Rabu, 06 Mei 2015

AMÉLIE [2001]

**FILM SUPER**

Kebahagiaan muncul dari hal-hal yang kecil sekalipun. Itulah sedikit yang mungkin bisa saya deskripsikan bagi film Perancis garapan Jean-Pierre Jeunet yang sangat luar biasa bagusnya ini. Lucu, unik, absurd, dan tingkah laku Amélie yang membuat gemas dan memorable, membuat film ini layak ditonton berkali-kali tanpa ada rasa bosan.

Amélie (Audrey Tautou) seorang gadis 6 tahun terpaksa harus home-schooling bersama ibunya, gara-gara ayahnya salah mendiagnosis bahwa ia memiliki kelainan jantung dan tak layak sekolah. Hal tersebut membuatnya kekurangan teman bermain, sehingga ia tidak bisa membedakan antara kenyataan dan imajinasi. Ayahnya, Raphael (Rufus) adalah seorang mantan dokter tentara. Ia memiliki kebiasaan unik suka kencing di dekat orang lain dan sangat benci ketika orang lain memandang sandalnya dengan sinis. Ibunya, Amandine (Lorella Cravotta) seorang kepala sekolah yang sangat menyukai mengepel lantai dengan sandal dan sangat benci dengan tangan yang berkerut ketika mandi. Namun pada suatu ketika, Amandine meninggalkan Amélie selama-lamanya dalam sebuah insiden “konyol”. Setelah kematian ibunya, Amélie tinggal seorang diri bersama ayahnya. 

5 tahun kemudian, dia bekerja sebagai pelayan di kafe Two Windmails di Montmartre. Sang pemilik kafe, Suzanne (Claire Maurier) adalah seorang yang pincang tapi tidak pernah menumpahkan minuman. Di dalam kafe itu juga, ada Georgette (Isabelle Nanty) si penjual rokok yang memiliki masalah dengan kesehatan, satu hari migrain, satu hari pegal-pegal. Di kafe itu, Amélie tidak sendiri menjadi pelayan, melainkan ada temannya yang lain, Gina (Clotilde Mollet) dan pria yang cintanya ditolak, Joseph (Dominiquie Pinon). Suatu ketika, Amélie menemukan sebuah kotak kecil berisi mainan lama di kamar apartemennya. Dengan menganggapnya harta karun, Amélie merasa memiliki kewajiban untuk mengembalikan kepada pemiliknya. Dengan harapan pula, ke depannya ia menjadi pribadi yang selalu berbuat baik. Kemudian Amélie mencari informasi lebih lanjut tentang pria yang tinggal di kamarnya 50 tahun lalu. Siapakah sebenarnya pemilik kotak mainan tersebut dan berhasilkah Amélie menemukan sekaligus mengembalikannya ?
Selain deskripsi singkat saya di atas, Amélie juga berisi petuah untuk selalu berbuat baik kepada siapapun. Ya, kelihatannya sangat sederhana sekali apa yang disampaikan dalam film ini. Tapi, tunggu dulu, Amélie dibangun tidak sesederhana itu. Diawali dengan proses kelahiran Amélie yang berlanjut diceritakannya latar belakang semua karakter di sini dengan detail, lucu, dan absurd oleh narator, membuat saya merasa ini memang bukan film biasa pada pertama kali menonton. Komedi dan segala hal absurd yang ditawarkan sangat lucu, tapi tidak bodoh. Dialog-dialognya juga cerdas meski tidak mencoba untuk sok pintar. Selain itu, didukung pula dengan sinematografi yang indah membuat nilai plus pada Amélie. Jika saya diminta mendiskripsikan Amélie dengan satu kata saja, maka kata itu adalah “manis”. 

Lihatlah bagaimana segala hal yang membuat senang semua karakternya dibahas secara rinci di sini, mulai dari membersihkan tas, membersihkan kotak perkakas, hingga suara kerekan tulang jari. Semua hal menyenangkan tersebut adalah hal yang sederhana bahkan bisa dibilang remeh, tapi dapat membuat mereka bahagia.  Maka tidak salah bila apa yang saya tangkap di sini bahwa Kebahagiaan muncul dari hal-hal yang kecil sekalipun. Segala tingkah kekonyolan Amélie yang menggemaskan tentu membuat tertawa. Tapi karakter Amélie tidak mencoba untuk ‘membodohi diri sendiri’ agar ditertawakan penonton. Dibalik itu ada hal luar biasa yang terselip di dalamnya, bahwa Amélie akan lakukan apapun untuk bisa membantu orang lain dengan caranya sendiri. Mungkin kita melihat itu adalah hal konyol, tentu saja, karena memang diformat komedi sesuai genrenya. Coba perhatikan bagaimana seorang Amélie menghadapi hidup tanpa sebuah kesedihan, yang ada hanya bahagia dan senyuman. Jangan lupa pula lihat bagaimana pertemuan Amélie dengan Nino Quincampoix (Mathieu Kassovitz) melalui perantara album foto yang dijatuhkannya.

ATAU
9,5 / 10

4 komentar:

  1. Halo Iza, ini Luthfi dari Review Luthfi. Wah, udah banyak banget reviewnya, hehe. Btw, linknya udah dipasang yaa, jangan lupa pasang link blog gue juga, hehehe. Salam kenal.

    BalasHapus
  2. Film favorit aku nih!! Nggak bosan-bosan udah 3x nonton ulang dan masih pengen nonton ulang lagi :D

    BalasHapus
  3. Buat colector film, film ini wajib punya original nya..

    My rating 9,7 / 10

    BalasHapus

AYO KITA DISKUSIKAN !