Minggu, 03 Mei 2015

GRAVITY [2013]

Sepertinya dengan kesuksesan Children of Men (2006) memaksa seorang Alfonso Cuarón membuat sci-fi yang sangat luar biasa, Gravity. Tidak banyak yang ingin saya tulis dari Gravity. Kesederhanaan alur cerita dari Gravity namun spektakuler membuat saya jatuh cinta pada film ini. Review ini saya tulis jauh setelah saya menonton Gravity, bahkan untuk yang kedua kalinya. Interstellar yang digadang-gadang sebagai sci-fi besar pun menurut saya masih harus “kalah” dari karya Cuarón satu ini.  

Adegan pertama dibuka dengan Dr. Matt Kowalski (George Clooney) yang melayang-layang dinamis di atas bumi yang biru nan indah. Dia seorang astronot, bekerja pada NASA dalam misi instalasi sistem pada Hubble. Dalam misi 69 hari tersebut, Dr. Kowalski tidak sendiri, ia dibantu oleh Dr. Ryan Stone (Sandra Bullock). Terombang-ambing di angkasa dan hanya ada beberapa orang dalam misi tersebut, membuat mereka dekat satu sama lain. Dr. Kowalski bercerita banyak hal dengan Dr. Stone, pun sebaliknya. Petaka pun datang ketika satelit Rusia tertabrak rudal mereka sendiri dalam upaya “pembersihan sampah”. Puing-puing dari satelite bekas tabrakan pun bertebaran di angkasa dengan cepatnya, hingga mengenai pesawat mereka dan boom!! Seluruh kru beterbangan. 

Dalam keadaan yang terombang-ambing dan tak tentu arah tersebut, Dr. Stone akhirnya berhasil bertemu kembali dengan Dr. Kowalski. Untuk lebih amannya, Dr. Kowalski mengikatkan diri pada Dr. Stone yang telah kehabisan bahan bakar pada jetpack nya. Rupanya, rintangan bagi mereka berdua yang telah ditinggal mati oleh para kru tidak berakhir di situ saja. Karena jetpack Dr. Stone telah kehabisan bahan bakar, maka ia kehilangan kendali dari kecepatan dorongan jetpack milik Dr. Kowalski. Akibatnya, Dr. Stone menabrak sebuah satelit yang membuat kakinya harus terlilit. Dalam situasi seperti itu, apa yang akan dilakukan Dr. Kowalski dalam menolong Dr. Stone ?
Gravity lebih condong disebut sci-fi disaster survival, seperti Apollo 13 (1995). Semua unsur lengkap dimasukkan ke dalam film yang hanya berdurasi sekitar satu setengah jam ini, seperti kekuatan persahabatan dan keyakinan. CGI yang canggih, indah, dan mewah berhasil membalut Gravity sehingga sebagai penonton dapat merasakan bagaimana sulitnya menjadi seorang astronot yang melayang-layang dalam zero-gravity. Apalagi penambahan konflik berupa serangan reruntuhan satelit yang saya rasa sangat mendekati masuk akal terjadi pada misi-misi luar angkasa seperti ini. Itulah salah satu alasan mengapa Gravity dapat menghadirkan sebuah cerita yang luar biasa dan terkesan sangat nyata. 

Well, akhir kata, Gravity memuaskan saya dengan sajian sci-fi yang mana adalah salah satu genre favorit saya. Akting Sandra Bullock memang patut diacungi jempol di sini. Saya benar-benar dibuat larut, bagaimana ia berperan sebagai manusia biasa tanpa daya harus berjuang sendiri di samudra angkasa tanpa ujung.
ATAU
9 / 10

1 komentar:

AYO KITA DISKUSIKAN !