Apa jadinya jika Anda berkunjung ke sebuah negara yang mana bahasa
ibunya bukan Bahasa Inggris dan Anda tidak mengerti pula bahasa resmi negara
tersebut ? Tentunya Anda sangat kebingungan jika akan berkomunikasi. Lebih
parahnya lagi Anda hanya sendiri dan tidak memiliki teman untuk diajak bicara. “ketersesatan” itulah tema
yang diangkat menjadi film oleh Sofia Coppola, putri Francis Ford Coppola sang
sutradara trilogi Godfather.
Ini adalah pertama kalinya aktor Bob Harris (Bill Murray) dari Amerika tiba
di negeri sakura, Jepang. Terlihat sekali dari raut mukanya yang merasa asing
dengan gemerlap kota Tokyo. Kedatangan Harris ke Jepang adalah dalam rangka syuting
produk minuman beralkohol terkenal dari Jepang. Setibanya di hotel, bukannya
langsung istirahat, ia malah memilih minum-minum di bar, karena tidak bisa
tidur. Di tempat lain, Charlotte (Scarlett Johansson) juga tidak bisa tidur
malam itu. Kedatangannya di Jepang bersama suaminya, John (Giovanni Ribisi) dalam
rangka pemotretan. Ketika John sibuk bekerja, biasanya Charlotte ditinggal
sendiri di kamar hotel. Hal tersebut membuatnya bosan dan memilih untuk
jalan-jalan ke luar menikmati setiap sudut kota Tokyo. Pagi itu juga, Harris
menjalani syuting iklan pertamanya di Jepang. Meski sang sutradara tidak bisa
bahasa Inggris, ada penerjemah yang akan membantu Harris. Syuting untuk hari
itu tidak berjalan dengan lancar, karena Harris diminta sang sutradara untuk
mengulang adegan berkali-kali.
Malamnya, Harris pergi ke sebuah bar untuk minum-minum. Di sanalah ia
beradu pandang dengan Charlotte yang sedang duduk bersama suami dan rekan
kerjanya. Terlihat sekali kalau Charlotte sangat bosan dengan keadaan itu, lalu
ia menawarkan minuman pada Harris. Hingga beberapa malam berikutnya mereka
sering bertemu dan ngobrol malam hari di bar. Tampak sekali kalau mereka berdua
sebenarnya kesepian dan butuh teman untuk ngobrol. Meski Charlotte dan Harris
baru bertemu, tapi mereka langsung akrab sekali. Banyak hal bisa mereka jadikan
bahan untuk ngobrol. Malam besuknya, Charlotte mengajak Harris jalan-jalan dan
memperkenalkannya pada beberapa teman Jepangnya. Malam itu benar-benar
dinikmati Charlotte dan Harris, mereka pergi ke bar, pachinko, dan berkaraoke.
Bagaimana petualangan seru Charlotte dan Harris selanjutnya di negara yang
tidak mereka kuasai bahasanya ?
Akting Bill Murray sangat sangat luar biasa bagus di film ini. Ia sukses
berakting dengan wajah yang sangat datar dalam memainkan peran sebagai Bob
Harris, seorang aktor yang ‘lelah’ dan kesepian. Film ini berfokus pada sosok
Bob Harris dan Charlotte yang merasa kosong dan hambar ketika melalui
hari-harinya di Jepang. Charlotte adalah pribadi yang kesepian, meski ia
bersama sang suami, tapi ia tidak merasakan kedekatan. Ia sering berkumpul
dengan rekan kerja suaminya, tapi baginya tidak ada yang membuatnya akrab
dengan apa yang mereka bicarakan. Bob Harris pun juga begitu, jauh dari istri
dan anaknya di Amerika, membuat ia kesepian. Keterbatasan dalam berbahasa juga,
menjadi kendala bagi Charlotte dan Harris mencari teman yang bisa diajak
bicara.
Walaupun karakter Bob Harris ditampilkan dengan wajah yang datar dan jarang bercanda, tapi banyak sekali momen lucu yang membuat saya tertawa geli. Seperti percakapannya dengan fotografer Jepang dan seorang wanita penghibur yang Bahasa Inggrisnya membuat ia bingung mengartikan, terutama ketika orang Jepang mengucapkan “L” menjadi “R”. Wanita tersebut meminta Harris untuk merobek stokingnya dengan berkata “LIP”, tapi Harris malah mengiranya ia diminta untuk “menciumnya”, karena LIP berarti “bibir”. Padahal apa yang ingin diucapkan wanita tadi adalah “RIP”, yang artinya “robek”. Jadi sekiranya apa yang dirasakan oleh Harris tadi tercermin pada judul film ini yang memiliki arti “tersesat dalam penerjemahan”.
Walaupun karakter Bob Harris ditampilkan dengan wajah yang datar dan jarang bercanda, tapi banyak sekali momen lucu yang membuat saya tertawa geli. Seperti percakapannya dengan fotografer Jepang dan seorang wanita penghibur yang Bahasa Inggrisnya membuat ia bingung mengartikan, terutama ketika orang Jepang mengucapkan “L” menjadi “R”. Wanita tersebut meminta Harris untuk merobek stokingnya dengan berkata “LIP”, tapi Harris malah mengiranya ia diminta untuk “menciumnya”, karena LIP berarti “bibir”. Padahal apa yang ingin diucapkan wanita tadi adalah “RIP”, yang artinya “robek”. Jadi sekiranya apa yang dirasakan oleh Harris tadi tercermin pada judul film ini yang memiliki arti “tersesat dalam penerjemahan”.
Beberapa adegan dalam Bahasa Jepang tidak
diberikan hard-sub, supaya penonton
juga merasakan “ketersesatan” yang dialami Harris dan Charlotte. Yang ingin
saya soroti lebih dalam lagi adalah latar belakang dari Charlotte dan Harris.
Mereka berdua sama-sama sudah berkeluarga, tapi dari yang saya lihat adalah
mereka tidak memiliki kedekatan yang lebih dengan masing-masing pasangannya, baik
itu Charlotte dengan suaminya atau Harris dengan istrinya. Lucunya, Charlotte
dan Harris serasa menemukan “belahan jiwa” dan chemistri kuat di antara mereka,
di negara asing pula.
Tapi yang perlu diingat, bahwa mereka tidak bisa melewati “batas” lebih jauh lagi, karena masing-masing sudah berkeluarga. Selain itu, masih banyak lagi momen-momen lucu dari Charlotte dan Harris yang tidak mungkin saya tuliskan semua di sini. Singkatnya, mereka adalah pasangan Amerika yang merasa sangat asing di negeri orang, baik dari segi bahasa dan lingkungan, lalu terciptalah kelucuan dari keterasingan mereka tadi. Lost in Translation ditutup dengan ending yang misterius, ketika Harris membisikkan sesuatu pada Charlotte. Saya sebagai penonton tidak tahu apa yang dibisikkan. Dari info yang saya dapat, Scarlett Johansson sendiri juga tidak tahu apa yang dibisikkan oleh Bill Murray dalam adegan itu. Luar biasa bukan ?
Tapi yang perlu diingat, bahwa mereka tidak bisa melewati “batas” lebih jauh lagi, karena masing-masing sudah berkeluarga. Selain itu, masih banyak lagi momen-momen lucu dari Charlotte dan Harris yang tidak mungkin saya tuliskan semua di sini. Singkatnya, mereka adalah pasangan Amerika yang merasa sangat asing di negeri orang, baik dari segi bahasa dan lingkungan, lalu terciptalah kelucuan dari keterasingan mereka tadi. Lost in Translation ditutup dengan ending yang misterius, ketika Harris membisikkan sesuatu pada Charlotte. Saya sebagai penonton tidak tahu apa yang dibisikkan. Dari info yang saya dapat, Scarlett Johansson sendiri juga tidak tahu apa yang dibisikkan oleh Bill Murray dalam adegan itu. Luar biasa bukan ?
ATAU
9,5 / 10
Film terfavorit gue sampai saat ini. Film yang entah bagaimana klik banget di hati gue, hehe
BalasHapusbener banget mas lutfi. saya setuju
Hapussebenarnya saya udah cukup lama sekali nonton lost in translation ini. tapi, reviewnya memang baru kemarin saya nulisnya.
mohon maaf ya mas kalo ada detail yang sempat lewat dari filmnya, dan tidak saya masukkan dalam ulasan. soalnya saya juga perlu me rewind lagi, karena ada yg lupa lupa ingat. hehehe
mantap gan
HapusMakasih reviewnya mas.. baru nonton ini film dan langsung membekas di hati
BalasHapusMakasih reviewnya mas.. baru nonton ini film dan langsung membekas di hati
BalasHapusOkean mana gan ceritanya sama Eternal Sunshine?
BalasHapusKeren gan
BalasHapus