1992. Berbeda dengan versi filmnya, diduga bahwa kematiannya disebabkan kelaparan. Ia meninggalkan keluarganya secara diam-diam di Virginia, dan memilih berpetualang hingga 2 tahun dengan tujuan akhir di Alaska. Kisah luar biasanya tadi diabadikan lewat film oleh Sean Pean yang naskahnya juga ia tulis sendiri ini.

Pagi itu, Christopher McCandless (Emile Hirsch) merayakan pesta kelulusannya dari Universitas Emory, Atlanta. Bersama dengan kedua orangtuanya dan adiknya, Carine (Jena Malone) mereka makan-makan di sebuah restoran. Ayahnya berharap akan memberikan mobil baru sebagai hadiah kelulusannya. Tapi Christoper menolak dengan alasan mobil Datsun tuanya masih bisa digunakan. Christopher lalu meminta ijin ayahnya untuk melanjutkan kuliah jurusan Hukum di Harvard karena nilainya memuaskan. Christopher lahir dari keluarga kaya raya, kedua orangtuanya yang memiliki perusahaan konsultan tentu saja menerima keputusan Christopher dengan baik. Tapi, apa yang dilakukan Christoper selanjutnya berlawanan dari apa yang ia katakan pada orangtuanya sebelumnya.

Ia keluar dari apartemennya, membuang semua kartu kredit dan identitas, menyumbangkan semua tabungannya, bahkan ia membakar foto kedua orangtuanya. Ia persiapkan semua keperluan, termasuk membeli buku tentang flora dan fauna untuk memulai petualangannya. Berangkatlah ia dengan mobil Datsun tuanya. Di Flash Flood Area, mobilnya terendam banjir dan penuh dengan lumpur. Ia lalu meninggalkannya, membakar uangnya, dan membuang plat mobilnya. Bulan Juli 1990, ia sudah sampai di danau Mead, Arizona. Di sebuah kamar mandi dekat danau itulah, terlahir nama barunya, Alexander Supertramp. Tertulis dengan lipstik merah di sebuah cermin besar kamar mandi.

Perjalanannya berlanjut hingga dia menumpang mobil pasangan hippie, Rainey (Brian Dierker) dan Jan (Catherine Keener). Alex dengan cepatnya akrab dengan mereka berdua. Tapi Alex tidak bisa terlalu berlama-lama di sana. Ia memutuskan perjalanan panjang berikutnya dan berpindah pindah dari satu daerah ke daerah lainnya. Kepergian Alex membuat Jan merasa sedih, karena Alex mengingatkannya pada anaknya yang telah pergi. Berbagai tempat dan pengabdian telah ia lalui selama perjalanan itu. Seperti membantu memanen gandum milih Wayne (Vince Vaughn), belajar mengawetkan daging buruan, mendayung di sungai deras tanpa helm hingga bertemu pasangan dari Denmark, tinggal satu bulan dalam gua dan memasuki wilayah Meksiko meski akhirnya ia diusir keluar.

4 bulan sebelum tiba di Alaska, Alex pun akhirnya bertemu kembali dengan Jan dan Rainey di sebuah perkumpulan para hippie lainnya. Di situ juga Alex berkenalan dengan seorang gadis muda, Tracy (Kristen Stewart) yang menyukainya dan sempat mengajak “tidur”, meski akhirnya Alex menolaknya. Perjalanan Alex masih panjang dan masih banyak lagi orang yang akan ia temui dengan tempat-tempat luar biasa lainnya yang belum pernah ia kunjungi. Bagaimana kelanjutan petualangan Alex hingga ia sampai di Alaska dan insiden terakhir di Magic Bus ?
Apa yang saya rasa dari Into The Wild adalah film petualangan yang sangat luar biasa, dibangun dengan dialog yang bagus, akting bagus, dan tidak lupa sinematografi bagus yang banyak menampilkan American Wildlife. Dapat dikatakan bahwa petualangan Christopher McCandless adalah petualangan spiritual larinya dia dari peradaban hingar bingar manusia dan tatanan sistem yang membelenggu, menuju kebebasan untuk menyatu dengan alam. Christopher memang sejak kecil sudah memiliki hasrat dalam berpetualang. Maka tidak salah bila ia kemudian memilih lepas dari segala kenikmatan duniawinya menuju petualangan suci dalam meraih kebahagiaan sejati. Christopher sebenarnya sudah muak dengan sistem yang tanpa disadari telah membuat manusia stuck dalam kehidupan yang membosankan. Manusia selalu memikirkan sekolah, karir, dan berkeluarga, apa bedanya dengan manusia lain? Lalu mengapa manusia harus mengulangi sesuatu yang sama? Maka, Christoper adalah sosok yang mencoba merombak sistem tadi dengan sesuatu yang baru, petualangan dan penyatuan dengan alam.

Alaska menjadi tujuan utama, di mana daerah tersebut merupakan yang paling ujung di utara dengan sedikit populasi manusia. Christopher berharap, kesunyian di sana mampu menyatukannya lebih dekat dengan alam, termasuk di dalamnya flora dan fauna. Ia membiarkan angin membawanya dari satu tempat ke tempat lain, tanpa arloji, peta, dan uang. Memang, pada awalnya Christopher juga membutuhkan uang dengan berganti-ganti pekerjaan. Semua itu ia gunakan untuk memperlancar segala tujuannya. Ada momen-momen di mana sekilas nampak kegoyahan hati seorang Christopher dalam perjalanan ini. Ia memandangi seorang pria kantoran berjas dan makan di sebuah restoran mewah. Ia membayangkan, bagaimana jika ia tidak melakukan perjalanan spritual ini, mungkin akan seperti pria tadi. Melanjutkan kuliah, berkarier, dan berkeluarga. Tapi ia buang segala pikiran yang dapat menggoyahkan hatinya itu. Dengan tekat kuat, ia lanjutkan perjalanan menuju tujuan akhir.

Latar belakang keluarganya yang berantakan dapat disebut sebagai pemicu “pelarian” Christopher ini. Kedua orangtuanya, Walt dan Billie, selalu bertengkar dengan keegoisan mereka masing-masing. Ibunya, sebenarnya adalah istri simpanan dari Walt. Walt memiliki anak lain dari istri sahnya, meski ia bersikeras menyangkal keberadaan anak dari istri pertamanya tersebut. Terbongkarnya rahasia itu semakin membuat Christopher membenci kedua orangtuanya. Christopher adalah korban dari kebohongan dan rasa sakitnya membuat ia kehilangan “identitas” yang sesungguhnya.

Into The wild menggunakan narrator dengan sudut pandang Carine dalam menceritakan latar belakang mereka dan apa saja yang Christopher lalui selama perjalanan itu. Dalam penceritaannya, Into The Wild dibagi menjadi beberapa chapter, yang mana menjelaskan fase kehidupan manusia. Chapter pertama adalah My Own Birth, yang bermakna kelahiran Christopher dimulai dari awal perjalanannya. Christopher juga menyempatkan diri untuk menuliskan setiap perjalanan yang ia lalui pada sebuah buku, hingga mengukirnya pada balok kayu dan gambar pada sabuk.

Ketika pertama kali saya menonton Into The Wild dengan pandangan saya yang masih sangat awam ketika itu, saya tidak habis pikir mengapa ada orang yang bernama Christopher McCandless mau-maunya meninggalkan segala kemudahan dan kemewahan hidup dalam sebuah perjalanan melelahkan dan menghadapi bahaya. Ia bisa saja kuliah lagi, mendapatkan pekerjaan yang enak, hidup mewah dengan uang banyak, saya pikir kala itu. Ternyata semua itu benar-benar salah. Kebahagiaan tidak terletak hanya pada kekayaan semata. Tetapi melalui hati dengan segala perbuatan yang membuat bahagia. Christopher merasakan kebahagian luar biasa dalam perjalanan tersebut, meskipun akhirnya Christopher ditemukan dalam keadaan sudah tidak bernyawa pada bangkai bus yang disebut Magic Bus di film ini. Mengejutkannya, di sampingnya ditemukan kamera yang di dalamnya terdapat foto Christopher dalam keadaan tersenyum dengan puasnya. Sebagai penonton, silakan Anda menilai sendiri tentang kematian Christopher, apakah ia dibunuh oleh alam ataukah itu merupakan bentuk penyatuannya kepada alam.

ATAU
9,5 / 10

2 komentar:

  1. salah satu pengagum karakter chris

    BalasHapus
  2. ini salah satu film terhebat yang pernah saya tonton

    Memang benar, dalam perjalanannya christ menemukan banyak kebahagiaan, arti hidup, dan sebagainya. Tapi menurut saya, semua perjalanan yang dilakukannya pada akhirnya membawa christ pada satu arti, bahwa kebahagiaan baru bisa dirasakan ketika kita berbagi. Itulah kalimat terakhir yang dituliskannya sebelum akhir hayatnya.
    Dan maksud yang saya dapatkan dari tokoh christ adalah, ternyata kebahagiaan yang dia rasakan bukan terletak pada perjalanan panjang yang dilaluinya, melainkan pada siapa yang ditemuinya.
    Diakhir hayatnya christ menatap langit, dan bertanya pada dirinya sendiri “apakah bila aku pulang ke pelukan kalian, aku akan melihat langit ini juga?”
    Pertanyaan itu juga sekaligus menjawab semua hal. Bahwa arti kebahagiaan bisa kita dapatkan Dimanapun kita berada. Asalkan kita mengakuinya.
    christ sadar, bahwa Tuhan memang sudah membiarkannya untuk memilih ‘merasakan’ atau ‘tidak merasakan’ kebahagiaan. Dirinyalah yang tidak membiarkan itu terjadi. Dan pada akhirnya, dia mengerti arti dari kata itu, tanpa memijakkan kakinya di Alaska.

    BalasHapus

AYO KITA DISKUSIKAN !