Alex Proyas yang dikenal dengan film-film sci-fi psikologi
ini berhasil membuat saya jatuh cinta dengan karyanya yang berjudul Dark City
ini. Tahun 2009 lalu
ia merilis film sci-fi psikologi juga dengan judul Knowing, tapi tidak berhasil
memikat hati saya. Saya tidak menganggap Knowing adalah film buruk, tetapi
lebih tepatnya adalah film yang kurang baik secara eksekusi. Meski begitu, di
menit-menit awal Knowing disusun oleh Proyas dengan baik, menegangkan, dan
penuh misteri. Seketika semua perasaan tersebut hilang dan hanya tersisa
kernyitan di dahi melihat bagaimana eksekusinya. Mari berhenti sejenak membahas
Knowing dan kita mulai dengan film yang segelap judulnya ini.
Diawali
dengan adegan dimana John Murdoch (Rufus Sewell) terbangun dari tidurnya di bak
mandi, bingung serta ia lupa siapa dirinya dan apa yang telah ia lakukan.
Berbekal dengan identitas dalam tasnya, ia mencoba mencari tahu jati dirinya. Di
waktu yang bersamaan, John dituduh telah membunuh banyak wanita atas
investigasi dari inspektur Frank Bumstead (William Hurt). Frank kemudian
mengembangkan kasus tersebut hingga mendapati seorang wanita, Emma (Jennifer
Connelly) yang tak lain adalah isteri dari John. Tapi setelah John dan Emma
bertemu kembali, ia lupa akan masa lalu dan siapa jati dirinya sesungguhnya.
Hilangnya memori John bukan tanpa sebab, melainkan dicuri oleh para alien untuk
dipelajari dengan bantuan Dr. Schreber (Kiefer Sutherland).
Beberapa kali
John sempat berhadapan dengan para alien bermuka pucat, bertopi, dan berstelan
panjang tersebut. Tapi dengan mudahnya John berhasil mengalahkan mereka dengan kemampuan
sama dengan yang dimiliki para alien tersebut, Tuning. Tuning adalah kemampuan
untuk merekayasa ulang sesuatu, menciptakan atau menghancurkannya sesuka hati
hanya dengan kekuatan pikiran. Apa yang dilakukan oleh para alien dengan
kemampuan Tuning tersebut adalah untuk merekayasa ulang bangunan di kota
tersebut tiap jam 12 malam. Para alien juga memiliki kekuasaan untuk merubah
status kehidupan manusia dari miskin ke kaya atau sebaliknya. Rekayasa ulang juga
berakibat membuat warga yang tinggal di kota tersebut lupa dengan apa yang
mereka lalui/lakukan sebelumnya. Dengan kemampuan John yang super tersebut, ia
menjadi ancaman bagi para alien.
Setting kota
yang gelap dan bangunan ala Tim Burton di Batman (1989 & 1992) sukses
menjadikan kota ini disebut Kota Kegelapan. Unsur psikologi sangat kental
tertanam dalam film ini. Karakter para alien digambarkan memiliki bentuk
seperti manusia, karena sebenarnya mereka menggunakan tubuh manusia sebagai
wadah mereka (possess). Bukan tanpa alasan mengapa Proyas mendeskripsikan para
alien di sini dengan bentuk manusia. Mereka (alien) mencoba untuk menjadi
manusia dan mempelajari hakikat manusia. Oleh karena itu, para alien menculik
setiap manusia untuk mengambil memori
dari otak dengan menggunakan injeksi/suntikan. Dengan menanamkan memori yang
diinjeksi ke pikiran mereka, maka mereka seutuhnya menguasai kemampuan atau
kenangan dari manusia hasil injeksi tersebut. Sedangkan Kota Kegelapan yang
dibuat ulang oleh para alien adalah tempat untuk mewadahi sekaligus mempelajari
secara detail tentang manusia.
Beberapa hal
Knowing memiliki kemiripan dengan Dark City. Alien? Tentu saja. Lihatlah
bagaimana para alien di Knowing “menularkan” kemampuannya serta mengajak para
manusia untuk berkomunikasi. Keberadaan alien yang selalu mengawasi kehidupan
manusia di Knowing sangat mirip sekali dengan yang ada Dark City. Ending, Dark
City dan Knowing sama-sama memiliki ending dengan skala besar dan bombastis.
Tapi sayangnya Knowing terlihat seperti memaksakan diri untuk segera berakhir,
sehingga timbul pertanyaan dalam diri saya “Terus...?” Coba bandingkan dengan
Dark City yang dieksekusi dengan indah, sehingga saya dapat berfikir ke
depannya apa yang selanjutnya akan dilanjutkan oleh John beserta orang yang
dicintainya.
ATAU
9,5 / 10
Film propaganda flat earth
BalasHapus