Sabtu, 02 Mei 2015

IDA [2013]


Film-film Eropa dapat memberi sedikit obat akan kejenuhan terhadap film-film Hollywood. Dan itu terbukti. Kali ini, saya akan perkenalkan kepada Anda film berjudul Ida dari Polandia yang tahun ini memenangkan kategori Film Berbahasa Asing Terbaik di ajang Academy Award. Film arahan sutradara Pawel Pawlikowski ini memiliki keunikan antara lain sinematografi hitam-putih dan layar rasio 4:3, meski hal tersebut sudah bukan hal baru lagi. Meski begitu, Ida tetaplah film yang sangat bagus, berjalan lambat tapi tidak membosankan, serta dapat memberi efek yang sangat menenangkan.
Bersettingkan Polandia tahun 1962. Seorang Biarawati muda, Anna (Agata Trzebuchowska) diminta oleh Biarawati senior untuk menemui bibi kandungnya yang telah bertahun-tahun tidak bertemu semenjak Anna dibesarkan dalam biara tersebut. Sang Biarawati senior berharap penuh kepada Anna, bahkan meminta Anna untuk dapat meluangkan waktunya untuk tinggal bersama bibinya sebelum acara pengambilan Kaul (ikrar anggota relijius). Kemudian berangkatlah Anna menuju tempat tinggalnya dengan perasaan bertanya-tanya. Sang bibi, Wanda Gruz (Agata Kulesza) adalah seorang hakim yang alkoholik, heavy smoker, dan penganut Yahudi. Dari situlah, Anna mengetahui latar belakangnya beserta keluarganya yang menganut Yahudi, dan Anna mengetahui pula bahwa nama aslinya adalah Ida Lebenstein. 

Anna/Ida dan Wanda pun semakin dekat. Bahkan, Wanda tak segan menunjukkan foto-foto kedua orang tua Anna serta menceritakan sekilas mengenai asal usul mereka. Kedatangan Anna/Ida ke rumah bibinya juga didorong keinginan untuk berziarah ke makam kedua orangtuanya, meskipun sang bibi mengatakan bahwa keberadaan makam tersebut masih belum diketahui. Karena melihat keteguhan hati sang keponakan, sang bibi pun dengan sukarela mengantarkannya sambil mencari dimana tempat makam sang ayah dan ibu. Dalam perjalanan itu pulalah, Anna/Ida bertemu dengan Lis (Dawid Ogrodnik) seorang pemuda pemain alto dalam sebuah band. Berhasilkan Anna/Ida mengetahui dimana makam kedua orangtuanya ?

Hal pertama yang saya dapatkan setelah menonton Ida adalah bahwa ini sebuah film yang sangat indah, lembut, dan menenangkan. Karakter Wanda yang saya sebutkan di atas, sangat kontras sekali dengan Anna/Ida yang seorang Biarawati relijius. Tapi, tampak sekali chemistri mereka berdua. Bagaimana Wanda sang bibi berusaha sangat keras mencari jejak makam saudara sekaligus orang tua Anna/Ida, sangat tidak terpikirkan sejak awal dengan melihat karakter sang bibi yang bisa dikatakan ‘Wild’. Lihat pula betapa lucunya adegan ketika sang bibi berebutan injil dengan Anna/Ida hanya sekedar untuk bercerita mengenai Maria Magdalena. Ida juga mengangkat masalah gesekan antara penganut Yahudi dengan Katolik, meski dalam film ini ditampilkan dengan porsi yang seimbang, tidak terlalu dibesar-besarkan. Dan juga tanpa perlu disebutkan, kedua orang tua Anna/Ida jelas adalah korban dari genosida oleh Nazi, dengan melihat latar belakangnya yang Yahudi dan keberadaan makam yang entah berantah dimana. 

Fokus utama dari Ida bukanlah bagaimana dan dimana menemukan makam orang tua Anna/Ida tersebut. Tetapi ini semua tentang pencarian jati diri. Bagaimana Anna/Ida mencari jati dirinya, siapakah dan bagaimanakah aku (Anna/Ida) sebenarnya ? Peran Dawid Ogrodnik sebagai Lis di sini bisa dibilang cukup besar. Karena, Lis bisa dikatakan menjadi indikator bagi Anna/Ida untuk mencari tahu jati dirinya yang sesungguhnya. Getaran cinta yang dirasakan oleh Biarawati muda Anna/Ida terhadap lawan jenisnya memang tidak bisa dipungkiri. Akankah menahan hasrat cinta yang tak terbendung tersebut karena atribut pemuka agama ataukah menurutinya, toh hal tersebut sangat manusiawi. Hingga akhir film, Ida benar-benar sajian yang indah dan menenangkan. Mampu membuat saya berfikir mengenai menjadi siapakah kita hidup di dunia ini. Wonderful! 

ATAU
9 / 10

1 komentar:

  1. Menurutku...film ini sangat bagus karena tokoh Ida mampu mencari jati dirinya yang sesungguhnya dengan mengenal tokoh Lis dalam film tersebut dan juga Wanda Gruz sebagai bibinya.

    BalasHapus

AYO KITA DISKUSIKAN !