Melanjutkan
review dari film Sidney Lumet sebelumnya, 12 Angry Men. Seperti film
sebelumnya, Dog Day Afternoon berfokus pada satu latar tempat, yaitu bank. Tema
yang diangkat Lumet pada film ini adalah mengenai perampokan, maka adegan
tembak-tembakan dengan polisi dan penawanan korban menghiasi sepanjang film ini
berlangsung. Tapi, apa jadinya jika pelaku perampokan tersebut adalah seorang
amatir, alias baru pertama kalinya merampok ? itulah yang membuat Dog Day
Afternoon berbeda.
Film
ini diangkat dari peristiwa nyata yang terjadi di Brooklyn, New York pada 22
Agustus 1972. Pada menit-menit awal banyak ditampilkan footage kota tersebut,
mulai dari kolam renang, pantai, pekerja bangunan, hingga lapangan tenis. Sonny
(Al Pacino), Sal (John Cazale), dan Stevie (Gary Springer) telah bersiap-siap
merampok bank dengan mengawasi situasi dari luar. Begitu keadaan dirasa cukup
aman, mereka pun masuk. Nampak sangat jelas sekali bagaimana gugupnya Sonny
ketika menodongkan senapan laras panjang kepada para pegawai bank, berbeda dengan
Sal yang begitu cekatan. Maka lain lagi dengan Stevie yang merasa takut dan tidak
yakin untuk melanjutkan perampokan bank tersebut. Sal pun meminta Sonny untuk
membiarkan Stevie pergi, karena mereka berdua sudah merasa cukup untuk
mensukseskan perampokan ini.
Ok,
tidak ada perlawanan dari pegawai bank, semua uang pun sudah dimasukkan. Untuk
menghilangkan jejek, Sonny pun membakar buku register di dalam lemari bank
tersebut. Apes bagi Sonny dan Sal. Asap hasil pembakaran buku register tersebut
justru memancing kecurigaan di luar. Panggilan di telepon pun masuk, yang tak
lain adalah Sersan Detektif Moretti (Charles Durning) yang telah mengawasi
pergerakan Sonny dan Sal dari luar. 4 jam kemudian, di luar bank penuh dengan
barikade polisi, wartawan, dan warga yang bergerombol untuk menyaksikan
perampokan bank tersebut. Lucunya, selama berjam-jam Sonny dan Sal menahan para
sandera, muncul kedekatan antara mereka dengan para sandera. Tak jarang, mereka
bersenda gurau di dalam bank, padahal polisi tengah berjaga-jaga untuk bisa
mengeluarkan mereka. Tak hanya itu, sesekali Sonny keluar untuk membicarakan
pertukaran dengan polisi serta meneriakkan insiden yang mencoreng nama baik
polisi di Attica. Hal itu semakin membuat warga bersorak dan menaruh simpati
kepada Sonny.
Ini
adalah Dark Comedy. Beberapa hal ‘lucu’ dibalik perampokan yang nyata terjadi
ini memang tidak patut untuk ditertawakan. Apapun alasannya, perampokan adalah
hal yang serius. Memang, Sonny dan Sal masih amatiran. Tapi, perbuatan mereka
tetap tergolong tindak kriminalitas tinggi. Sudah tentu polisi benar-benar
serius menanggapi perbuatan mereka. Fakta menarik dari peristiwa perampokan ini
adalah polisi butuh waktu hingga sekitar 12 jam lamanya untuk bisa menggiring
Sonny dan Sal keluar. Nyatanya, Sonny dan Sal adalah seorang amatiran, nampak
sekali dari bagaimana cara kerja mereka merampok dan memegang senjata. ‘Lucu’
dan ironis, bagaimana melihat barikade polisi sebanyak itu tidak sanggup
melumpukan 2 orang amatiran dengan cepat.
Fakta
menarik lainnya adalah para sandera justru merasa agak tenang selama dalam
penyekapan. Seperti yang saya tulis sebelumnya, muncul kedekatan berupa gurauan
antara sandera dengan Sonny dan Sal. Bahkan salah satu dari sandera meminjam
senapan laras panjang milik Sonny untuk digunakan main-main. Yang tidak kalah
lucunya lagi, Sal yang ‘dingin’ malah memberikan nasihat kepada salah satu
sandera yang merokok bahwa merokok dapat menyebabkan kanker. Sonny dan Sal sudah
seperti selebriti. Seketika, wajah mereka dikenal luas melalui siaran televisi.
Maka banyak warga yang menonton memberikan sorakan dan dukungan kepada Sonny
yang telah berani menyuarakan insiden memalukan yang didalangi oknum polisi. Dan
lagi-lagi, salah satu sandera malah melambaikan tangan pada warga di luar
sembari melemparkan senyuman. Ada unsur komedi yang satir membuat Dog Day
Afternoon layak jadi tontonan pilihan.
ATAU
9 / 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
AYO KITA DISKUSIKAN !