Senin, 18 Mei 2015

WHIPLASH [2014]

Perlu lebih dari sekedar usaha biasa untuk bisa memacu seluruh ambisi. Jika semua usaha hanya berjalan tenang-tenang saja, tidak lebih hanya akan melemahkan ambisi tadi. Ya, pada dasarnya semua orang memiliki ambisi dan tidak ada yang kecil dalam hal ambisi. Yang ada hanyalah bagaimana usaha dalam melancarkan ambisi tadi, setengah-setengah atau maksimal. Maka untuk meningkatkan usaha agar lebih maksimal, diperlukanlah yang namanya ‘cambuk’.

Andrew Neimann (Miles Teller), seorang pemain drum yang sangat ambisius ingin menjadi seperti idolanya, Buddy Rich, pemain drum terhebat. Sore itu, ia melatih kemampuannya dalam menggebuk drum di sekolah tempatnya belajar musik, Shaffer, New York. Permainannya tadi cukup menarik hati seorang konduktor yang tengah lewat di sekitar tempat Andrew bermain drum. Dia adalah Terence Fletcher (J.K. Simmons) yang dikenal sangat tegas dalam membimbing siswa-siswanya berlatih musik. Dengan meminta Andrew memainkan double-time swing, ia mencoba mencermati permainannya. Di tengah asyiknya Andrew menggebuk, tiba-tiba Fletcher pergi begitu saja. Andrew hanya diam tertegun, dia merasa tidak ada lagi harapan dan pengakuan dari seseorang yang sangat mumpuni. 

Andrew sendiri sebenarnya hanyalah pemain cadangan di bandnya. Ia juga tidak pernah dipandang hebat oleh teman-teman lainnya. Bahkan, ketika Ryan (Austin Stowell) yang sebagai pemain drum inti bermain, Andrew hanya bertugas untuk membolak-balik halaman buku nada. Sesekali, selepas latihan Andrew mengintip ruangan di mana Fletcher melatih anak-anak didiknya. Keinginannya sungguh sangat besar untuk mendapat pelatihan dari seseorang yang sekaliber Fletcher. Sebenarnya tidak hanya Andrew sendiri, tapi juga teman-teman lainnya merasa bangga jika mendapat arahan langsung dari Fletcher. Siapa yang sangka, esok harinya, orang yang benar-benar dinanti itu memasuki ruangan tempat Andrew berlatih. Melalui perekrutan yang bisa dibilang singkat, Andrew adalah satu-satunya yang dipilih sendiri oleh Fletcher untuk berlatih langsung di bawah kendalinya.

Perasaan senang tersebut benar-benar menggebu-gebu. Bahkan, saking senangnya, ia sampai-sampai mengatakan perasaan sukanya pada Nicole (Melissa Benoist), si gadis penjaga bioskop yang sudah lama ia lirik. Tapi, Andrew sendiri tidak tahu betapa sulitnya rintangan yang sebentar lagi akan ia hadapi. Latihan di hari pertama bisa disebut sebagai hari yang berat bagi Andrew. Fletcher mulai menunjukkan disiplinnya yang keras ketika melatih. Makian demi makian untuk anak didiknya adalah hal yang biasa. Satu anggota dia keluarkan begitu mudahnya, karena ketidakpercayaan diri dalam bermain, bukan karena kesalahan. Begitu tiba saat Andrew harus unjuk gigi, Fletcher melihatnya begitu banyak melakukan sebuah kesalahan. Andrew terpaksa mengulang-ulang terus dan tidak ada henti-hentinya Fletcher meneriaki dan memakinya. Bahkan, Fletcher sempat melempar sesuatu ke kepala Andrew. Sontak, Andrew ketakutan dan siswa lainnya hanya bisa diam saja. Tidak ingin menyerah, Andrew berlatih menggebuk lebih keras dan lebih keras lagi. Tangan berdarah sudah bukan masalah lagi. Berhasilkah Andrew meyakinkan Fletcher dengan permainan drumnya dan menjadi pemain drum profesional ?

Andrew bukan berasal dari keluarga seorang musisi, tapi keinginan besarnya yang didorong dengan tokoh-tokoh idolanya, menjadikan dia berambisi sebagai pemain drum profesional. Latihan kerasnya juga merupakan tujuannya untuk mendapatkan pengakuan dari siapa saja, terutama dari sang mentor yang super keras, Fletcher. Pada salah satu adegan di mana Andrew bersama keluarganya yang lain sedang makan malam, terlihat mereka sedang membicarakan sesuatu yang bersifat bakat, bakat, dan bakat. Kata “bakat” itu sendirilah yang menjadi salah satu fokus dari Whiplash ini. Andrew sendiri sejak kecil memang menyukai bermain drum dan bakatnya memang sudah terlihat. Kemudian, bakat tersebut ia latih terus menerus meski tanpa arahan dari siapapun. Bukan dari keluarga musisi dan tanpa memiliki teman, memang harus membuat Andrew berjuang sendiri dalam berlatih. Maka, hanya figur-figur idolanya di dinding dan rekamannya yang menjadi pendorong. 

Satu yang pasti bahwa dalam mewujudkan ambisi memang harus dengan usaha keras. Tapi, yang tidak kalah pentingnya lagi adalah diperlukan sesuatu untuk mendorongnya agar lebih dari sekedar usaha. Whiplash memiliki arti “cambuk”, maka dengan kehadiran Fletcher beserta disiplinnya yang keras merupakan ‘cambuk’ yang akan selalu membuat Andrew menjadi musisi yang lebih kuat lagi. Rupanya, cara pelatihan Fletcher yang dinilai terlalu ‘menekan’ tersebut memang tidak banyak dinilai sebagai sesuatu yang positif. Banyak yang takut hingga tertekan dan depresi ketika harus menghadapi Fletcher. Pun begitu dengan Andrew, ada momen-momen di mana ia sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan Fletcher. Ia lalu kehilangan selera dengan bermain drum dan mulai merasakan bahwa bakat sebagai pemain drum ternyata tidak ia miliki. Ia buang semua poster pemain drum idolanya. Bahkan, ia sama sekali tidak ‘tergoda’ dengan pemain drum jalanan yang ia lihat pada suatu malam. Itu semua bukti bahwa Andrew sudah merasa berhenti dengan semua yang berhubungan dengan ‘drum’.

Saya percaya bahwa sebenarnya Fletcher sudah tahu kalau Andrew memang berbakat. Hal tersebut mulai saya sadari ketika di bagian akhir pada pembicaraan Andrew dengan Fletcher. Fletcher mengatakan bahwa keberadaan Ryan menggantikan Andrew hanyalah sebagai penyemangat. Bahkan, ia mengundang Andrew sendiri dalam festival jazz sebagai penggebuk drum. Semua tidak lain adalah bentuk kepercayaan Fletcher pada Andrew. Memang, pada akhirnya Fletcher ‘mempermainkan’ Andrew dan sempat memakinya bahwa ia tidak memiliki bakat. Tapi semua kembali kepada Andrew, apakah ia merasa ‘tercambuk’ dan semakin kuat atau ia hanya melihat setiap perlakuan Fletcher tidak lebih sebagai penghinaan belaka. Maka kita pun semakin tahu bahwa seorang Terence Fletcher memang si jenius dalam musik yang tidak salah dalam menilai bakat seseorang.

Damien Chazelle, sang sutradara teringat akan pengalamannya saat belajar musik dahulu dengan dibimbing oleh mentor yang sangat keras. Pengalamannya tersebut kemudian ia tuangkan pada Whiplash ini. Semua adegan dalam Whiplash disajikan dengan begitu spektakularnya. Mulai dari soundnya, permainan drum Miles Teller, dan yang paling saya sukai sendiri adalah akting dari J.K. Simmons yang benar-benar luar biasa dalam memerankan seorang konduktor yang tegas, disiplin, dan tak jarang melontarkan makian kepada siswa didiknya. Saking luar biasanya, saya sendiri sempat takut dengan akting J. K. Simmons tersebut, bahkan saya coba membayangkan bagaimana jika saya menjadi seorang Andrew Neimann dan harus berhadapan dengan orang seperti Terence Fletcher. Saya sangat suka bagian eksekusinya yang begitu ‘menggebrak’ dan kedua tangan saya reflek memberikan applause penghargaan.
ATAU
9 / 10

3 komentar:

AYO KITA DISKUSIKAN !